E-commerce Harus Berevolusi Masuki Era Industri 4.0

IpSos Marketing Summit 2019 bertajuk E-Commerce 4.0 Whats Next. (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Era Industri 4.0 sudah di depan mata. Industri e-commerce di Indonesia harus mempersiapkan diri berevolusi dan berintegrasi dengan bisnis offline dan terus mengembangkan diri dengan inovasi dan mempertahankan integritas.

Demikian hasil kesimpulan dari acara IpSos Marketing Summit bertajuk E-Commerce 4.0 Whats Next yang berlangsung, Selasa (19/2/2019) di Ritz Carlton, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pelaku industri marketing dan e-commerce di Indonesia dengan pembicara Yustinus Prastowo, Pengamat Ekonomi, Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos Indonesia, Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Kusumo Martanto, CEO Blibli.com.

Mereka membahas bagaimana industri E-commerce berevolusi di Indonesia. Yustinus menjelaskan evolusi dimulai dari era E-commerce 1.0 saat Internet memungkinkan terjadinya komunikasi atau pertukaran informasi antara pihak penjual dan konsumen. Dilanjutkan dengan E-commerce 2.0, yaitu saat di mana e-commerce mulai diperhitungkan sebagai salahsatu saluran untuk membantu upaya-upaya penjualan barang atau jasa. Kemudian, evolusi berkembang dimana e-commerce semakin dimungkinkan perkembangannya berkat adanya kemajuan di bidang sistem pembayaran dan pengaturan logistik yang semakin mumpuni.

“Kita sudah ketahui bagaimana E-commerce telah menjadi salahsatu penyumbang besar dalam kinerja ekonomi di Indonesia serta mampu mengundang investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal dalam industri ini dalam 3-4 tahun terakhir. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana para pelaku dan penggiat industri E-commerce di Indonesia menyiapkan diri secara optimal, untuk semakin menancapkan eksistensinya serta terus meningkatkan kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, terutama dalam memasuki Era Industri 4.0,” ungkap Yustinus Prastowo, Pengamat Ekonomi.

Menurut dia, e-commerce di Indonesia juga telah banyak melakukan berbagai inisiatif yang semakin mengukuhkan keberadaan dan dukungan mereka dalam mendorong bisnis para pelaku bisnis dari skala mikro, kecil dan menengah (UKM) di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital.

Tidak saja dalam urusan pemasaran, tetapi juga dalam memperluas jangkauan logistik dan distribusi. Sesuatu yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, bagaimana sebuah usaha kecil di bagian barat Indonesia, bisa meraih pasar dari konsumen di wilayah Timur Indonesia, dan sebaliknya. Dan yang paling membanggakan adalah, kemampuan pelaku E-commerce untuk memberikan kesempatan dan pengalaman dalam berbisnis, bagi mereka yang tidak pernah berkecimpung dalam dunia bisnis, melalui dukungan teknologi dalam memasarkan produk dan karya mereka.

Sementara menurut Soeprapto, ada empat pilar utama yang perlu mendapat perhatian, dalam mengantisipasi era e-Commerce 4.0 di Indonesia.
“Empat pilar tersebut adalah masalah Infrastruktur untuk memudahkan para pelaku industri e-commerce dapat menghadirkan inovasi terbaru mereka, kesiapan konsumen dan mitra bisnis dalam mengadopsi teknologi dan inovasi terbaru, diversifikasi kategori untuk semakin menjawab kebutuhan konsumen. Lalu bagaimana industri kreatif di Indonesia juga dapat memberikan kontribusinya dalam meningkatkan kreativitas para pelaku bisnis dalam memanfaatkan platform-platform yang telah tersedia. Dan tentu saja, kemampuan para pelaku industri e-commerce dalam menghadirkan produk dan layanan yang inovatif berbasis riset yang komprehensif,” paparnya.

Sementara Kusumo Martanto, CEO Blibli.com, mengatakan, ekosistem di industri e-commerce Indonesia sudah semakin lengkap. Mulai dari produk-produk berkualitas, kemudahan dan kenyamanan dalam berbelanja online termasuk diantaranya 24jam layanan customer care,15 hari pengembalian barang hingga gratis ongkos kirim dan kecepatan pengiriman”.

“Elemen lain yang tidak kalah penting dan terus kami tingkatkan adalah sistem pembayaran yang semakin lengkap serta aman, dimana hal ini masih menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industry e-commerce,” ujar Kusumo.

Dia menyetujui bahwa integrasi antara online dan offline akan menjadi jawabab. “Untuk mengantisipasi era e-commerce 4.0, Blibli.com telah menghadirkan beberapa inovasi layanan O2O, yaitu layanan belanja terintegrasi antara offline dan online sehingga customer semakin nyaman dalam bertransaksi melalui e-commerce. Tidak lama lagi, konsumen tidak saja dapat melihat atau mencari barang secara online melalui layar monitor, namun mereka bisa memperoleh pengalaman see-touch-feel dari barang yang akan dibeli. Hanya dengan sekali klik, transaksi bisa dilakukan dan barang langsung dikirim ke alamat yang dituju,” pungkas CEO Blibli ini.

STEVY WIDIA

Exit mobile version