youngster.id - Untuk memetakan masa depan lanskap dan daya saing digital Indonesia, perusahaan venture capital East Ventures bersama dengan Katadata Insight Center, merilis edisi keenam East Ventures — Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025.
Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures menjelaskan, tujuan East Ventures tetap sama sejak laporan ini pertama diinisiasi lima tahun lalu, yaitu menyajikan wawasan dan analisis mendalam mengenai dampak perkembangan ekonomi digital di seluruh nusantara, serta mendorong pemerataan peluang ekonomi digital yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Laporan tahun ini menunjukkan peningkatan yang konsisten dan menegaskan pertumbuhan berkelanjutan dari ekonomi digital Indonesia. Hal yang menggembirakan adalah sejumlah provinsi dari wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) kini menunjukkan tren peningkatan yang menjanjikan,” kata Wilson, Selasa (27/5/2025).
EV-DCI 2025 menyajikan data daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia. Laporan dari tahun 2020 hingga 2025 menunjukkan peningkatan daya saing digital antarprovinsi yang konsisten, sebagaimana tercermin dari skor EV-DCI 2025 sebesar 38,8. Skor ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu 38,1 (2024), 37,8 (2023), dan 35,2 (2022).
Peningkatan paling signifikan yang terlihat dalam pelaporan tahun ini adalah meningkatnya persentase pekerja yang menggunakan internet dan perluasan jangkauan 3G dan 4G di desa-desa. Kesenjangan digital antardaerah juga terus menyempit, mencerminkan kemajuan yang stabil menuju pemerataan digital regional yang semakin baik.
Sepuluh provinsi teratas dengan skor indeks tertinggi masih didominasi oleh provinsi di Jawa, dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat secara konsisten menempati peringkat pertama dan kedua selama lima tahun terakhir. Di antara 10 provinsi teratas, Banten mengalami peningkatan kinerja yang paling signifikan. Secara berurutan, 10 provinsi teratas adalah: (1) DKI Jakarta, (2) Jawa Barat, (3) Banten, (4) Jawa Timur, (5) DI Yogyakarta, (6) Bali, (7) Kepulauan Riau, (8) Kalimantan Timur, (9) Jawa Tengah, dan (10) Sumatera Utara.
Selain itu, laporan ini juga menyoroti perbaikan skor di 34 provinsi, termasuk Papua yang mencatat peningkatan paling signifikan dalam skor EV-DCI, naik 14 peringkat dari peringkat 34 ke 20. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan tersebut, yang mencapai 7,8% pada tahun 2024, melampaui angka pertumbuhan nasional sebesar 5,0%.
Selisih skor EV-DCI 2025 antara provinsi tertinggi (DKI Jakarta—78,4) dan terendah (Papua Pegunungan—21,6) adalah 56,9, lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni sebesar 60,4. Rata-rata peningkatan skor pada kelompok provinsi peringkat 11–38 lebih tinggi dibandingkan kelompok peringkat 1–10.
“Ini menunjukkan bahwa provinsi-provinsi yang sebelumnya tertinggal mulai mengejar capaian digital provinsi unggulan, memperkuat arah pembangunan ekonomi digital yang lebih inklusif dan merata secara nasional,” tutup Wilson.
STEVY WIDIA
Discussion about this post