youngster.id - Platform manajemen sekolah berbasis SaaS CARDS mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal yang nominalnya dirahasiakan. Putaran pendanaan itu dipimpin oleh investor fintech yang berbasis di AS, Katha VC. Selain itu, DS/X Venture dan akselerator edutech EduSpaze juga ikut berinvestasi.
Muhammad Arif Mahfudin, Co-founder dan CEO CARDS menyebutkan, pendanaan ini akan mendorong ekspansi dan pengembangan produk. Pihaknya akan membangun tim penjualan regional, memperkuat tim layanan purna jual untuk memastikan kelancaran penerapan produk di setiap sekolah, dan mengembangkan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) untuk memfasilitasi operasional staf sekolah.
“CARDS juga akan menjajaki kemitraan strategis dengan perusahaan, lembaga pemerintah, dan organisasi pendidikan untuk meningkatkan penetrasi pasar dan menciptakan dampak yang lebih luas,” ungkap Mahfudin, seperti dilansir e27.co, dikutip Senin (11/11/2024).
CARDS sebagai produk PT Cazh Teknologi Inovasi, didirikan pada tahun 2021 oleh Muhammad Arif Mahfudin (CEO) dan Hari Yuliawan (COO). CARDS dirancang untuk mendigitalkan berbagai fungsi operasional sekolah, mulai dari administrasi dan keuangan hingga pembayaran digital. Solusinya mencakup seluruh kegiatan operasional dan akademik serta melibatkan aktif guru, staf, siswa, dan orang tua, yang memanfaatkan layanan CARDS sehari-hari.
“Kami membangun ekosistem baru di sekolah, tidak hanya memberikan solusi parsial terhadap masalah. Kami menangani aspek yang paling krusial, yaitu sistem operasional, dan kemudian mengembangkan dan mentransformasi bidang-bidang lain seperti transaksi non-tunai di kantin sekolah, proses belajar mengajar yang lebih efektif, sistem kehadiran, serta pelaporan keuangan dan pembayaran biaya sekolah yang lebih modern,” kata Mahfudin.
Saat ini CARDS fokus pada transformasi digital institusi pendidikan di kota-kota tier 2 dan tier 3 di Indonesia. Kesenjangan dalam kepemilikan teknologi antara sekolah-sekolah di kota-kota tersebut dan sekolah-sekolah di kota-kota tingkat 1 menimbulkan hambatan yang signifikan terhadap pembangunan dan pengelolaan.
Diklaim Mahfudin, sejak diluncurkan pada tahun 2021, CARDS telah menarik lebih dari 500 sekolah di seluruh Indonesia, dari tingkat dasar hingga menengah, termasuk sekolah swasta, pesantren, dan sekolah negeri. “CARDS juga telah mencapai profitabilitas,” pungkasnya. (*AMBS)
Discussion about this post