youngster.id - Pemerintah terus mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam lima tahun kedepan. Untuk itu Presiden Joko Widodo mengundang tim Inovator 4.0 ke Istana Negara untuk memberi gagasan ini.
Sabda Putra Subekti, Co-founder dan CEO Zenius Education yang tergabung dalam tim Inovator 4.0 yang dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko menyampaikan gagasannya mengenai potensi percepatan pembangunan SDM melalui pendidikan daring berbasis teknologi atau edtech.
“Pak Jokowi sangat antusias menanggapi perkembangan industri edtech. Beliau menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, salah satunya melalui pendidikan berbasis teknologi, dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut. Dengan bantuan teknologi, peningkatan kualitas manusia dapat dipercepat sepuluh hingga dua puluh kali lipat dengan cara yang efisien,” ungkap Sabda dalam keterangannya, Jumat (23/8/2019) di Jakarta.
Menurut Sabda, pemerintah sangat terbuka dan memberikan dukungan yang sangat positif terhadap gerakan-gerakan inovatif dan industri kreatif untuk mengembangkan kualitas manusia Indonesia dengan bantuan teknologi. Sabda yakin, dengan adanya dukungan dan bantuan dari pemerintah, upaya industri edtech untuk memberikan dampak sosial yang positif di masa depan dapat berjalan lebih efektif.
Hal ini senada dengan yang disampaikannya ketika menjadi narasumber di Edtech Asia Summit yang diselenggarakan di Singapura pada awal Agustus lalu. Di acara tersebut, Sabda yang juga merupakan ketua Indonesia Education Technology Association (INETA) bersama dengan Amanda Witdarmono, Chief of Education Initiatives Zenius Education menyatakan bahwa platform digital memudahkan akses perolehan dan peningkatan kemampuan pelajar serta orang dewasa, serta dapat memperbanyak pelatihan kejuruan berbasis industri yang bisa disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik.
Di sisi lain, menurut Sabda, kualitas pendidikan yang idealnya dihasilkan bukan saja hanya berfokus pada kemampuan kognisi para peserta didik yang berfokus pada penalaran dan pemikiran saintifik, namun juga peningkatan dalam aspek lainnya seperti empati, afeksi, dan toleransi.
“Dengan demikian, Indonesia tetap menjalani mandat dari para bapak bangsa bahwa pendidikan itu tidak hanya mempertajam wawasan, tetapi juga memperhalus perasaan,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post