youngster.id - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengklaim ekonomi kreatif telah menyumbang Rp 852,2 triliun kepada produk domestik bruto (PDB). Jumlah ini setara dengan 7,38% total PDB Indonesia.
“Dari total kontribusi tersebut, sub sektor kuliner, kriya, dan fesyen memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif,” kata Triawan Munaf Kepala Bekraf Selasa (17/10/2017) di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Triawan mengungkapkan, subsektor kuliner berkontribusi sebesar 41,69%, fashion 18,15%, dan kriya 15,70%. Selain ketiga subsektor tersebut, ada empat subsektor lainnya yang berpotensi menjadi kekuatan ekonomi baru.
Menurut Triawan, sektor film, musik, arsitektur, dan permainan menunjukan pertumbuhan yang cukup baik dalam ekonomi kreatif. Sektor film yang mencatatkan pertumbuhan 10,28%, musik 7,26%, arsitektur 6,62%, dan permainan tumbuh sebesar 6,68%.
“Tapi ada beberapa hambatan dan kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif terkait dengan ekosistem bisnis dan investasi. Kita bisa bekerja sama menjalin co-production. Dari sini kita bisa mengembangkan film nasional, itu bisa membantu dan positif untuk perekonomian,” jelas dia.
Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi kreatif yang cukup signifikan membuat sumber perekonomian nasional kian beragaram. Dengan demikian, maka Indonesia tidak hanya bergantung pada ekonomi dari sumber daya alam mentah yang memiliki keterbatasan.
“Bekraf akan terus melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif. Terutama, dalam hal ketersediaan data dan informasi statistik yang menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan serta keputusan, baik bagi pemerintah maupun pelaku ekonomi kreatif,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post