youngster.id - Startup produsen kendaraan listrik (EV) yang bermarkas di Vietnam, VinFast, mengumumkan rencananya untuk berekspansi ke tujuh pasar lainnya di Asia, termasuk Indonesia. VinFast menargetkan untuk memulai pengiriman mulai tahun depan dan mendirikan pabrik di Indonesia pada tahun 2026.
VinFast akan menginvestasikan US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,36 triliun di pasar Indonesia dalam jangka panjang. Disebutkan, investasi tersebut termasuk sekitar US$150 hingga US$200 juta (sekitar Rp3,06 triliun) yang akan digunakan untuk membangun fasilitas Completely Knocked Down (CKD).
Ditargetkan, kapasitas produksi berkisar antara 30.000 hingga 50.000 mobil per tahun, dengan target produksi pada tahun 2026. Investasi tambahan di dalam negeri hingga mencapai target investasi awal akan tergantung pada kondisi pasar dan faktor-faktor lainnya.
“Kami berencana untuk memulai pengiriman mobil listrik kami di Indonesia pada tahun 2024 dengan model setir kanan VF e34 dan VF 5, yang akan diikuti oleh VF 6 dan VF 7. Kami juga telah mengidentifikasi Indonesia sebagai salah satu dari tujuh klaster pasar baru kami sebagai pasar potensial utama untuk pendirian fasilitas manufaktur untuk EV dan baterai kami karena biaya yang relatif rendah dan ketersediaan bahan baku dalam negeri,” tulis VinFast dalam keterbukaan informasinya ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, seperti dilansir TN Global, Rabu (13/9/2023).
Pabrik di Indonesia ini akan menjadi fasilitas ketiga VinFast, selain fasilitas utamanya di kota Haiphong, Vietnam utara, dan sebuah pabrik baru di North Carolina, yang dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025. VinFast sebelumnya mengatakan bahwa mereka juga berencana untuk membangun pabrik di Eropa.
Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki populasi 270 juta orang. Negara ini telah mencoba menarik para pembuat mobil listrik global termasuk Tesla dan BYD yang berbasis di Cina.
Banyak pihak melihat pasokan nikel yang melimpah di Indonesia, yang merupakan komponen utama dari baterai mobil listrik, sebagai faktor utama untuk menarik produsen mobil listrik dari luar negeri.
VinFast juga mengatakan dalam pengajuannya bahwa mereka berencana untuk hadir di India, Malaysia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, serta memperluas kehadirannya di Eropa, karena mereka telah mengidentifikasi antara 40 hingga 50 pasar potensial. VinFast akan mendirikan distributornya sendiri dan membuka ruang pamer di lokasi-lokasi tersebut.
Bulan lalu, perusahaan rintisan ini berhasil mencatatkan sahamnya di Nasdaq dengan nilai lebih dari US$85 miliar, lebih tinggi dari nilai saham Ford. VinFast memasuki pasar Amerika pada saat harga mobil listrik berada di bawah tekanan, dipimpin oleh pemimpin pasar Tesla dan berbagai perusahaan China.
Sejak didirikan pada tahun 2017, VinFast–yang dibentuk dan hampir seluruhnya dikendalikan oleh orang terkaya di Vietnam, Pham Nhat Vuong–telah mengumumkan berbagai rencana pertumbuhan kendaraan listrik yang ambisius di luar negeri. (*AMBS)
Discussion about this post