youngster.id - Pembayaran digital (digital payment) merupakan metode transaksi pembayaran melalui media digital. Berkat pembayaran digital, pengguna dapat bertransaksi tanpa perlu lagi mendatangi teller bank sambil membawa uang tunai. Cukup bermodalkan gadget dan internet, pengguna dapat melunasi tagihan dengan cepat, mudah, dan aman.
Kemudahan dan keamanan metode ini nyatanya menjadi faktor kunci sistem pembayaran digital semakin dilirik oleh masyarakat. Selain itu, berbagai inovasi yang hadir melalui fitur-fitur layanan digital juga mendorong rasa ingin tahu masyarakat untuk mengenal lebih dekat dengan metode pembayaran yang satu ini.
Ada beberapa jenis pembayaran digital yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Antara lain: uang elektronik berbasis kartu (card-based) misalnya BRIZZI, internet banking, mobile banking, e-Wallet seperti Gopay, OVO, Dana, dan LinkAja.
Tren sistem pembayaran digital Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Menurut Bank Indonesia, pada tahun 2024 transaksi digital di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dalam nilai dan volume transaksinya. Nilai transaksi perbankan digital tumbuh sebesar 16,15% dibanding tahun sebelumnya dan mencapai Rp15.881,53 triliun.
Hal ini didukung oleh ekosistem pembayaran digital Indonesia yang juga telah berkembang pesat. Salah satu tren paling menonjol dalam transaksi digital di Indonesia adalah penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi berbagai jenis transaksi pembayaran di Indonesia.
Pada tahun 2024 QRIS telah mencatat pertumbuhan luar biasa sepanjang 2024. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi QRIS per Oktober 2024 meningkat sebesar 183,9% YoY, dengan jumlah pengguna mencapai 54,1 juta dan lebih dari 34,7 juta merchant telah terdaftar. Pertumbuhan ini didukung oleh kemudahan penggunaan QRIS, promosi masif, dan integrasi dengan sistem pembayaran lintas negara melalui QRIS Antar Negara atau Cross Border, yang memungkinkan penggunaannya di negara-negara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan untuk melakukan pembayaran dengan kode QR.
Bagaimana tren utama pembayaran digital di tahun 2025? Perusahaan pembayaran digital Visa merilis empat tren utama dalam pembayaran digital di 2025.
“Mengawali tahun ini, Visa melihat beberapa tren yang membentuk pembayaran digital di ranah internasional maupun domestik seperti pertumbuhan penetrasi mobile internet yang mendorong pertumbuhan digital ekonomi mencapai GMV 360 miliar dolar AS di tahun 2030 hingga meningkatnya pelaku bisnis lokal yang semakin bersaing di pasar global,” jelas Vira Widiyasari, Country Manager Visa Indonesia, dikutip Rabu (5/3/2025).
Dijelaskan Vira ada empat tren utama pembayaran digital di tahun 2025. Pertama, penetrasi mobile dan pertumbuhan e-Commerce 2.5X. Proyeksi pengguna internet melalui penetrasi mobile tahun 2025 mencapai 70% dari total populasi Indonesia. Pertumbuhan ini mendorong tren pembayaran berbasis transaksi online, di mana sektor e-Commerce menjadi salah satu faktor tertinggi yang diharapkan memengaruhi pertumbuhan hingga 130% pada 2030; dan sektor non-travel mencapai pertumbuhan 35% dengan total GMV 360 miliar dolar AS pada tahun 2030, berdasarkan e-Conomy SEA 2024 report oleh Google, Temasek dan Bain & Company.
Melihat semakin tingginya minat masyarakat Indonesia berbelanja online, Visa menyadari pentingnya memberikan kenyamanan bagi konsumen dengan melengkapi fitur-fitur seperti Click to Pay dan Visa Subscription Management. Solusi seperti Click to Pay dapat mengintegrasikan pilihan pembayaran langsung ke dalam tombol checkout untuk kemudahan transaksi, teknologi otentikasi Passkey untuk meningkatkan keamanan melalui biometrik, hingga Visa Subscription Management dapat memudahkan pembayaran berkala atau berlangganan langsung dari bank, tanpa harus melakukan top-up berulang.
Kedua, wisatawan yang lebih memilih liburan di Asia Tenggara. Wisatawan dari Asia Tenggara lebih memilih untuk bepergian ke negara terdekat, termasuk Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan jumlah turis asing dari Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina, yang didukung Visa dengan inisiatif-inisiatif seperti penguatan solusi cross-border melalui kerja sama dengan pemerintah dan berbagai sektor pariwisata di Indonesia, menjalin kerja sama dengan bank yang mendukung contactless acceptance untuk kemudahan transaksi wisatawan, serta mempromosikan pariwisata Indonesia melalui berbagai kanal marketing Visa di negara-negara yang memiliki minat tinggi untuk berkunjung ke Indonesia.
Ketiga, kebutuhan pembayaran B2B dan lintas batas (cross-border) yang terintegrasi. Tren adopsi commercial payments oleh pelaku industri B2B didorong oleh kebutuhan tinggi akan otomatisasi proses pembayaran internal, hingga tantangan pengelolaan keuangan internal perusahaan. Solusi Visa Commercial Solutions menyediakan kartu kredit/debit korporat dengan B2B acceptance yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dilengkapi juga dengan Expense Management Platform yang dapat membantu perusahaan memonitor pengeluaran dan kebutuhan perusahaan secara terintegrasi sehingga memperkuat ekosistem keuangan perusahaan, memastikan efisiensi dan transparansi dalam setiap transaksi.
Selain itu, tren cross-border dalam bisnis disebabkan oleh semakin banyaknya kebutuhan transaksi lintas batas untuk keperluan ekspor, impor, bahkan minat perorangan akan pengiriman dan penerimaan dana dari dan ke luar negeri. Solusi Visa Direct memfasilitasi transfer dana cross-border secara cepat dan terjangkau, mendukung transaksi B2B (Visa-enabling bank, fintech) dan P2P. Solusi ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha UMKM yang melakukan ekspor ke luar negeri, hingga perorangan dari luar ke dalam negeri (dan sebaliknya), dengan rate yang terjangkau.
Keempat, Memperkuat Perlindungan terhadap Penipuan. Temuan Visa menyebutkan bahwa transaksi online memiliki risiko penipuan 7,5 kali lipat dibandingkan dengan transaksi offline. Solusi Visa Consumer Authentication Service (VCAS) yang menggunakan analisis pola kebiasaan dan perilaku konsumen dengan dukungan teknologi Gen AI memampukan risk scoring serta solusi autentikasi biometrik untuk mengurangi ketergantungan pada kata sandi dan PIN. Solusi-solusi inovatif ini menunjukkan upaya Visa untuk memastikan setiap transaksi terlindungi secara optimal tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna.
Visa juga menyediakan layanan menyeluruh yang lebih dari sekadar solusi pembayaran dan keamanan, yaitu berupa pendampingan, konsultasi dan pelatihan secara intensif kepada mitra melalui layanan Visa Managed Services (VMS) agar dapat memastikan bahwa solusi-solusi Visa tersebut dapat diterapkan dengan optimal.
“Melalui berbagai inovasi strategis ini, Visa terus mendukung Indonesia untuk memperkuat posisi di ekonomi global dengan menghadirkan solusi pembayaran digital yang mudah, aman, dan inklusif, serta mendorong transformasi cara masyarakat Indonesia dalam bertransaksi, berbelanja, dan berbisnis; kami yakin bahwa keseluruhan solusi yang kami miliki dapat bermanfaat terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai US$146 miliar pada 2025,” tutup Vira. (*AMBS)
Discussion about this post