youngster.id - Enam siswa terpilih akan mewakili Indonesia di babak final tingkat regional kompetisi wirausaha FedEx/Junior Achievement International Trade Challenge (FedEx/JA ITC), yang akan diadakan di Singapura pada Agustus 2025.
Garrick Thompson, Managing Director FedEx Indonesia mengatakan, Federal Express Corporation (FedEx) berkomitmen penuh untuk memberdayakan generasi wirausaha berikutnya untuk menjadi agen perubahan. Menurutnya, FedEx/JA ITC adalah contoh nyata dari komitmen ini, sebagai platform yang membekali pemuda Indonesia dengan keterampilan, kepercayaan diri, dan perspektif global untuk berhasil di dunia yang semakin kompleks.
“Melalui inisiatif seperti ini, kami tidak hanya berinvestasi dalam masa depan bisnis, tetapi juga memberdayakan komunitas dengan membina talenta yang akan membentuk dunia yang lebih terhubung dan tangguh. Melihat para siswa menghadapi tantangan dengan visi dan semangat yang begitu besar sungguh menginspirasi,” kata Garrick, dikutip Rabu (18/6/2025).
Program FedEx/JA ITC di Indonesia kini memasuki tahun kelima, dengan tujuan memicu pemikiran para wirausaha muda Indonesia dan mengembangkan wawasan bisnis global mereka. Berkolaborasi dengan Prestasi Junior Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang berkomitmen untuk menginspirasi dan mempersiapkan pemuda Indonesia agar berhasil dalam ekonomi global, program ini memberikan wawasan nyata tentang perdagangan internasional melalui lokakarya praktis dan tantangan berbasis tim.
Kompetisi tahun ini menantang para siswa untuk mengembangkan Rencana Strategi Market Entry (MESP) untuk solusi fashion berkelanjutan yang bertujuan meminimalkan limbah pengembalian produk di China. Ide-ide mereka menampilkan pemikiran kritis, kreativitas, dan pemahaman mendalam tentang solusi bisnis berkelanjutan yang relevan dengan lanskap global saat ini.
Enam siswa pemenang yang akan mewakili Indonesia di babak final regional 2025 adalah: Lintang Aristianto, Nirmala Ozwaza Prasetya (Tim Cihuy) dari SMAN 1 Kuta, nama produk: Zen Mat—adalah matras olahraga ramah lingkungan yang mendaur ulang limbah fashion menjadi teknologi kesehatan. Baik meditasi, pilates, hingga rutinitas latihan, Zen Mat dapat meningkatkan kebugaran penggunanya secara efektif. Dengan sensor terintegrasi dan aplikasi pendamping berbasis kecerdasan artifisial, Zen Mat melacak detak jantung, meningkatkan akurasi postur, dan membantu memantau rutinitas latihan serta kemajuan pengguna seiring waktu. Lebih dari sekadar matras, produk ini adalah pelatih pribadi, pemantau kesehatan, dan inovasi berkelanjutan dalam satu paket.
Cahya Atma Wijaya, Radithya Elang Firandhika (Tim Fiber-Chain) dari SMKN 15 Jakarta, nama produk: Sandwich Molding-wall—adalah produk dengan nilai kompetitif yang lebih tinggi dibandingkan produk sejenis, dengan menawarkan desain dan motif yang elegan namun terjangkau, tanpa mengorbankan kualitas. Selain berfungsi sebagai molding dengan estetika tinggi, produk ini juga memiliki keunggulan unik, seperti insulator yang terbuat dari bahan fast fashion, hingga penggunaan styrofoam untuk struktur yang kokoh — efektif meredam suara dan menyerap panas. Fitur ini jarang ditemukan pada produk sejenis dengan harga yang sama.
Pasha Ramadhan Hutagaol, James Igor Matthew Nadapdap (Tim Refash) dari SMAN 1 Cisarua, nama produk: Refash—adalah platform perangkat lunak logistik yang dirancang untuk membantu pengecer fast fashion dan bisnis pakaian mengelola pengembalian barang secara lebih cerdas dan berkelanjutan. Produk ini bertujuan untuk meminimalkan kerugian finansial, mengurangi limbah, dan mengoptimalkan nilai baru dari limbah. Berbeda dengan sistem tradisional yang seringkali mengakibatkan pembuangan ke tempat akhir atau pembakaran, Refash memanfaatkan kecerdasan artifisial untuk mengidentifikasi peluang pemulihan yang cerdas. Pakaian yang dikembalikan secara otomatis dievaluasi untuk potensi penjualan kembali, daur ulang, atau donasi.
Ketiga tim asal Indonesia ini akan bergabung dengan finalis lainnya dari seluruh kawasan – termasuk Hong Kong, India, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam – untuk pertukaran ide yang dinamis dan visi kewirausahaan. Acara ini akan menjadi platform untuk kolaborasi lintas budaya, kerja sama tim, dan pengembangan pemimpin bisnis yang siap menghadapi masa depan.
Format ini mendorong kolaborasi budaya, mendorong perspektif yang beragam, dan memungkinkan siswa untuk menerapkan keterampilan bisnis yang esensial dalam lingkungan internasional yang nyata. Finalis juga akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan pemimpin FedEx dan pakar industri, sehingga memperkaya pengalaman belajar global mereka.
Robert Gardiner, Academic Advisor and Operations Counsel of Prestasi Junior Indonesia menambahkan, program FedEx/JA ITC memberdayakan siswa Indonesia untuk menganalisis tren pasar global yang sedang berkembang, mengidentifikasi peluang ekspor, dan mengembangkan solusi bisnis berkelanjutan yang merespons tantangan ekonomi nyata di dunia.
“Kami bangga bermitra dengan FedEx untuk memberikan pengalaman langsung kepada pemuda Indonesia dalam kewirausahaan lintas batas, pemikiran strategis, dan inovasi kolaboratif, mempersiapkan mereka untuk peran yang berarti di masa depan bisnis global,” kata Robert.
Sejak 2021, program FedEx/JA ITC telah menjangkau lebih dari 3.212 siswa Indonesia, membina generasi muda yang visioner dengan semangat untuk berinovasi dan memimpin. Selama bertahun-tahun, peserta Indonesia telah menorehkan prestasi di panggung regional, termasuk enam siswa yang masuk dalam 3 besar pada tahun 2021 dan 2023.
HENNI S.
Discussion about this post