youngster.id - Perjalanan brand lokal dalam meraih pasar tak lepas dari growth-mindset dan peran sentral para founder yang jeli dalam melihat peluang bisnis. Untuk mengembangkan brand-nya, para founder cukup jeli untuk bergabung dengan komunitas. Misalnya ACMIC dan Cypruz yang meraup sukses setelah bergabung ke brand aggregator Tjufoo.
Kedua merek itu–aksesori gadget ACMIC dan produsen kitchenware Cypruz–berhasil menjadi top of mind para konsumen berkat keunggulan produk, inovasi, dan ragam desain yang sesuai selera pasar.
TJ Tham, CEO & Co-Founder Tjufoo mengatakan, peran sentral Tjufoo sebagai brand aggregator bagi brand lokal adalah memberikan sudut pandang yang strategis dan objektif untuk pertumbuhan bisnis yang lebih terukur (tangible growth), sekaligus membuka jalur distribusi online-to-offline (O2O) yang menjadi masa depan perdagangan ritel.
“Landscape commerce saat ini hingga ke depannya sangat dinamis. Dengan bergabung bersama kami, brand lokal potensial dapat fokus mengembangkan bisnis dari sisi produk, sementara kami membantu memberikan sudut pandang strategi bisnis dengan mempertimbangkan landscape nasional, regional, maupun global. Sinergi ini membuat brand lokal dapat lebih objektif dalam menyusun strategi, termasuk dengan mengoptimalkan strategi online-to-offline (O2O) di momen kebangkitan ritel demi menguatkan brand presence dan diversifikasi saluran penjualan,” ungkap Tham, dikutip Sabtu (1/7/2023).
Manfaat itulah yang dirasakan ACMIC dan Cypruz. Kedua merek itu mengalami lompatan setelah bergabung di brand aggregator Tjufoo, misalnya dalam jangkauan distribusi dan pasar, hingga penjualan yang meningkat.
Heri Hartanto, CEO & Founder ACMIC Indonesia, menceritakan bisnisnya bermula dari hobi mengulik gadget dan pengalamannya menjadi distributor brand global. Pada tahun 2017, Heri memutuskan untuk mengembangkan brand lokalnya sendiri karena optimis bisa lebih memahami minat konsumen dan potensi pasar di Tanah Air.
Melalui keteguhannya dalam membangun brand lokal yang bersaing dan berkualitas global, ACMIC berhasil memenangkan Brand Campaign of the Year dan Brand Choice Award yang semakin memperkuat daya tariknya terhadap konsumen.
Peribahasa if you want to go fast go alone, if you want to go far go together menginspirasi Heri untuk menjalin kemitraan strategis bersama Tjufoo dalam mewujudkan ambisi ekspansi ke ranah offline dan naik level ke tingkat selanjutnya.
“Sejak Juni 2022, ACMIC resmi bergabung dengan ekosistem Tjufoo, kemudian pada Oktober 2022 kami akhirnya mulai melakukan distribusi offline. Saat ini, sebanyak lebih dari 1.000 toko offline telah dijangkau oleh ACMIC, termasuk bergabungnya brand ini ke dalam jaringan pemasaran Erafone, serta menjadi satu-satunya brand lokal dengan sertifikasi resmi dari Apple untuk berjualan di iBox,” ungkap Heri.
Di lain pihak, Andre Susilo, Founder & CEO Cypruz, bercerita tentang awal mula dirinya menjadi seller di Mangga Dua hingga merintis brand lokal Cypruz. Berbeda dengan ACMIC, ambisi ekspansi ke ranah online justru menjadi alasan Cypruz bermitra dengan Tjufoo.
“Sebuah keputusan yang tepat bagi kami bergabung dengan Tjufoo. Kini, Cypruz membukukan peningkatan penjualan online hingga 7 kali lipat dan tersedia luas di hampir semua jaringan supermarket nasional dengan kapasitas warehouse mencapai satu hektar,” ungkap Andre.
Dijelaskan Andre, setelah bergabung dengan ekosistem Tjufoo, Cypruz akhirnya dibantu menemukan blindspot penjualan berdasarkan data-driven insight dan expertise yang dimiliki, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih objektif dan tepat sasaran.
“Produk kitchenware Cypruz sangat beragam bahkan mencapai 1.000 SKU. Namun, Tjufoo justru melihat fakta tersebut riskan melemahkan pemasaran dan brand awareness. Oleh karenanya, Tjufoo pun memberikan rekomendasi produk unggulan yang perlu menjadi fokus berdasarkan data-driven insight minat konsumen. Di Tjufoo, yang kami cari bukan investasi, melainkan tim ahli yang berpengalaman membesarkan brand secara global,” tambahnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post