youngster.id - Dalam rangka membantu generasi Z menggali potensinya, perusahaan crypto exchange Indodax mengadakan ISFF (INDODAX Short Film Festival), sebuah festival film pendek yang rutin digelar setiap tahunnya. Ajang ISFF ini juga dapat dijadikan sebagai sebuah pintu pembuka kesempatan di industri film.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2023 ini Indodax kembali menggelar ajang ISFF dengan tema “Tanpa Batas”.
“Melalui tema ini diharapkan membuat sineas muda tidak membatasi dirinya untuk terus berkreasi,” kata CEO Indodax, Oscar Darmawan, Jum’at (1/9/2023).
Pendaftaran karya ISFF 2023 sudah dibuka sejak 10 Mei 2023, dan akan ditutup pada tanggal 10 Oktober 2023. Kategori-kategori yang akan dikompetisikan di ISFF 2023 yaitu Best Short Film, Best Cinematography, Best Built-in, Best Scenario, Best Actor, Best Film Poster, dan Most Favorite Film.
Para pemenang ISFF 2023 juga akan mendapatkan total hadiah lebih dari Rp100 juta: Kategori best short film sebesar Rp35 juta, Kategori best cinematography (Rp25 juta), Kategori best built-in (Rp15 juta), Kategori best scenario (Rp10 juta), Kategori best actor (Rp7 juta), Kategori best movie poster (Rp5 juta), dan Kategori most favorite film (Rp5 juta).
Salah satu group pemenang ajang ISFF tahun 2020, Chu Livia Christine Wijaya, Kiki Rahma Ardiansyah dan Muhammad Ammar Nashshar Yusuf, tahun ini berhasil mendapatkan penghargaan prestisius.
Melalui film “Tidak Mati, Aku Tetap Menjadi Milikku Selalu”, mereka berhasil mendapatkan Honorable Mention dalam ajang internasional Student World Impact Film Festival (SWIFF) 2023 di Amerika Serikat. Berkat memenangkan penghargaan ini, mereka berhasil lulus tanpa skripsi.
Chu Livia Christine Wijaya, selaku produser mengatakan proses untuk mencapai semua ini tidak mudah. Pertama kali Chu Livia terjun ke industri perfilman karena ingin mengikuti ajang ISFF 2020 yang akhirnya membuat film dengan judul “BUMI”.
“Ajang ISFF ini sangat berarti bagi Saya. Adanya ajang ISFF membantu Saya yang sebelumnya belum mengetahui mengenai industri film, sekarang memiliki pengetahuan lebih tentang industri perfilman,” ucap Chu Livia.
Chu Livia juga mengatakan berangkat dari ajang ISFF ini, menghidupkan gairahnya untuk memproduksi sebuah film.
“Film ‘BUMI’ merupakan film debut pertama yang Saya produksi untuk ikut turut serta dalam ajang ISFF tahun 2020 lalu dan berhasil meraih penghargaan kategori Best Director, Actor dan Views. Karena ISFF, Saya menjadi terinspirasi dan semangat untuk menghasilkan karya-karya selanjutnya,” ungkap.
Selain itu, pada tahun 2022 kemarin, Chu Livia dan rekan-rekannya juga ikut berkontribusi dalam ajang ISFF 2022 dengan judul film “Samparan”.
“Pada tahun 2022 Kami kembali mengikuti ajang ISFF melalui judul film “Samparan” dan berhasil masuk 15 besar. Meskipun begitu, Kami tidak patah semangat. Kami menjadikan hal tersebut sebagai sebuah pembelajaran yang pada akhirnya berhasil membawa Kami memenangkan ajang film festival di kancah internasional,” tutup Chu Livia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post