youngster.id - Isu sampah plastik semakin berkembang dan merupakan persoalan yang membutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan ini secara bersama. Coca-Cola Indonesia melalui gerakan Plastic Reborn #BeraniMengubah mengajak masyarakat untuk ‘Berani Mengubah’ dengan mengenal isu sampah di kehidupan sehari-hari.
Public Affairs and Communications Director Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo mengatakan, gerakan ini merupakan bagian dari upaya Coca-Cola Indonesia dalam usaha pencapaian terhadap komitmen World Without Waste. Dan pengelolaan pengelolaan sampah kemasan botol plastik dari sudut pandang circular economy dinilai sebagai solusi terbaik.
“Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 269 juta jiwa berperan penting dalam hal mempercepat penerapan “Circular Economy” terutama di kawasan Asia. Langkah Coca-Cola Indonesia melalui kegiatan Plastic Reborn pada dasarnya ingin mengubah cara pandang terhadap plastik kemasan bekas pakai menjadi sebuah bahan baku yang memiliki potensi untuk menghasilkan dari segi ekonomi secara terus menerus.” ungkap Triyono pada Selasa (3/9/2019) di Jakarta.
Dia menjelaskan, circular economy adalah integrasi elemen-elemen pengelolaan sampah kemasan plastik mulai dari:collection-recyling-upcyling sehingga dapat menciptakan sebuah model bisnis baru, yang pada akhirnya akan memberikan nilai pakai kembali (second life) dari kemasan plastik bekas pakai ini. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Plastic Reborn bersama partner mengungkap data bahwa untuk di kota Jakarta sendiri, collection rate untuk plastik botol PET bekas pakai mencapai 69%.
Menurut Triyono, mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular ini, Coca-Cola Indonesia melalui tiga pilarnya, yakni Design-Collect-Partner, memiliki komitmen untuk mendukung upaya pengumpulan dan mendaur ulang setiap plastik botol yang terjual dan dikonsumsi oleh masyarakat di tahun 2030.
“Di Indonesia, Coca-Cola menerapkan visi World Without Waste melalui inisiatif Plastic Reborn yang akan menjadi payung dalam berbagai inisiatif keberlanjutan dalam penanganan sampah plastik. Kami yakin bahwa persoalan sampah dapat dikelola lebih baik terutama dengan adanya sinergi dari berbagai pihak,” pungkas Triyono.
Acara Plastic Reborn #BeraniMengubah menghadirkan Direktur Sustainable Waste Indonesia (SWI) Dini Trisyanti, dan Sekretaris Jenderal Indonesian Plastics Recyclers (IPR) atau Perkumpulan Pelaku Daur Ulang Plastik Indonesia Wilson Pandhika.
“Kini pemerintah semakin giat memaksimalkan penerapan 3R (reduce, recycle, reuse) demi perbaikan pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia. Tetapi secara hirarki, Reduce adalah prioritas pertama sebelum Reuse dan Recycle. Namun penerapan hirarki ini diluar konteks kesadaran individu, apalagi dalam bentuk kebijakan public,” ungkap Dini.
Sementara, Wilson mengungkapkan, beberapa perusahaan daur ulang Indonesia telah mulai mengembangkan resin daur ulang bermutu tinggi untuk menjawab kebutuhan industri daur ulang.
“Potensi rupiah yang dihasilkan dari daur ulang plastik selama ini relatif baik dan menarik. Hal tersebut terlihat dari industri dan ekosistemnya yang telah ada lebih dari 30 tahun memberikan lapangan pekerjaan dan menghidupi banyak orang di Indonesia.” lanjut Wilson.
STEVY WIDIA
Discussion about this post