youngster.id - Menurut riset dari Financial Times Confidential Research akhir 2018 lalu, Go-Pay menjadi platform pembayaran digital terpopuler di Indonesia. Saat ini, Go-Jek mengaku memiliki hampir 300.000 merchant online maupun offline di Indonesia. Go-Pay telah bekerja sama dengan 28 lembaga keuangan untuk memberikan akses ke jutaan keluarga Indonesia.
Gojek perusahaan ride-hailing mengklaim sebagai layanan mobile on-demand dan platform pembayaran terbesar di Asia Tenggara. Hal itu diukur dari total nilai transaksi bruto (GTV) tahunan di semua pasar yang mencapai US$9 miliar (sekitar Rp 126,7 triliun), sebagian besar memang disumpang oleh layanan pembayaran Go-Pay.
“Go-Food telah menjadi layanan pesan antar makanan terbesar di regional (Asia Tenggara). Sedang Go-Pay telah digunakan untuk memproses tiga perempat dari pembayaran mobile di Indonesia,” ungkap Nadiem Makarim CEO Gojek dalam keterangan resmi GoJek belum lama ini.
Dari total GTV, transaksi ekosistem Go-Pay menyumbang US$6,3 miliar atau sekitar Rp 88,7 triliun. Sementara layanan pesan antar makanan, Go-Food meyumbang angka US$2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 28,1 triliun. Nilai transaksi yang diperoleh Go-Food menjadikannya layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara.
Saat ini, Gojek telah memperluas jaringan bisnis ride-hailing di Singapura, Vietnam, dan Thailand. Nadiem mengatakan masih ingin menambah negara-negara baru untuk memperluas jangkauan Gojek. “Kami sangat ingin memperluas visi kami ke lebih banyak negara dan di saat yang bersamaan menempatkan Indonesia pada peta sebagai pusat inovasi teknologi regional,” kata Nadiem lagi.
Dia menyebut bahwa Gojek telah beroperasi di lima negara dan 204 kota serta wilayah di seluruh Asia Tenggara. Nadiem juga mengaku telah memiliki 2 juta mitra kemudi dan 400.000 merchant.
Sebelumnya Gojek baru saja menyelesaikan putaran pendanaan Seri F dan mendapatkan suntikan dana sebesar US$920 juta (sekitar Rp 13 triliun).
STEVY WIDIA