youngster.id - Demam ekonomi digital telah menciptakan berbagai inovasi dan tren. Teknologi digital memberdayakan masyarakat untuk mengambil pendekatan yang lebih modern terhadap satu ide sederhana, yaitu berbagi. Ide ini juga melahirkan sejumlah aplikasi untuk memberikan makanan dan minuman secara gratis.
Salah satunya adalah Plomo, aplikasi yang memungkinkan kamu untuk mendapatkan sebuah minuman atau makanan gratis setiap hari di berbagai bar dan restoran. Aplikasi ini rupanya melihat peluang dari pertumbuhan industri kuliner di Tanah Air yang sangat pesat.
Tahun lalu kuliner mengapling 41,69% dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini didukung dengan semakin seringnya orang mengunjungi restoran maupun bar. Melihat kondisi itu, Harry Pradipta dan rekannya menciptakan sebuah aplikasi dengan nama Plomo. Aplikasi ini mempromosikan bar dan restoran yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Menariknya, promosi ini memberikan tawaran makanan dan minuman gratis bagi para penggunanya.
Diklaim Harry, Plomo merupakan aplikasi promosi bagi para pengusaha F&B yang lebih strategis dan terarah. “Aplikasi Plomo berbeda dari yang lain. Di satu sisi kami memudahkan penggunanya menemukan restoran maupun bar yang menawarkan makanan dan minuman gratis. Di sisi lain, para pengusaha bar dan restoran dapat mengetahui secara pasti berapa orang yang hadir berkat promosi tersebut,” ungkap Harry kepada Youngsters.id.
Menurut peraih gelar Master dari Nottingham University Business School ini, aplikasi Plomo hadir karena dia melihat ada tiga hal yang dilakukan bar dan restoran di Tanah Air untuk melakukan promosi. Yaitu memasang iklan di media konvensional dan digital, menghadirkan harga promo, atau mengadakan event. Namun sulit bagi mereka untuk mengetahui secara pasti berapa orang yang hadir berkat promosi seperti itu.
Hal ini yang menjadi alasan dia untuk membangun startup Plomo bersama Ryan Ramadhanta yang telah berpengalaman di bidang kepuasan pelanggan selama lima tahun, serta seorang developer lulusan ITB, Nugraha Yudhasyah. Mereka membangun aplikasi Plomo ini sejak tahun 2016, namun baru diluncurkan pada Mei 2017.
“Kami menghadirkan Plomo sebagai aplikasi yang menawarkan deals dan promotions bar dan restoran pada user. Aplikasi ini merupakan alternatif yang baru bagi pemilik bar atau restoran di Indonesia,” ucap Harry.
Konsep yang diusung Plomo serupa dengan layanan diskon lain, namun Plomo tidak menghadirkan potongan harga. Plomo langsung memberikan minuman atau makanan secara gratis, meski hanya bisa digunakan satu kali setiap hari.
Saat ini, Plomo telah melakukan kerjasama dengan 20 bar dan restoran di wilayah Jakarta. Segmetasi aplikasi ini juga menarik perhatian para investor. Dan, baru-baru ini Plomo terpilih dalam ajang GnB Accelerator 2017 dan memperoleh pendanaan awal sebesar US$ 50 ribu.
Dari Hobi Nongkrong
Menurut Harry, ide pembuatan Plomo hadir ketika mereka mengikuti konferensi Web Summit di Lisbon, Portugal. Salah satu acara networking di konferensi itu adalah Pub Crawl, yaitu berpindah-pindah dari satu bar ke bar yang lain di sekitar kota Lisbon dalam satu malam.
“Kami perhatikan, para pemilik bar justru mendapat banyak keuntungan, karena pengunjung biasanya tidak hanya meminum satu gelas minuman. Dari situ kami mendapat ide untuk membuat aplikasi yang memungkinkan pengguna kami untuk mendapat minuman gratis di setiap bar dan restoran,” kisah pemuda yang telah berpengalaman selama delapan tahun di bidang UI/UX ini.
Ide ini pun digarap bersama kedua rekannya ketika kembali ke Jakarta. Mereka pun mulai melakukan riset lebih lanjut. Mereka langsung menghubungi para pemilik bar, restoran, serta para calon pengguna. Dan mayoritas dari mereka tertarik dengan ide tersebut. Butuh proses untuk aplikasi itu lahir, yakni dari tahun 2016 hingga akhirnya baru diluncurkan pada Mei 2017 lalu.
Disebutkan Harry, tantangan terbesar adalah untuk menyakinkan para pemilik bar dan restoran akan konsep Plomo. “Kebanyakan dari para pemilik bar dan restoran tersebut ingin kami mempunyai jumlah pengguna yang banyak terlebih dahulu. Namun di sisi lain, kami tentu sulit mendapat pengguna jika tidak bekerja sama dengan banyak bar dan restoran. Ini seperti masalah mana yang lebih dahulu antara ayam dan telur. Apakah kami on boarding user dulu, ataukah kami on boarding merchant-nya dulu,” ungkap Harry sambil tersenyum.
Namun, perlahan tapi pasti mereka mulai mendapatkan kepercayaan. Kini sudah ada sekitar 20 restoran dan bar yang bergabung dengan aplikasi Plomo.
“Kami baru launching pada Mei 2017, karena awalnya kami masih menggodok konsepnya lebih dulu. Terus baru kami mengunci konsep yang sekarang sejak di bulan Januari, sampai Maret-nya kami develop aplikasinya di Android dan iOS. Kemudian di bulai Mei 2017 kami launching untuk versi Beta. Awalnya langsung ada 6 venue, kemudian bertambah jadi 12 venue. Dan belakagnan ini ada sekitar 10 lagi dalam proses MoU, dan sekitar ada 20 yang memiliki ketertarikan untuk bergabung dengan aplikasi Plomo, termasuk beberapa grup besar,” papar Harry.
Untuk sementara, target wilayah yang dibidik Plomo adalah resto dan bar yang ada di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Rencananya, tahun 2018 Harry akan melebarkan jangkaunnya ke wilayah Jakarta Barat dan Utara. Termasuk ke Bali. Saat ini, aplikasi Plomo ini masih gratis dan free trail.
“Jadi para pengguna tinggal download aplikasinya sign up, lalu datang ke salah satu venue yang kerjasama dengan kami tinggal minta sama waiter dan menunjukkan aplikasinya terus pilih item yang mau dipesan dan langsung di serve oleh waiternya,” ujarnya.
Modal dan Pendanaan
Untuk membangun Plomo, Harry mengaku kalau ia telah mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) senilai US$40.000 (sekitar Rp533 juta). Ini sebagian besar digunakan untuk mengembangkan konsep dan aplikasi yang user friendly.
“Jadi bagi pengguna smartphone yang ingin menggunakan aplikasi ini hanya perlu mendownload aplikasi atau file aplikasinya kemudian install. Ketika pada awal membuka Plomo, pengguna hanya diminta klik sign up untuk mendaftar dan langsung mengisi data yang diperlukan. Setelah itu, list restoran dan bar gratis terpampang dihadapan pengguna dan siap untuk didatangi,” jelasnya.
Kini sudah ada tiga orang karyawan bergabung di startup ini. Namun Harry dan kawan-kawan belum puas. Mereka ingin mengembangkan bisnis ini ke tahap yang lebih berkembang lagi. Selain dapat mengetahui info promosi di sekitar pengguna, aplikasi ini bekerja dalam radius cukup jauh dari lokasi konsumen, mampu menjangkau sekitar kelurahan dan kecamatan dan mendeteksi tempat mana saja yang sedang menyelenggarakan promo.
“Sebagian besar online mobile users menginginkan informasi mengenai promosi ketika mereka sedang berada di dalam atau di dekat lokasi mereka berbelanja. Oleh karena itu, Plomo adalah jawaban bagi kebutuhan tersebut,” ucap Harry.
Saat ini, Plomo tersedia di Play Store untuk pengguna Android, dan App Store untuk pengguna iPhone, serta di Windows Phone Store untuk pengguna Windows Phone. Untuk saat ini, Plomo masih terbatas untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun dalam waktu dekat aplikasi ini di prediksi akan wilayah yang cukup besar bankan seantero Nusantara.
“Harapan kami, Plomo dapat menjadi aplikasi ketika dibuka orang berpikiran untuk makan dan minum keluar. Bagi para startup baru, saran aku tolong pelajari landscape kompetitornya terlebih dahulu. Kemudian pelajari industri yang ingin dimasuki, lalu rancang bisnis model yang solid, dan ngobrol sama banyak orang terutama di bisnis yang industrinya sama,” pungkas Harry.
========================================
Harry Pradipta
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 23 November 1995
- Pendidikan Terakhir : S2, International Business, Nottingham University Business Mulai Usaha : 2016
- Nama Usaha : Aplikasi Plomo
- Jumlah Karyawan : 3 orang
- Modal : US$ 40.000
Prestasi :
- Web Summit 2016
- GnB Accelerator Batch 3, Tahun 2017
========================================
FAHRUL ANWAR
Editro : Stevy Widia
Discussion about this post