youngster.id - Indonesia menargetkan dapat mencapai net-zero emission pada tahun 2060. Untuk mendukung transisi Indonesia, dari negara dengan emisi karbon tinggi menuju emisi rendah, Huawei Digital Power meluncurkan smart photovoltaic (PV) untuk C&I dan Residential Solution, solusi Battery Energy Storage System (BESS), dan Smart Charging Network untuk infrastruktur kendaraan listrik, FusionSolar.
CEO Huawei Digital Power, Jin Song mengatakan bahwa elektronika daya dan teknologi digital merupakan pendorong utama transformasi energi, dan energi terbarukan menjadi penggerak lebih dari 80% infrastruktur energi TIK.
“Huawei terus mengembangkan inovasi energi terbarukan untuk menghadirkan solusi yang berkelanjutan bagi para pelanggan dan menjawab tantangan seputar lingkungan hidup. Selain itu, penting untuk fokus pada peningkatan solusi penyimpanan energi sekaligus memastikan bahwa aset pembangkit listrik tetap aman, andal, dan hemat biaya. Oleh karena itu, Huawei berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama mitra strategis, untuk berkontribusi lebih banyak dalam perjalanan transformasi energi di Indonesia,” ucap Jin Song dalam acara peluncuran FusionSolar di Indonesia, Kamis (3/10/2024) di Jakarta.
Menurut dia, FusionSolar, yang menggabungkan tenaga surya dengan sistem penyimpanan energi, kini bertahap menjadi pilihan utama masyarakat untuk energi hijau. Ini karena keunggulannya dalam membantu menurunkan ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga diesel, mengurangi dampak lingkungan, serta memanfaatkan secara optimal sumber daya energi matahari yang melimpah di Indonesia, yang terletak di garis khatulistiwa. Sistem ini juga dirancang untuk menetapkan standar keamanan, khususnya untuk aplikasi komersial dan industri (C&I) seperti pusat perbelanjaan, supermarket, pabrik, dan kawasan industri.
“Dengan memadukan teknologi digital dan elektronika daya, serta mengintegrasikan kecerdasan dan rantai industri, FusionSolar menawarkan produk yang aman, stabil, dan berfokus pada memberikan pengalaman pengguna terbaik,” ujarnya.
Menurut Jin Song, saat ini iFusionSolar menargetkan kerja sama dengan mitra industri untuk membangun ekosistem industri yang terbuka dan saling menguntungkan. Termasuk mempercepat adopsi PV sebagai sumber energi utama, dan menghadirkan manfaat listrik ramah lingkungan bagi ribuan industri dan rumah tangga. Untuk itu, pendekatan strategis Huawei Digital Power melibatkan integrasi empat teknologi utama, yaitu teknologi digital (Bit), teknologi daya elektronik (Watt), teknologi manajemen termal (Heat), dan teknologi manajemen sistem penyimpanan energi (Battery). Keempat teknologi ini disebut sebagai teknologi “4T”.
“Kolaborasi kami dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama mitra strategis merupakan wujud peran aktif kami dalam mendorong transisi energi terbarukan di Indonesia dan mengurangi emisi karbon, dalam upaya memberikan manfaat jangka panjang bagi industri, masyarakat, dan lingkungan. Kami senang dapat menjadi bagian dari lompatan besar dalam perjalanan energi terbarukan di Indonesia,” pungkas Jin Song.
Menurut data dari International Energy Agency (IEA), persentase penggunaan tenaga surya di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Selain itu, dengan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai masyarakat yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, teknologi tenaga surya – sebagai bentuk energi terbarukan yang paling matang dan terjangkau – akan membuka lebih banyak peluang bagi berbagai industri dan ekosistem.
Huawei juga mengumumkan Huawei SmartDesign, yang kini dilengkapi fitur baru untuk mewujudkan visi pembangkit listrik tenaga surya PV. Fitur ini menawarkan desain 3D penuh yang dirancang untuk menghasilkan output maksimal, kinerja tinggi, dan operasi yang efisien.
STEVY WIDIA
Discussion about this post