youngster.id - International Handicraft Trade Fair (INACRAFT), pameran kerajinan terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara hadir kembali dan tahun ini bertajuk INACRAFT October 2025 Vol.4 Youthpreneurs. Untuk itu, pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara ini memberi ruang lebih besar bagi anak muda dengan tema Craft, Culture dan Future.
Acara yang diprakarsai Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) ini diharapkan mendukung karya 27 youthpreneurs atau pengusaha kerajinan potensial.
“INACRAFT Oktober didedikasikan untuk memberikan sarana berpromosi bagi generasi muda penerus perajin Indonesia,” ucapnya dikutip Kamis (2/10/2025).
Pada Inacraft kali ini, ASEPHI akan menandatangani kesepakatan dengan ISI Surakarta, Universitas Indonesia Program Vokasi, Politeknik STTT Bandung, SWINS, dan Universitas Pekalongan untuk pengembangan UMKM Indonesia.
Koordinator Bidang Youthpreneur Raden Asyfa Fuadi mengungkapkan, dari total 843 stan yang akan dibuka di Inacraft, Asyfa menyebut sekitar 300-nya akan diisi brand yang dirintis atau dikelola anak muda.
“Ini semuanya tentang anak muda Indonesia, karena pemuda Indonesia disegani oleh perajin internasional,” ujarya.
Menurut Raden, syarat UMKM di Youth Tunnel adalah bisnis tersebut dikelola orang generasi muda dengan umur masih di bawah 40 tahun.
Berdasarkan kategori kepesertaan, total peserta individu atau anggota Asephi sebanyak 601 peserta, sementara untuk peserta dinas sebanyak 146 stan, serta kementerian/BUMN sebanyak 17 stan. Selain itu ada peserta luar negeri menempati paviluon seluas 90m2. Mereka berasal dari Uzbekistan, Iran, India, Malaysia, Thailand, dan Philippines yang tergabung dalam World Craft Council International & Asia Pacific, ASEAN Handicraft Promotion and Development Association (Ahpada), serta ASEAN Gifts & Crafts Federation.
INACRAFT October Vol.4 Youthpreneurs berlangsung 1-5 Oktober 2025 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Ajang pemeran ini menargetkan menjaring 75.000 pengunjung, 100 pembeli potensial internasional, transaksi ritel senilai Rp80 miliar dengan kontrak dagang mencapai US$2 juta.
STEVY WIDIA