youngster.id - Program inkubator dan akselerator startup Indigo milik Telkom berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), mengadakan program untuk mempersiapkan pengembang game lokal go internasional.
Program ini merupakan implementasi dari kesepakatan antara Telkom Indonesia dengan Kementerian Perdagangan pada Januari 2024.
Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Program Indigo mengatakan, di tahun 2023 Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara yang paling banyak mempublikasi game di platform Steam, yaitu sebanyak 256 game.
“Kita ingin prestasi ini tetap terjaga bahkan lebih meningkat di tahun depan. Kami dan Kemendag menunjukan komitmen atas harapan tersebut dengan memfasilitasi pengembang game lokal mengadakan workshop dan diskusi dengan studio game dan publisher internasional,” kata Patricia, dikutip Sabtu (30/3/2024).
Menurut Patricia, pengembangan ekosistem game nasional sudah menjadi fokus program Indigo sejak tahun 2019. Melalui berbagai program dan partisipasi aktif di komunitas pengembang game nasional, Indigo melalui program Indigo Game telah berhasil membawa 30 studio lokal menghasilkan karya game yang terjual secara internasional.
“Selain itu, ada pula ratusan pengembang game di seluruh Indonesia yang saat ini tengah mempersiapkan karya mereka untuk menjadi game-game level internasional baru,” tambahnya.
Abu Amar, Ketua Tim Animasi, Komik, Game, dan Digitalized Economy Direktorat Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Ditjen PEN mengatakan, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), memiliki komitmen untuk membawa game dan kekayaan intelektual Indonesia ekspansi ke luar negeri.
“Kami bersama Indigo ingin memfasilitasi teman-teman pengembang game agar dapat memahami secara komprehensif bagaimana agar pengembang game Indonesia dapat menformulasikan business process maupun pitch deck yang sesuai dengan standar dan kebutuhan publisher sehingga memudahkan mereka untuk mendapatkan kontrak kerja sama dengan publisher,” ujar Abu.
Menurut Abu, Publisher berperan aktif dalam pemasaran sebuah game yang dikembangkan oleh developer, baik itu sejak masa pengembangan game tersebut, hingga ketika game tersebut telah diluncurkan ke public. Publisher juga bertanggung jawab memonetesasi game berikut intellectual property (IP) yang melekat, baik itu melalui pemasaran game itu sendiri, ataupun melalui merchandise dari game.
“Itulah alasannya mengapa publisher memiliki peranan penting dalam tahap akhir dari pengembangan game, yaitu pemasaran,” tambahnya. (*AMBS)
Discussion about this post