youngster.id - Indonesia membutuhkan talenta digital yang terampil sekitar 9 juta hingga 2030. Namun dari sisi pendidikan formal seperti perguruan tinggi, hanya mampu memasok 6 juta talenta. Sementara, data menurut World Economic Forum 2025 menyebut 92 juta pekerjaan di dunia berpotensi tergantikan oleh otomatisasi pada 2030. Kabar baiknya, 69 juta peran baru akan muncul pada waktu yang sama.
Kesenjangan antara ketersedian talenta digital ini mendorong Telkomsel melanjutkan dua program unggulan yaitu IndonesiaNEXT dan NextDev. VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Abdullah Fahmi mengatakan, kedua program ini difokuskan untuk meningkatkan kapabilitas digital masyarakat, termasuk pemanfaatan teknologi AI yang bertanggung jawab.
“Kedua inisiatif ini dirancang untuk memberdayakan generasi muda Indonesia agar adaptif terhadap perkembangan teknologi, khususnya di bidang AI, pengembangan startup digital, dan inovasi berbasis solusi sosial. Kami juga ingin memastikan generasi muda Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pengembang inovasi berbasis digital,” katanya dikutip Senin (17/11/2025).
Menurut Fahmi, melalui IndonesiaNEXT, perusahaan ingin mendorong peningkatan kompetensi digital secara berkelanjutan agar para peserta siap menghadapi tantangan era AI.
Diluncurkan sejak 2016, IndonesiaNEXT telah menjadi program pengembangan kompetensi digital bagi mahasiswa di seluruh nusantara. Program ini menawarkan wadah peningkatan keterampilan profesional dan kesempatan memperoleh sertifikasi global di bidang teknologi digital.
Kurikulum program ini terus diperbarui, kini mencakup pelatihan teknis mulai dari AI fundamentals, data analytics, cloud computing, hingga keterampilan non-teknis seperti public speaking dan leadership. Keunggulan lainnya adalah pemberian kesempatan sertifikasi internasional dari lembaga kredibel seperti Microsoft, Cisco, dan Google.
Hingga penyelenggaraan yang ke-9, IndonesiaNEXT telah menghasilkan lebih dari 8.000 sertifikasi digital bagi talenta muda dari 38 provinsi, dengan total jangkauan kumulatif mencapai lebih dari 96.000 peserta.
“Kurikulum terbaru bahkan telah mengintegrasikan AI dan generative AI, serta sertifikasi internasional yang mencakup AI prompting, UI/UX, dan digital marketing,” ujar Fahmi.
Sementara itu, NextDev yang didirikan pada 2015, berfungsi sebagai program inkubasi startup digital. Secara spesifik program berfokus pada pemberdayaan wirausaha muda untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi, utamanya AI, dalam menjawab isu sosial dan lingkungan.
“NextDev adalah ruang bagi generasi muda untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan inovatif, sembari menciptakan solusi yang relevan dengan tantangan masyarakat. Kami percaya, AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana inovasi tersebut memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ungkap Fahmi.
Hingga tahun ke-11, NextDev telah melibatkan lebih dari 6.500 startup. Penilaian keberhasilan didasarkan pada jumlah startup early-stage yang berhasil lolos, menjalani inkubasi, dan mampu mengintegrasikan AI dalam solusi sosial-ekonomi mereka, termasuk potensi skalabilitas bisnis dan penerapan nilai-nilai ESG. Edisi terbaru NextDev bahkan menerapkan AI-Powered Innovation Curriculum sejak tahap seleksi awal.
“Masa depan Indonesia bergantung pada kualitas SDM digitalnya. Melalui IndonesiaNEXT dan NextDev, Telkomsel berkomitmen mendukung generasi muda agar mampu berkontribusi aktif dalam membangun ekosistem digital yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global,” tutup Fahmi.
STEVY WIDIA

















Discussion about this post