youngster.id - Perusahaan rintisan atau startup terus lahir di Indonesia. Namun banyak pula yang tidak bisa bertahan salah satunya karena kekurangan modal. Tetapi ternyata kegagalan bisa jadi senjata untuk dapatkan investor.
Johannes Adrianto, Co Founder Lemonilo mengungkapkan, selama ini saat menjalani bisnis dibidang startup bersama tim nya memiliki cara tersendiri dalam mendapatkan pendanaan dari seorang investor.
“Kalau yang diterapkan di Lemonilo ssbelum kami mendapatkan pendanaan, kami perkuat dahulu karakter dari para pendirinya, kemudian pengalaman. Jadi sebesar apapun masalah yang akan ditemui pasti ada jalan termasuk dalam mendapatkan pendanaan,” kata Johannes dalam diskusi yang digelar Fuckup Night Jakarta di ajang Amigo Innovation Summit 2019 Selasa (19/3/2019) di Gedung Telkom Hub Jakarta.
Dia mengisahkan, Lemonilo adalah startup kedua yang dia dirikan. Sebelumnya, startup pertama malah gagal. Tetapi menurut Johannes, justru pengalaman kegagalan itu menguntungkan.
“Kegatakan itu menjadi senjata buat kami untuk mengajukan pendanaan baru kepada investor. Dengan begitu, si investor akan mengerti bahwa si founder serius dan lebih siap merintis usaha barunya karena telah memiliki bekal pengalaman dibidang ini. Bersyukurnya, dalam 2 tahun ini kami dapat bantuan pendanaan dari East Venture Capital untuk memperkuat bisnis yang sedang saya jalankan sekarang,” paparnya.
Lemonilo merupakan e-commerce yang khusus menjual produk kosmetik dan makanan sehat, seperti mie instan alami, daging ayam probiotik, hingga suplemen kesehatan. Didirikan pada tahun 2015 oleh Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya, mereka awalnya hadir sebagai startup kesehatan bernama Konsula.
Lemonilo telah mendapat pendanaan dengan jumlah yang tidak disebutkan dari Alpha JWC Ventures dan Unifam Capital.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post