Ini Strategi yang Perlu Kamu Lakukan dalam Menghadapi SNBT

Zenius - SNBT

Jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dibagi menjadi tiga skema, yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan Seleksi Mandiri PTN. (Foto: ilustrasi)

youngster.id - Jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dibagi menjadi tiga skema, yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan Seleksi Mandiri PTN. Di antara ketiga jalur tersebut, SNBT menjadi salah satu yang paling populer karena kuota penerimaan SNBT paling besar dibandingkan dua jalur lainnya.

Meski memiliki kuota penerimaan yang paling besar, jumlah penerimaan mahasiswa pada SNBT tetap terbilang terbatas. Jumlah tersebut juga dipengaruhi oleh nilai minimum berdasarkan kuota/daya tampung yang tersedia. Dilihat dari tren UTBK-SBMPTN dalam 3 tahun terakhir, hanya sekitar 23-24% dari total pendaftar yang akhirnya lolos.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi telah mengumumkan aturan penerimaan mahasiswa baru PTN tahun 2023. Berdasarkan perubahan tersebut, siswa akan dihadapkan pada soal yang akan menguji potensi skolastik mereka pada SNBT UTBK tahun depan. Melalui tes tersebut, siswa akan dihadapkan pada realitas atau masalah sehari-hari dalam bentuk soal cerita dan menentukan konsep atau model apa yang relevan untuk memecahkan masalah tersebut.

Platform edukasi berbasis teknologi Zenius, telah merangkum strategi belajar tes skolastik SNBT 2023, yang dapat diikuti setiap siswa, yaitu:

Pahami Konsep Belajar 

Tipe soal tes skolastik menuntut siswa untuk memahami konsep-konsep dasar masalah. Jawaban dari soal-soal tipe ini tidak akan bisa didapatkan dari hafalan atau rumus cepat. Untuk itu, setiap siswa dipastikan harus mampu memahami realitas atau masalah sehari-hari dan konsep serta model apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Pelajari penerapan konsep teorinya dalam kehidupan sehari-hari

Untuk dapat menyerap pemahaman konsep dasar secara maksimal, ada baiknya juga jika para siswa mempelajari penerapannya di dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mempelajari materi rasio atau perbandingan yang biasanya berkaitan dengan realitas seperti perhitungan untung rugi dalam perdagangan atau perhitungan komposisi dalam membuat sebuah masakan. Berlaku sama untuk konsep lain seperti persamaan kuadrat, trigonometri, dan konsep penalaran lainnya.

Dengan begitu, proses belajar yang dilakukan akan lebih bermakna dan memacu para siswa untuk benar-benar paham karena tidak fokus pada hafalan rumus saja. Selain itu, siswa juga akan menyadari bahwa sebuah konsep teori bisa diaplikasikan dalam berbagai ilmu dan saling berkaitan (connecting the dots).

Perbanyak membaca dan eksplorasi berbagai hal

Bentuk soal-soal skolastik SNBT, yang terdiri dari literasi, kognitif atau numerasi, banyak berupa narasi atau bacaan. Konteksnya mulai dari masalah sehari-hari, hingga tentang masalah sosial budaya dan saintifik.

Untuk itu, sangat disarankan agar para siswa banyak membaca apa saja, baik itu bacaan fiksi maupun nonfiksi. Melalui cara seperti ini, mereka akan terpapar dengan banyak kosa kata (vocabulary) atau istilah-istilah baru. Dengan banyak membaca, para siswa juga akan berlatih untuk memahami lebih banyak struktur kalimat, struktur teks, hingga makna atau maksud penulis atau tokoh di balik sebuah artikel.

Latihan membaca ini pun akan membangun rasa percaya diri saat mereka dihadapkan pada tugas membaca soal dengan bacaan, sehingga mereka dapat memproses atau memahami informasi yang mungkin muncul di soal skolastik nanti dengan lebih cepat.

Latihan soal skolastik bertahap terus menerus (deliberate practice)

Belajar dengan membaca atau menonton termasuk dalam metode belajar pasif. Agar mendapatkan tingkat pemahaman dengan lebih baik lagi, siswa diharapkan untuk mengombinasikan dengan belajar aktif yaitu dengan berlatih mengerjakan soal. Metode belajar aktif memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan kemampuan dan pemahaman.

Latihan soal ini menjadi kegiatan yang sering diremehkan, sementara efek yang diberikan pada peningkatan pemahaman justru terbilang lebih efektif. Riset mengatakan bahwa performa anak-anak yang lebih banyak latihan soal ternyata lebih tinggi daripada anak-anak yang lebih banyak membaca.

Lalu, latihan soal bagaimana yang sebaiknya dilakukan? Ada metode latihan yang sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan yaitu deliberate practice. Metode ini mendorong siswa untuk membagi materi yang ingin dipelajari menjadi topik-topik yang lebih detail, lalu fokus berlatih pada bagian-bagian yang terasa sulit secara bertahap dan terus menerus hingga mencapai tingkat pemahaman yang diinginkan.

 

HENNI SOELAEMAN

Exit mobile version