youngster.id - Sebuah riset yang dilakukan oleh iPrice Group dan Venturra menyebutkan ITB sebagai Universitas pencetak pendiri startup sukses terbanyak. Termasuk jurusan yang mereka pilih. Bagaimana hasilnya?
Laporan terbaru dari Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking 2017/2018 yang dirilis Kamis (8/6/2017) menyebutkan bahwa 2 universitas di Indonesia, yaitu UI dan ITB berhasil naik peringkat. UI dari 325 ke 277 dan ITB dari 401 ke 331.
Bagi anak muda Indonesia yang baru lulus SMA, memilih di mana mereka akan melanjutkan pendidikan tinggi adalah tantangan tersendiri. Beberapa pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah saya harus kuliah di Indonesia atau luar negeri? Jurusan apa yang paling bisa menjamin saya mendapatkan karir yang bagus? Universitas mana yang bisa menjamin saya sukses? Dan masih banyak lagi.
Namun pertanyaan besar yang harus kita jawab adalah, apakah lokasi di mana kita kuliah, jurusan yang kita ambil dan juga universitas merupaka faktor utama yang menentukan kesuksesan kita?
Di iPrice Group kami bekerja sama dengan Venturra, salah satu perusahaan investasi yang cukup aktif di Indonesia membandingkan 50+ perusahaan rintisan dan 100+ pendiri untuk menganalisa latar belakang pendidikan mereka. Parameter “sukses” yang kami gunakan di sini adalah pendiri dari perusahaan rintisan yang minimal sudah mendapatkan pendanaan Seri-A.
Dari hasil penelitian ini, kami mendapatkan 3 temuan menarik mengenai latar belakang pendidikan para pendiri perusahaan rintisan sukses di Indonesia.
- ITB Menjadi Universitas Pencetak Pendiri Sukses Terbanyak
Dari 100 orang lebih pendiri yang kami analisa, 14 orang pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung. Para pendiri Bukalapak, seperti Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono dan Muhamad Fajrin Rasyid sama-sama berasal dari Institut Teknologi Bandung. Selain itu ada juga COO dari Kudo yang telah diakuisisi Grab Agung Nugroho, CEO Snapcart Raynazran Royono, Co-Founder Fabelio Marshal Tegar Utoyo dan masih banyak lagi.
Bina Nusantara dan Harvard sama-sama berada di posisi ke dua. Kedua universitas ini mencetak 8 pendiri sukses. Beberapa orang yang berasal dari Bina Nusantara adalah pendiri dan juga CEO dari Tokopedia William Tanuwijaya, CEO dari Qlapa Benny Fajarai, CEO dari Tripvisto Benardus Sumartok. Sedangkan dari Harvard ada CEO Gojek Nadiem Makarim, CEO Traveloka Ferry Unardi, para co-founders Modalku, Raynold Wijaya dan Kelvin Teo dan masih ada yang lainnya.
Menempati posisi ke tiga ada Universitas Purdue yang berhasil mencetak 7 pendiri sukses. Beberapa diantaranya adalah CEO dari Ruang Guru Adamas Syah Devara yang juga pernah mengenyam pendidikan di Harvard, CEO Berrybenka Jason Lamuda dan juga CEO Sribu Ryan Gondokusumo.
Di posisi keempat ada Stanford yang sukses mencetak 5 orang pendiri sukses seperti, CTO Traveloka Derianto Kusuma dan Co-Founder Cermati Oby Sumampouw.
Terakhir ada Universitas Indonesia yang berhasil mencetak 4 orang pendiri sukses, beberapa diantaranya adalah CTO Tiket.com Natali Ardianto, Chief of Product Ruang Guru Iman Usman dan juga CEO Hijup Diajeng Lestari.
Selain 6 universitas di atas, ada juga beberapa universitas di Indonesia lain yang berhasil mencetak pendiri sukses seperti Universitas Taruma Negara tiga orang dan juga Universitas Harapan 2 orang.
Dari data-data ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa dari segi sumber daya manusia yang dihasilkan, universitas yang ada di Indonesia tidak kalah dengan universitas-universitas yang ada di luar. Terbukti bahwa ITB berhasil mencetak lebih banyak pendiri sukses dibandingkan Harvard, Purdue dan juga Stanford.
- 58% dari Pendiri Sukses Mengambil Jurusan Non-Teknologi
Dari 102 pendiri perusahaan rintisan yang sukses, 59 orang mengambil jurusan non-teknologi dan sisanya 43 orang lagi mengambil jurusan Teknologi.
Dari 59 orang tersebut, jurusan yang paling banyak diambil adalah Finance (8), Teknik Industri (6), Ekonomi (6), Marketing (5), Akuntansi (4) dan masih ada banyak lagi.
Beberapa pendiri yang mengambil jurusan finance adalah salah satu Co-Founder dari GoJek Michaelangelo Moran yang saat ini menjabat sebagai brand director, Co-Founder Sociolla John Rasjid.
Beberapa pendiri yang mengambil jurusan Teknik Inudstri adalah CEO Snapcart Reynazran Royono dan CEO Moka Haryanto Tanjo.
Di jurusan Ekonomi ada CEO dari Bhinneka Hendrik Tio, CEO HaloDoc Jonathan Sudharta dan board director Qraved Adrian Li.
Pada 43 orang yang ada di jurusan teknologi, 20 orang pendiri mengambil ilmu komputer, 6 orang informasi teknologi, 4 orang sistem informasi dan teknik komputer dan masih banyak lagi.
Beberapa pendiri yang mengambil jurusan ilmu komputer adalah CEO Bukalapak Achmad Zaky, CEO Printerous Kevin Osmond, CEO Agate Arief Widhiyasa, CEO Kudo Albert Lucius, Chief Communication Officer Tiket.com Mikhael Gaery Undarsa dan masih banyak lagi.
Kebanyakan orang berfikir bahwa, untuk merintis perusahaan yang berbasis teknologi, mereka harus mengambil jurusan yang berbau teknologi. Namun pada kenyataannya mayoritas dari para pendiri yang sukses tidak mempunyai latar belakang pendidikan teknologi.
- Mayoritas Pendiri Belajar Di Luar Indonesia
Pada level Sarjana (S1) dari total 102 pendiri, 58 orang belajar di luar Indonesia dan 44 orang belajar di Indonesia. Di level pascasarjana (S2) hanya 4 orang yang belajar di Indonesia, sisanya 32 orang memutuskan untuk belajar di luar Indonesia. Pada level MBA, hanya 2 orang yang belajar di Indonesia, 16 pendiri lain belajar di luar Indonesia.
Dari data ini bisa kita lihat bahwa pada level sarjana, universitas lokal hampir dapat menyaingi universitas internasional, hanya berbanding 14 orang. Namun pada level pasca sarjana, banyak pendiri yang memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Beberapa contohnya adalah CEO Fabelio Marshall Tegar Utoyo, ia mengambil S1 di ITB dan melanjutkan S2 di University of Sydney. CEO Investree Adrian A. Gunadi, mengambil S1 di UI dan melanjutkan S2 di Rotterdam School of Management, Erasmus University. Chief of Product Ruang Guru Iman Usman yang mengambil S1 di UI dan S2 di Teachers College of Columbia University.
Pada level Master of Business Administration, mayoritas pendiri belajar di luar Indonesia. 16 VS 2. Gelar Master of Business Administration atau MBA adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi seseorang. Untuk bisa mengambil MBA syarat yang ditentukan tidak semudah ketika mengambil pascasarjana, sehingga mayoritas pendiri mengambil gelar MBA nya di universitas yang ternama.
Dari data ini kita dapat melihat bahwa pada level sarjana (S1), universitas lokal tidak kalah jauh dengan universitas internasional dalam hal jumlah pendiri sukses yang dicetak. Namun memang perlu ada peningkatan kualitas pada level pendidikan yang lebih tinggi agar semakin banyak pendiri-pendiri sukses yang berasal dari universitas lokal.
Andrew Prasatya | Senior Content Marketer iPrice Group