youngster.id - Ekosistem digital Indonesia berkembang secara pesat, didorong oleh inovasi dan adopsi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), IoT, blockchain, dan jaringan 5G. Teknologi ini merupakan pendorong utama transformasi digital, membantu meningkatkan produktivitas dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih berbasis.
Pada tahun 2024, total investasi pada perusahaan startup berbasis AI di Indonesia telah mencapai US$542,9 juta, tumbuh 141,5% dari tahun 2020 hingga 2024.
Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures mengatakan, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, East Ventures mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan melalui inisiatif dan investasi strategis.
“Kami yakin bahwa kemampuan kolektif dapat membangun masa depan yang cerah bagi ekonomi digital Indonesia, di mana pembangunan yang inklusif menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Willson, dikutip Rabu (28/5/2025).
Disebutkan Wilson, dari sudut pandang investasi, East Ventures bermitra dengan SEEDS Capital dan berkomitmen menggelontorkan S$300 juta untuk mengembangkan perusahaan deep tech di Singapura; sebuah langkah yang diharapkan dapat menghasilkan efek berganda di seluruh kawasan, termasuk Indonesia.
Selain investasi secara regional, East Ventures memainkan peran penting dalam memajukan inklusi digital dan adopsi AI melalui berbagai inisiatif, seperti IndoBuild AI, dan peranan aktif dari perusahaan-perusahaan portfolio, seperti:
- Xendit telah memproses lebih dari 350 juta transaksi pembiayaan dengan mengintegrasikan AI untuk deteksi penipuan dan otomatisasi layanan.
- Komunal telah mencairkan Rp10,6 triliun dalam bentuk pinjaman UMKM; AI mempercepat dan menyederhanakan penilaian kredit.
- Stockbit menggunakan AI sebagai co-pilot untuk mendukung perusahaan dalam mengembangkan produk dan layanan.
- Mekari mendukung digitalisasi lebih dari 30.000 UMKM dengan solusi akuntansi, pajak, SDM, dan CRM berbasis AI.
- Meeting.ai menggunakan otomatisasi dalam menghadirkan efisiensi administratif untuk lebih dari 300.000 pengguna.
Indonesia terus berupaya mewujudkan ekonomi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan meningkatkan daya saing digitalnya, mendorong adopsi AI yang sejalan dengan prioritas nasional, memperkuat ekosistem digital, dan memperluas akses yang merata terhadap peluang digital di seluruh wilayah. Untuk mencapainya, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, komunitas, dan masyarakat. (*AMBS)
Discussion about this post