youngster.id - Skor ketahanan pangan Indonesia masih di bawah rata-rata global dan Asia Pasifik. Dalam Indeks Ketahanan Pangan Global 2022, Indonesia berada di posisi ke-63 dari 113 negara berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Salah satu upaya untuk mendorong peningkatan produksi pertanian adalah inovasi.
Untuk itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk konsisten menggelar Program Indofood Riset Nugraha (IRN) yang mengucurkan dana riset pangan bagi mahasiswa.
“Kami berharap, hadirnya program IRN dapat semakin memberdayakan para peneliti muda untuk berinovasi dan berkontribusi bagi pengembangan pangan lokal, yang pada akhirnya akan turut memperkuat ketahanan pangan nasional,” kata Indrayana Head of Corporate Communications PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada penandatanganan pemberian dana riset mahasiswa Indofood Riset Nugraha 2025-2026, Kamis (16/10/2025).
Indrayana menjelaskan, sejak pertama kali diluncurkan di tahun 2006, Program IRN telah menerima lebih dari 8.300 proposal dan mendanai sekitar 1.200 penelitian mahasiswa. “IRN konsisten mengusung misi untuk mendorong minat riset mahasiswa dalam bidang pangan, inovasi pangan, dan pemanfaatan sumber daya lokal. Hal ini selaras dengan salah satu fokus dari upaya peningkatan ketahanan pangan, yakni dengan menggali potensi pemanfaatan komoditas lokal untuk dampak sosialekonomi yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Untuk IRN 2025-2026 Indofood menerima sebanyak 735 proposal penelitian dari 135 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di berbagai wilayah di Indonesia. Menurut Indrayana, jumlah ini meningkat 20% dibanding gelaran tahun sebelumnya.
“Peningkatan ini menunjukkan antusiasme mahasiswa meningkat untuk melakukan penelitian, khususnya di bidang pangan fungsional dari berbagai aspek keilmuan. Kami berharap semua penerima Indofood Riset Nugraha dapat menginspirasi generasi muda Indonesia terhadap isu keberlanjutan pangan dan pada akhirnya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa,” pungkas Indrayana.
Seluruh proposal yang masuk telah melalui seleksi administrasi dan dilanjutkan dengan seleksi substansi, melibatkan 9 tim pakar lintas keilmuan. Mulai dari pakar di Bidang Teknologi Pangan, Sosial Ekonomi Pertanian, Budidaya Pertanian, Peternakan, Gizi dan Kesehatan, Perikanan dan Kelautan, hingga Genetika dan Bioteknologi Molekuler, serta dari praktisi di sektor Industri.
Ketua Tim Pakar IRN Prof Dr Ir Purwiyatno Hariyadi, M.Sc menjelaskan, tema IRN adalah “Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi Dan Kearifan Lokal”.
“Tema ini sangat relevan dengan kondisi sekarang, mengingat masih begitu banyaknya sumber pangan fungsional bernilai gizi tinggi di Indonesia yang masih belum dimanfaatkan secara optimal. Bahkan, jika berbicara tentang pangan lokal, maka pemanfaatannya juga memiliki dampak untuk pengembangan ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Tim pakar akhirnya memilih 96 proposal penelitian mahasiswa memperoleh bantuan dana. “Penilaian diberikan berdasarkan lima kriteria penelitian yaitu proses, mutu, teknik presentasi, penguasaan materi dan sikap peneliti,” ujar Prof Purwiyatno.
Ada empat mahasiswa sebagai Peneliti Terbaik dan Terpilih Program IRN periode 2024/2025 :
Hamzah Akram Maulana – Universitas Tanjungpura
Judul Penelitian : Dairy-Free Imitation Cream Cheese Dengan Fat Replacer Pada Berbagai Konsentrasi Koagulan Gluconic Acid-Δ-Lactone Sebagai Plant-Based Food Berbasis Potensi Lokal Kalimantan Barat.
Kalisha Nirmala Chandra – Universitas Gadjah Mada
Judul penelitian: Designing Functional Eggs: Peningkatan Kualitas Telur dan Ekspresi Gen Antioksidan Ayam Petelur Melalui Inovasi Suplemen Pakan Berbahan Selenium Organik.
Rosdiana Anjelina – Institut Teknologi Bandung
Judul penelitian: Analisis Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman, Kualitas Biomassa, Serta Dinamika Kandungan Nitrogen Pada Sistem Three Sisters Dengan Penggunaan Pupuk Vermikompos.
Zhafa Nesya Salsabila – Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Judul Penelitian : Isolasi, Seleksi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Teri Fermentasi (Rusip) sebagai Kandidat Kultur Starter dan Penghasil Bakteriosin.
STEVY WIDIA
Discussion about this post