JAFF Market Jadi Jembatan Kolaborasi dan Investasi Industri Intelektual Properti

Kementerian Ekraf dukung kolaborasi IP kreator Indonesia di ajang JAFF Market 2025. (Foto: istimewa/kemenekraf)

youngster.id - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market telah menjadi wadah yang berpengaruh bagi industri perfilman di kawasan Asia Tenggara. Pada penyelenggaraan tahun 2024, ajang ini berhasil membawa dampak ekonomi hingga Rp36 miliar dan nilai kontrak kerja sama tercatat Rp18,5 miliar.

Untuk itu, Kementerian Ekonomi Kretif/Badan Ekonomi Kreatif berkomitmen memperkuat ekosistem film, animasi dan video melalui pendukungan dan partisipasi aktif di JAFF Market sebagai pendorong investasi intelektual properti (IP) di sektor perfilman.

Pada edisi JAFF Market 2025, Kementerian Ekraf mendukung program Content Market dengan menghadirkan 10 IP karya kreator Indonesia yang telah dikurasi untuk bertemu para pemangku kepentingan industri IP tersebut terdiri dari Amurva, Elang Hitam, Glommy Sunday, Jemawa Yanti, Journal Of Terror, Meng, Sangkakala Di Langit Andalusia, Tabi, The Summoning dan World Without Sleep.

Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya mengatakan, hal ini menjadi langkah penting dalam mendorong adaptasi buku, komik, gim serta karya orisinal menjadi konten audio visual kompetitif di pasar global.

“JAFF Market bukan sekadar ruang temu, melainkan jembatan kolaborasi yang memperkuat jalur adaptasi IP menjadi film dan serial. Ini membuka peluang komersial baru bagi kreator sekaligus memperkokoh rantai nilai industri,” kata Riefky dikutip dari keterangan resmi Senin (1/12/2025).

Pada JAFF Market 2025 berlangsung di Jogja Expo Center, Yogyakarta, pada 29 November sampai 1 Desember 2025 di Jogja Expo Center (JEC) dengan menghadirkan enam program, yaitu JAFF Future Project, Content Market, Talent Day, Film & Market Conference, Market Screening dan Film Lab.

Menurut Riefky, JAFF Market menjadi ruang strategis bagi kreator IP dan pelaku industri film Indonesia untuk berkolaborasi, berjejaring serta bertemu dengan investor guna mendorong komersialisasi karya ke pasar regional maupun global.
Pada penyelenggaraan tahun lalu, JAFF Market menarik partisipasi luas dari pelaku industri film berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Belanda, Kamboja, Myanmar dan Malta. Total dampak ekonomi mencapai Rp36 miliar, sementara nilai kontrak kerja sama tercatat Rp18,5 miliar.

Selain itu, ajang tersebut dihadiri lebih dari 6.723 pengunjung, menghadirkan 151 stan pameran serta menyelenggarakan 1.767 pertemuan bisnis.

Pada momentum sama, tercatat 61 penandatanganan MoU, seluruh capaian itu memperkuat peran JAFF sebagai katalis pertumbuhan industri film nasional dan internasional untuk membuka lapangan kerja baru.
“Sektor ini terbukti berkontribusi nyata dalam membuka lapangan kerja berkualitas baru, mendorong ekspor, menarik investasi serta meningkatkan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB),” kata Riefky.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version