youngster.id - Sepanjang tahun 2024, pasar tenaga kerja Indonesia mengalami perubahan besar yang dipicu oleh perkembangan ekonomi digital, penerapan teknologi AI, serta semakin tingginya kesadaran akan nilai keberagaman dan inklusivitas di lingkungan kerja.
Laporan Jobstreet by SEEK bertajuk “Hiring, Compensation, and Benefits 2025” menyebutkan, dengan meningkatnya penggunaan AI dalam beberapa tahun terakhir, 71% perusahaan di Indonesia saat ini mempertimbangkan pengetahuan AI kandidat saat melakukan proses rekrutmen.
Namun, mayoritas dari mereka melihatnya sebagai “nilai tambah” pada kualifikasi utama dari kandidat, bukan sebagai persyaratan utama. Tahun 2024 menegaskan pentingnya kecakapan AI dalam dunia kerja, di mana perusahaan umumnya menilai kemampuan AI melalui pengenalan diri kandidat (53%), pertanyaan teknis (46%), atau portofolio proyek AI (44%). Namun, hanya sebagian kecil yang menggunakan sertifikasi AI (35%) atau tugas khusus (26%). Tren ini mencerminkan kebutuhan akan keseimbangan antara keahlian inti dan literasi digital di era otomatisasi.
Di sisi lain, keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) di tempat kerja masih menjadi topik hangat. Di Indonesia, sebanyak 56% perusahaan telah mengimplementasikan adopsi DEI, namun ini masih menjadi tugas utama perusahaan lainnya dalam memastikan adanya kesempatan dan lingkungan yang setara bagi para pekerja.
Pengetahuan AI menjadi kritis bagi kandidat di era digital, tidak hanya mengurangi bias dalam rekrutmen tetapi juga mendorong inovasi di tempat kerja. Data menunjukkan 56% perusahaan di Indonesia telah mengadopsi inisiatif DEI, seperti kebijakan anti-diskriminasi (62%) dan blind resume screening (44%). Namun, 15% masih enggan, dengan alasan utama kurangnya pemahaman akan manfaat DEI (35%) atau ketiadaan regulasi wajib (25%) dan pemanfaatan AI (16%) terus dikembangkan untuk memperkuat inklusivitas.
Wisnu Dharmawan, Sales Director – Indonesia, Jobstreet by SEEK mengatakan, dalam menghadapi dinamika pasar kerja 2025, perusahaan perlu bertindak proaktif dengan strategi rekrutmen yang adaptif.
“Manfaatkan momentum Anggaran 2025 untuk merekrut talenta terbaik, baik secara penuh waktu maupun fleksibel. Tawarkan kompensasi kompetitif yang mempertimbangkan inflasi dan benchmark industri, serta lengkapi dengan paket tunjangan yang relevan. Kemudian, prioritaskan kandidat dengan keahlian AI, mengingat 38% talenta telah mengadopsi alat ini—sesuai dengan kebutuhan bisnis di era digital,” kata Wisnu, dikutip Jum’at (2/5/2025).
Laporan itu juga menyebutkan, diperkirakan pada paruh kedua tahun 2025, rekrutmen di pasar ketenagakerjaan Indonesia akan lebih aktif. Sebanyak 42% responden memprediksi adanya rekrutmen yang lebih aktif di paruh kedua tahun 2025 pada pasar ketenagakerjaan Indonesia dibandingkan dengan tahun 2024 – yang bahkan meningkat 6% dari prediksi aktivitas rekrutmen di paruh pertama tahun ini.
Data dari survei juga menunjukan bahwa 94% perusahaan di Indonesia aktif dalam melakukan rekrutmen. Peningkatan terbesar dalam rekrutmen ini terlihat pada karyawan paruh waktu kontraktual yang melonjak dari 17% pada tahun 2023 menjadi 32% di tahun 2024. Selain itu peningkatan juga terlihat pada rekrutmen karyawan tetap paruh waktu dari angka 52% menjadi 56% di tahun 2024.
HENNI S.
Discussion about this post