youngster.id - Banyak orang beranggapan bahwa untuk memulai usaha mandiri itu sesuatu yang riskan, wirausaha itu sesuatu yang penuh resiko, dunia bisnis itu kejam. Akibatnya karena takut dengan resiko, banyak orang menjadi kesulitan untuk bisa memulai usaha. Apalagi mereka yang berusia muda.
Populasi penduduk Indonesia berada di usia produktif yaitu pada umur 15-64 Tahun, merupakan modal besar bagi perekenomian nasional. Apalagi penduduk dengan usia 15-64 tahun jumlahnya mencapai 60% dari total penduduk nasional yang mencapai 240 juta orang. Generasi ini memiliki semangat pembaruan yang kreatif dan inovatif, termasuk dalam berbisnis.
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan keberanian, percaya diri, banyak usaha dan juga kerja keras. Hal itu dibuktikan oleh Joffe Mikhail Corleone founder dan CEO dari PineGoods & Co. Dengan motivasi untuk bisa hidup mandiri dan tidak lagi bergantung pada orang tua, ia berwirausaha dan memproduksi sejumlah produk fesyen.
“Kala itu saya dan teman saya tiba-tiba berpikir kenapa kami spending money dari orang tua terus. Kenapa kami tidak menghasilkan uang sendiri saja dan tidak lagi merepotkan orang tua. Apalagi kami kuliah di jurusan desain yang bisa mendesain sesuatu yang dapat dijual. Intinya percaya sama diri sendiri,” ungkap Joffe kepada Youngsters.id tentang awal mula dia berwirausaha.
Ternyata ide yang dibicarakan di bawah pohon itu benar-benar mereka wujudkan. Lahirlah brand fesyen Pinegoods yang mengedepankan produk-produk tas buatan tangan.
“Nama Pinegoods itu dipilih karena waktu itu kami sedang berada di bawah pohon. Filosofinya pohon ini akan tinggi dan kuat meski diterpa angin dan goncangan. Sedangkan goods karena ini terkait dengan barang-barang fashion,” papar Joffe yang ketika memulai usaha ini baru berusia 19 tahun.
Produk fesyen lokal memang sedang bertumbuh. Mulai banyak orang yang suka berbelanja produk fesyen yang bersifat eklusif atau jarang ditemui di toko-toko fesyen pada umumnya. Peluang ini yang ditangkap oleh pemuda kelahiran Jakarta 12 Mei 1992 itu.
Minim pengalaman dan kurang pengetahuan tidak membuat Joffe gentar. “Terkadang kita tidak punya kesiapan, dan hanya berpikir banyak untuk memulai sesuatu. Ya fight aja saat kita sedang berusaha dan yakin sama diri sendiri,” kata Joffe yakin.
Â
Ciri Utama
Tekad yang bulat membuat Joffe memulai usaha dengan modal pinjaman sebesar Rp 15 juta yang diperoleh dari saudaranya. Dengan modal itulah, dia mulai merancang produk yang akan dijual.
Sebagai anak muda metropolitan yang mengikuti tren fesyen, Joffe memanfaatkan bahan denim yang sedang tren saat itu sebagai bahan utamanya. Alih-alih memproduksi busana, Joffe memilih membuat tas. “Kami ingin menggunakan denim tapi dengan konsep baru. Jadi bukan celana melainkan tas,” akunya.
Mereka pun merancang sendiri produk yang mereka inginkan. Setelah berkali-kali gagal, akhirnya didapatkan desain yang sesuai dan berkualitas serta layak dipasarkan. Ciri utama produk Pinegoods adalah waterproof, develop backpack yang dilengkapi raincoat. “Kami memang ini membuat produk tak hanya model saja, tapi juga yang berkualitas,” ujarnya.
Sasarannya adalah anak-anak muda yang berusia 18-28 tahun dan ingin tampil beda dan fashionable. Namun Joffe menemui kendala saat produksi siap dimulai. Pasalnya ia sama sekali tidak punya pengalaman tentang konveksi. Padahal ini adalah faktor utama dari produk handmade. “Karena modal terbatas, kami harus mencari vendor yang tepat. Karena di vendor itu nggak bisa kalau cuma buat dalam jumlah sedikit, jadi harus dalam jumlah banyak. Dan itu perlu modal besar,” ungkap peraih Design Appreciation Certificate from Curtin University Malaysia itu.
Dewi fortuna masih berpihak padanya. Joffe akhirnya bertemu saudara yang memiliki tempat konveksi tas. Dan kompromi pun terjadi, sehingga produksi pun bisa dimulai. “Pokoknya fight aja, berusaha tak kenal menyerah. Apalagi orang tua dan keluarga sangat mendukung saya,” ucap putra tunggal dari Theresia Yuliana.
Startegi Personal
Karena keterbatasan modal, kata Joffe, di awal usaha mereka hanya memproduksi 300 pieces dengan target barang terjual dalam waktu dua bulan. Tak diduga, produk Pinegoods langsung habis terjual dalam dua minggu.
Rupanya keampuhan strategi pemasaran lewat media sosial, teman kampus dan reseller terbukti. Bahkan dalam kurun waktu sembilan bulan, produk Pinegoods telah terjual sebanyak 1.500 item. Sungguh pencapaian luar biasa bagi usaha pemula yang minim promosi. Joffe mengaku, pencapaian itu membuat dia bisa mengembalikan pinjaman modal dengan cepat.
Dia juga semakin percaya diri. “Modal awal saya dulu itu sekitar Rp 15 juta dan saya dapat pinjaman dari saudara. Kini penghasilan saya per bulan bisa mencapai Rp 15 sampai 20 juta,” ujarnya bangga.
Prospek ini membuat Joffe mulai meningkatkan kapasitas produksi dengan lima orang karyawan di Bandung dan lima orang di Jakarta. Dia mengembangkan produk berbahan denim dan suede, serta desain tas mengikuti perkembangan tren terbaru. Bahkan, untuk urusan pengepakan dia memberi sentuhan personal berupa kain perca. Dia juga mulai mengikuti berbagai pameran fesyen dan industri kreatif.
Tentu saja, bisnis yang dikembangkan Joffe bukan tanpa rintangan. Joffe mengaku dia pernah mendapatkan complain dari pelanggan karena produk yang didapat tidak seperti pada foto. Untuk itu, dia mengatasinya dengan pendekatan personal. “Karena kepercayaan consumer itu tidak bisa dibeli,” ujarnya.
Peta persaingan yang ketat di industri kreatif fesyen juga disikapinya secara bijak. Menurut Joffe, dengan membuat desain yang lebih menarik dan berkualitas, maka Pinegoods tetap menguasai pasar. Bahkan, Joffe ingin memperluas pasar dengan membangun toko offline. Termasuk rencana membuka toko Pinegoods di Philipina dan Thailand di tahun 2017. “Harapannya sih, nggak cuma bisa ekspansi tas. Tapi juga bisa ke baju dan produk fesyen lainnya,” pungkas Joffe.
====================================
Joffe Mikhail Corleone
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Mei 1992
- Pendidikan Terakhir: Sarjana Desain Komunikasi Visual Binus University
- Nama Brand : PINEGOODS
- Nama Perusahaan : PINEGOODS & CO.
- Berdiri : 25 Desember 2011
- Modal : Rp 15 juta
- Omzet : Rp 15-20 juta per bulan
Penghargaan yang pernah didapat :
- Featured on Hai Magazine (2013)
- Featured on Free! Magazine (2012)
- Featured on ECOBAR for Fashion Show (2012)
- Design Appreciation Certificate from Curtin University Malaysia
=====================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post