youngster.id - Perusahaan penyedia layanan logistik J&T Global Express Limited mengumumkan bahwa perusahaan itu membukukan pendapatan sebesar US$10,26 miliar di tahun 2024, meningkat 15,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, volume pengiriman paket juga meningkat 31% menjadi 24,65 miliar paket.
Pendapatan utama dari bisnis layanan pengiriman ekspres adalah US$9,98 miliar, meningkat 23,4% YoY. Selama periode tersebut, seluruh metrik laba J&T menunjukkan perputaran positif. Laba bersih perusahaan mencapai US$110 juta, meningkat signifikan dibandingkan kerugian US$1,16 miliar pada tahun 2023.
Laba bersihnya yang disesuaikan berjumlah sekitar US$200 juta, melebihi ekspektasi pasar. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan mencapai US$780 juta, melonjak 430,5%.
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang disesuaikan berubah menjadi positif, mencapai US$300 juta, mencerminkan profitabilitas perusahaan yang terus meningkat dan perkembangannya yang sehat dan berkelanjutan.
Charles Hou, Group Vice President J&T Express mengatakan, J&T telah mencapai hasil cemerlang pada tahun 2024 berkat jaringan logistik besar yang dibangun di berbagai wilayah, layanan yang andal, pengalaman canggih dan kemampuan pengendalian biaya yang diperoleh di Tiongkok, dan kemitraan erat dengan platform e-commerce di berbagai pasar.
“Kami menjunjung tinggi posisi kami sebagai penyedia layanan logistik yang netral, dan secara aktif membangun kerja sama yang terdiversifikasi dengan platform tersebut, terus meningkatkan kemampuan teknologi informasi dan intelijen, sekaligus mengoptimalkan proses layanan melalui platform teknologi yang kami kembangkan sendiri untuk memberdayakan operasi global,” kata Charles, seperti dilansir TN Global, Kamis (6/3/2025).
Dijelaskan Dylan Tey, Chief Financial Officer J&T Express mengatakan, pada tahun 2024, pendapatan J&T di seluruh wilayah operasi terus mencapai pertumbuhan dua digit, terutama diuntungkan oleh semakin dalamnya kerja sama kami dengan platform e-commerce di berbagai wilayah, serta ekspansi aktif mitra merek yang terdiversifikasi.
Pada tahun 2024, EBIT yang disesuaikan seluruh wilayah operasi mencapai pertumbuhan atau perbaikan yang signifikan. Di Tiongkok, EBIT yang disesuaikan menjadi positif untuk pertama kalinya, mencapai US$150 juta, dibandingkan dengan kerugian EBIT yang disesuaikan sebesar US$240 juta pada tahun 2023. Di Asia Tenggara (SEA), EBIT yang disesuaikan meningkat sebesar 48,9% YoY menjadi US$300 juta.
Di pasar baru seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), kerugian EBIT yang disesuaikan adalah US$76,47 juta, penurunan yang signifikan dibandingkan kerugian US$110 juta pada tahun 2023.
“Kami telah mempertahankan posisi terdepan kami di Asia Tenggara, dengan mendorong pendapatan dan profitabilitas, mempertahankan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. Kami percaya bahwa keunggulan perusahaan sebagai first mover dan layanan berkualitas tinggi di Asia Tenggara dapat semakin meningkatkan pangsa pasar kami di wilayah ini,” kata Tey.
Disebutkan, J&T terus mencapai pertumbuhan dan peningkatan profitabilitas yang stabil di Asia Tenggara pada tahun 2024. Volume parsel perusahaan di wilayah tersebut mencapai 4,56 miliar, meningkat 40,8% YoY.
Pangsa pasar J&T di Asia Tenggara meningkat sebesar 3,2 poin persentase dari tahun 2023 menjadi 28,6%, semakin memperkuat posisi terdepan dan keunggulan kompetitifnya di pasar.
Pendapatan J&T di pasar Asia Tenggara meningkat 22,3% YoY menjadi US$3,22 miliar pada tahun 2024. EBITDA yang disesuaikan di wilayah ini mencapai US$460 juta, meningkat sebesar 21,3% YoY. EBIT yang disesuaikan mencapai US$300 juta, dengan tingkat pertumbuhan 48,9% YoY.
Sementara itu, skala bisnis dan pangsa pasar J&T di Tiongkok juga terus meningkat. Volume parsel perusahaan di Tiongkok meningkat 29,1% YoY menjadi 19,8 miliar pada tahun 2024. Selama periode tersebut, pangsa pasar di Tiongkok meningkat menjadi 11,3%.
Volume paket dan pangsa pasar perusahaan di Tiongkok terus tumbuh, terutama karena kerja sama yang lebih erat dengan platform e-commerce yang ada, ditambah dengan peningkatan kualitas layanan dan peningkatan citra merek.
Pendapatan perusahaan di Tiongkok mencapai US$6,39 miliar pada tahun 2024, meningkat sekitar 22,2% YoY. EBITDA yang disesuaikan di wilayah tersebut adalah US$430 juta, dan EBIT yang disesuaikan menghasilkan keuntungan sebesar US$150 juta, terutama karena penurunan signifikan dalam biaya per bidang. Selama periode tersebut, biaya per paket perusahaan di Tiongkok turun sekitar 11,8% menjadi $0,30.
“Ke depan, J&T akan terus meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan, menyediakan layanan yang lebih nyaman, efisien, dan cerdas untuk memenuhi permintaan pelanggan akan layanan pengiriman ekspres berkualitas tinggi,” tutup Charles.
J&T Express merupakan perusahaan yang didirikan di Indonesia sejak 2015 silam. Sejak saat itu, perkembangan J&T Express semakin masif sehingga sempat masuk sebagai startup berstatus unicorn dan memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
J&T Express didirikan oleh dua orang pentolan OPPO Indonesia, yaitu Jet Lee dan Tony Chen. Jet Lee merupakan eks CEO OPPO Indonesia, sedangkan Tony Chen merupakan salah satu eksekutif di perusahaan itu. Lalu keduanya keluar dan mendirikan perusahaan logistik bernama J&T, dengan mengambil inisial nama mereka berdua.
STEVY WIDIA
Discussion about this post