youngster.id - Pameran produk khusus UKM kerajinan “Teras Indonesia” kembali digelar IKEA Indonesia. Pada pameran UKM ke-8 kali ini menghadirkan produk kerajinan dari anyaman rotan, kerajinan kain khas Palembang. Termasuk produk fesyen yang terbuat dari batik dan tenun yang digabungkan dengan kerajinan patchwork.
Kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 3 – 5 November 2017 di area pintu masuk toko IKEA Alam Sutera.
“Kesempatan ini dapat menjadi tujuan unik berbelanja di IKEA Alam Sutera selama libur akhir pekan. Ini merupakan pameran Teras Indonesia yang ke-delapan dimana produk pada pameran tersebut juga dapat dibeli oleh pengunjung. IKEA Indonesia konsisten melaksanakan kegiatan ini dalam rangka memperkenalkan produk-produk UKM yang sangat unik dan khas, juga digemari oleh para pengunjung kami,” kata Eliza Fazia, Country Marketing Manager IKEA Indonesia.
Sebelum menampilkan produk-produknya di IKEA Alam Sutera, tim Interior Designer IKEA memberikan pengetahuan tentang tips menata display yang menarik layaknya retail berkelas internasional kepada ketiga UKM yang berpartisipasi. Pengetahuan tersebut diberikan untuk membantu mengangkat nilai dari produk yang ditampilkan, tidak hanya pada pameran Teras Indonesia, tetapi dapat bermanfaat pada pameran-pameran berikutnya di tempat lain.
“Teras Indonesia” merupakan kerjasama antara IKEA Indonesia dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), pameran yang ke-8 ini diikuti oleh tiga peserta UKM yaitu Ratna Art Shop, Galeri Wong Kito dan Deviore Fashion & Craft.
RATNA ART SHOP
Ratna Art Shop didirikan di Lombok oleh Sukarji sejak tahun 1978, dengan 5 orang pengrajin. Pada awalnya Ratna Art Shop membuat tempat tembakau dari rotan untuk digunakan sehari-hari. Sukarji kemudian mulai memasarkan produk Ratna Art Shop ke Bali, dikarenakan pada saat itu Lombok belum terlalu dikenal wisatawan dan masih sepi pengunjung. Dengan semakin meningkatnya permintaan dari pembeli, Ratna Art Shop pun berkreasi membuat aneka produk kerajinan rotan untuk dekorasi rumah, hotel, maupun pemakaian sehari-hari.
Kemudian dengan modal Rp 15 juta, Ratna Art Shop membuka cabang di Bali pada tahun 1980. Dari sinilah kerajinan rotan Ratna Art Shop semakin berkembang membuat produk anyaman rotan. Seiring dengan banyaknya permintaan pembeli, Ratna Art Shop membuat berbagai macam model yang tentu saja mengikuti berkembangan dunia dan tren sampai saat ini.
GALERI WONG KITO
Berawal dari kegemaran membantu memasarkan produk IKM (industri binaan), Anggi Fitrilia yang merupakan seorang penyuluh industri di Provinsi Sumatera Selatan dan aktif berkecimpung di industri kerajinan kain khas Palembang seperti jumputan, songket, dan tenun kain khas Palembang, mulai menekuni usaha tersebut. Dengan rutin mengikuti berbagai ajang pameran dan promosi di media sosial, usaha Anggi mulai berkembang. Dalam perjalanan usahanya ia banyak mendapat apresiasi, baik dalam bentuk binaan, penghargaan maupun kerjasama. Diantaranya menjadi Binaan dari LPB Palembang YDBA ASTRA, Kementrian Perindustrian R.I melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Perindustrian Kota Palembang, dan Dinas Perindustrian Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin.
Kemudian Anggi memanfaatkan pewarnaan alam dari air sisa limbah gambir pada jumputan, yang merupakan produk potensi daerah di Kabupaten Musi Banyuasin. Anggi juga aktif mengajak generasi muda agar lebih kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan sumber daya alam di sekitar serta memberikan suatu nilai tambah, manfaat, dan menciptakan sesuatu yang menjadi potensi daerah sekaligus lapangan kerja. Galeri Wong Kito mempunyai dua cabang pemasaran yaitu di Galeri Dekranasda Kabupaten Musi Banyuasin dan di Palembang.
DEVIORE FASHION & CRAFT
Berdiri tahun 2014, Deviore Fashion & Craft menampilkan produk fashion yang terbuat dari batik dan tenun, yang digabungkan dengan kerajinan patchwork. Adapun konsep dari fashionnya menampilkan kreatifitas bagi kaum muda, bergaya modern, simpel, dan ramah lingkungan. Dengan target pasar wanita usia 20 sampai 50 tahun, Deviore Fashion & Craft berasal dari ide membuat baju batik dan tenun, dan memanfaatkan sisa kain untuk membuat kerajinan (craft) lainnya, menjadikannya produk ramah lingkungan dengan zero waste. Terciptalah usaha brand Deviore dengan 2 jenis usaha di bidang fashion dan craft. Deviore Fashion menghasilkan pakaian jadi dan limbah kain, dan menerima limbah kain yang kemudian diolah menjadi produk kreatif dengan nilai seni dan nilai jual yang tinggi.
HENNI T. SOELAEMAN
Discussion about this post