youngster.id - Di masa depan berkat keunggulan teknologi smart contract blockchain dan adopsi yang semakin luas, token Real Word Assets (RWA) diproyeksikan akan mendominasi dunia kripto.
Apa itu token RWA? RWA adalah representasi digital dari aset fisik yang diperoleh melalui proses konversi yang memanfaatkan teknologi blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT). RWA merupakan aset nyata (seperti emas, saham, rumah, dan asset lainnya) yang dapat direpresentasikan dalam bentuk token dan memiliki potensi untuk berfungsi sebagai jaminan dalam platform Decentralized Finance (DeFi).
Token RWA ini dibuat melalui proses tokenisasi menggunakan smart contract di blockchain dan dapat ditransaksikan layaknya token berbasis blockchain lainnya.
Pada dasarnya, konsep RWA akan membawa kesempatan untuk menggabungkan keuntungan dunia nyata dengan keunggulan teknologi terdesentralisasi. Di lain sisi, aset digital dalam dunia kripto menyediakan inovasi finansial baru yang terutama ditandai oleh desentralisasi dan anonimitas.
“Token RWA memungkinkan aset fisik untuk diubah menjadi aset digital yang bisa diperdagangkan di blockchain. Contoh aset dunia nyata yang bisa di-tokenisasi antara lain rumah, mobil, perhiasan, logam mulia, dan saham. Proses ini mirip dengan konsep saham yang dibuat dalam bentuk digital dan diperjualbelikan di bursa, tetapi dengan token RWA, perdagangan dilakukan di jaringan blockchain,” jelas Oscar Darmawan, CEO INDODAX, dikutip Rabu (5/6/2024).
Selain itu, token RWA dapat digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman atau menghasilkan dividen seperti halnya saham. Misalnya, sertifikat tanah yang di-tokenisasi bisa digadaikan untuk pinjaman, atau token tersebut dapat memberikan pendapatan pasif kepada pemiliknya.
Menariknya, pasar token RWA diperkirakan bisa mencapai nilai US$16 triliun pada tahun 2030. Angka ini mencerminkan potensi besar dari token RWA
Namun, ada beberapa tantangan dalam mengadopsi token RWA. Masalah hukum dan peraturan, terutama pada transaksi lintas negara, serta masalah kepercayaan antara penyedia jasa dan pengguna masih menjadi kendala utama. Selain itu, perubahan mindset dan adopsi teknologi oleh pemilik aset dunia nyata juga menjadi tantangan tersendiri.
Meskipun demikian, token RWA memiliki potensi besar untuk melaju dengan momentum yang kuat. RWA bisa jadi akan menjadi gainer terbesar di bull market mendatang, karena banyaknya uang dari aset dunia nyata yang akan mengalir ke pasar kripto.
Tapi perlu diingat, naik turun token akan mengikuti basis aset fisiknya, atau skema bagi hasilnya. Sehingga tidak seperti Bitcoin yang naik turunnya harga sesuai dengan supply dan demand. Di Indonesia sendiri ada token asli RWA sejak 2019, bernama lyfe.
Salah satu proyek kripto yang sudah mengusung tokenisasi RWA, yakni ONDO. Seperti diketahui, Ondo Finance adalah proyek Coinbase yang membawa solusi keuangan unik dengan mengkombinasikan aspek keuangan tradisional (TradFi) dengan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Proyek ini menggabungkan aset dunia nyata atau real-world asset (RWA) dengan teknologi blockchain. Tujuannya, menawarkan produk keuangan dan layanan berkualitas institusi bagi siapapun.
Menurut Oscar, INDODAX menyediakan token ONDO di platform exchange miliknya untuk diperdagangkan. Di INDODAX sejak awal Januari 2024 ONDO menempati posisi 7 volume terbesar dengan nilai Rp1,493 triliun, bahkan sejak bulan Mei pun, ONDO menempati posisi 9 volume terbesar dengan nilai Rp242,59 miliar. Beberapa trader dan investor bisa bertransaksi dengan mudah setelah melakukan riset mandiri (DYOR) dan mempertimbangkan untuk membeli dan menjual aset RWA terkait finance ini.
“Token RWA membuka peluang investasi baru yang sebelumnya tidak terjangkau oleh banyak orang. Dengan tokenisasi aset dunia nyata, kita dapat melihat likuiditas yang lebih tinggi dan manajemen aset yang lebih efisien,” tutup Oscar. (*AMBS)
Discussion about this post