youngster.id - Kebutuhan orang Indonesia akan startup makin tinggi sering dengan meningkatnya kinerja produk digital. Data Startup Ranking, yang menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah startup terbanyak dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada 2022, terdapat 2.305 startup atau dua kali lipat lebih dari posisi rangking dua yakni Singapura dengan 989 startup.
“Kita harus jeli melihat, yang terjadi bukan kinerja produk digitalnya menurun, bukan startup-nya juga yang turun. Akan tetapi sedang ada penyesuaian dari sisi bisnis, terutama investor itu sedang menyesuaikan kembali modal yang mereka miliki,” kata Danrivanto Budhijanto, Associate Profesor Hukum Teknologi Informasi Universitas Padjajaran dalam keterangan resminya Jumat (23/12/2022).
Danrivanto mengatakan, kebutuhan orang Indonesia akan startup juga sudah makin tinggi, sudah bukan lagi tren atau prestise sosial sesaat. Interaksi masyarakat yang demikian tinggi pada produk digital telah menciptakan budaya hidup baru yang teguh.
Dia juga menilai investor tidak menaruh semua dananya di startup, tapi ditarik dulu untuk ditempatkan ke bidang yang tengah menguntungkan. Selain secara kuantitas, data kualitatif dari Google, Temasek, serta Bain Company juga menunjukkan bahwa 42 % dari injeksi modal investor tersebut juga disalurkan ke perusahaan-perusahaan startup asal Indonesia
“Maka dari itu, kalau konteksnya Telkom sebagai BUMN teknologi informasi komunikasi, saya pribadi menilai produk digital itu sudah harus terus dikembangkan. Posisi direksi terkaitnya jadi sangat strategis, harus menjadi bagian dari decision maker utama di perusahaan,” ujar Komisioner BRTI 2009-2019 tersebut.
Menurut dia, posisi strategis itu diperlukan karena Telkom sebagai perusahaan pelat merah, sedari dulu hingga sekarang tak sekadar dibebani menjadi mesin pencetak dividen bagi negara, tapi simultan juga menjadi motor pembangunan perubah keadaan di masyarakat.
Situasi dan kondisi mutakhir memang membuka ruang yang luas bagi produk digital, termasuk dari Telkom.
Dengan angka penetrasi internet Asia Tenggara diperkirakan sudah mencapai 75 persen dari populasi kurang lebih 655 juta jiwa pada 2021 lalu, maka riset Google menyebut 7 dari 10 pengguna baru internet di kawasan ini juga bakal terus bertransaksi melalui internet, apalagi setelah pandemi usai.
Di sisi lain, sepanjang 2021, ada empat unicorn baru yakni J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, dan Xendit.
Karenanya, Indonesia tercatat sedikinya memiliki delapan unicorn, ditambah Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan OVO. Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.
STEVY WIDIA