youngster.id - Banyak rupa teknologi yang menjadi solusi selama masa pandemi berjalan, tidak terkecuali dengan teknologi kecerdasan artifisial (AI) yang kini banyak diterapkan pada 20 lebih industri yang ada di di Indonesia. Bahkan AI diyakini dapat mendorong peningkatan produktivitas bisnis.
Sebuah riset dari Accenture 2021 Global Consumer Pulse Study mengatakan 43% konsumen di Asia Tenggara tidak keberatan dilayani oleh kecerdasan artifisial berbentuk chatbot selama pertanyaan atau kebutuhannya mampu dilayani dengan baik oleh teknologi berwujud chatbot. Hal ini memberikan sebuah gambaran bahwa kini di dalam konteks sebuah bisnis, komunikasi yang efisien serta cepat jadi tuntutan utama dari keinginan konsumen.
CEO dan Co-Founder Kata.ai Irzan Raditya mengatakan, perubahan strategi multi industri akan banyak melibatkan inovasi pada infrastruktur teknologi salah satunya lewat AI.
“Riset terakhir kami mendapati efisiensi terbukti dapat dihasilkan oleh penerapan AI. Kami juga menilai kedepannya bisnis dituntut untuk mampu melayani konsumen lebih cepat, lebih sigap tanpa menurunkan kualitasnya,” kata Irzan dalam media gathering yang bertajuk “AI For Post Pandemic: Making Sustainable Business to Thrive, Rabu (27/7/2022).
Menurut dia, kondisi saat ini menjadi momentum bagi banyak bisnis. Dari sebelumnya banyak menghemat pengeluaran untuk segera bisa tancap gas mendapatkan profit lebih banyak.
“Penerapan kecerdasan artifisial untuk melayani konsumen lebih banyak dan lebih cepat. Dengan membaca serta mengerti dari data-data yang dikoleksi oleh sebuah bisnis, kita mampu menganalisa bagaimana perilaku konsumen sampai produk yang paling laku. Bisnis pun juga mampu melihat peluang dengan analisa data yang tepat, sehingga kesempatan ini bisa dimaksimalkan oleh teknologi kecerdasan artifisial walau bisnis memiliki sumber daya yang terbatas namun tetap ingin maksimal dalam meningkatkan produktivitas” ungkap Irzan.
Sementara itu, CEO dan Founder Qlue Rama Raditya mengatakan, pemanfaatan AI bagi industri diprediksi mampu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan hingga 30% dan meningkatkan produktivitas karyawan hingga 80%, sesuai prediksi dari Mckinsey pada 2021 lalu. Melalui pemanfaatan ekosistem teknologi digital berbasis AI seperti yang dikembangkan oleh Qlue, proses operasional akan bersifat end-to-end sehingga menjadi lebih efektif dan efisien ketika AI diimplementasikan di lapangan.
“Kecerdasan buatan dapat membantu kita bekerja secara efisien, dan implementasi solusi kecerdasan buatan yang berbasis deep learning bisa membantu menghasilkan analisis data lebih akurat sehingga dapat mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik. Optimalisasi ekosistem digital ini menjadi kunci pengembangan bisnis yang sejalan dengan pertumbuhan konektivitas di Indonesia demi meningkatkan stabilitas dan skalabilitas bisnis,” ujar Rama.
Tingkat konsumsi akan kebutuhan teknologi AI kian meningkat oleh beragamnya perusahaan yang menawarkan produk atau jasa ke end-customer, sejalan dengan itu partisipasi dari enabler seperti startup akan sangat dibutuhkan untuk menjawab adaptasi teknologi baru ini. Salah satunya Kalla Group.
Chief Strategy & Technology Officer Kalla Group Achmad Soegiarto mengatakan konsumen kini memiliki preferensi yang semakin banyak dengan berbagai macam keunggulan informasi yang berjalan serba cepat. “Dengan kondisi ini bisnis harus mampu menjadi lebih personal serta lebih dekat dengan konsumen sehingga strategi bisnis yang diterapkan menjadi tepat guna dan menggunakan teknologi yang tepat pula,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post