youngster.id - Kehadiran fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending menjadi solusi bagi UMKM, khususnya mereka yang belum tersentuh layanan keuangan dari perbankan, dalam mendapatkan permodalan dengan mudah, cepat dan nyaman.
Salah satu platform fintech P2P Lending yang memberikan pendanaan kepada UMKM ini adalah Pinjam Modal. Devina Mulya, Marketing Manager Pinjam Modal mengungkapkan, Pinjam Modal hadir sejak 2017 dengan komitmen untuk menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses, khususnya bagi UMKM atau pelaku usaha yang membutuhkan pembiayaan di sektor produktif.
Proses pengajuan di Pinjam Modal sendiri sangat mudah seperti KTP, bukti kepemilikan usaha, syarat usaha minimal 6 bulan berjalan, lalu dilakukan BI Checking dan survey ke pelaku usaha sebagai standar pasti. Pinjam Modal hingga kini telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp6 triliun dengan persentase lebih dari 95% pendanaan kepada sektor produktif.
Pinjam Modal fokus di 3 produk yaitu Pinjam Modal Toko, Pinjam Modal Usaha, dan Pinjam Modal Inventory yang menggambarkan mimpi kami untuk memajukan UMKM.
“Pinjam Modal ingin membantu pelaku usaha dari yang skalanya kecil, ke menengah, sampai menjadi besar. Jadi kita tumbuh bersama-sama, baik dari sisi ekonomi pelaku usahanya hingga memberikan dampak secara nasional,” kata Devina, Jum’at (26/1/2024).
Salah seorang pengusaha penerima manfaat pendanaan dari Pinjam Modal adalah Linda Sintiya, Pemilik Toko Pondok Grosir. Linda mengaku bahwa usaha grosir sembako miliknya banyak terbantu pendanaan dari platform Pinjam Modal.
Selama satu tahun terakhir menggunakan Pinjam Modal, Ia merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan dan juga kemudahan serta kecepatan proses pencairan yang kurang dari 24 jam. Secara total, Toko Pondok Grosir telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp6 miliar dari Pinjam Modal.
“Awalnya saya hanya berjualan minyak curah yang dikemas sendiri di rumah. Sedikit-sedikit berkembang dan akhirnya bisa punya toko yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok rumah tangga. Dari situlah mulai kenal dengan tim sales dari Pinjam Modal yang datang ke grosir untuk menawarkan pinjaman. Saat itu plafon pertamanya Rp 300 juta, kemudian naik jadi Rp 500 juta dan sekarang bisa pinjam Rp750 juta. Syarat-syaratnya mudah, apalagi sekarang tinggal ajukan di aplikasi, kendala juga tidak pernah ada sama sekali,” ungkap Linda.
Linda menambahkan, pendanaan yang diberikan Pinjam Modal sangat membantunya untuk mengembangkan usaha dengan menambah stok barang lebih banyak, terlebih ketika permintaan sedang meningkat.
Kini omset usaha Toko Pondok Grosir bisa mencapai Rp4-5 juta dalam sehari dari yang sebelumnya hanya kisaran Rp 1 juta. “Ada rencana (buka cabang) sekarang lagi cari tempat. Stok barang di sini juga sudah penuh jadi harus dibagi dua. Harapannya ke depan semoga plafon dari Pinjam Modal bisa ditambah lagi dan bunganya lebih kompetitif,” tambahnya.
Fintech P2P lending lainnya adalah KreditPro. Yane Yunita, Credit Risk Manager KreditPro menjelaskan KreditPro adalah salah satu penyelenggara fintech P2P Lending yang 100% menyalurkan pembiayaan untuk sektor produktif. Sejak berdiri pada tahun 2018, KreditPro sudah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp680 miliar kepada lebih dari 3.000 UMKM yang berfokus pada sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang mayoritas berada di pulau Jawa.
KreditPro juga secara konsisten menunjukkan dukungannya terhadap kemajuan UMKM di Indonesia melalui penyediaan produk menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan, persyaratan pembiayaan yang disesuaikan dengan kapabilitas, mendukung percepatan digitalisasi UMKM, kemudahan akses kapan dan dimanapun, hingga memperkenalkan pelaku UMKM kepada ekosistem yang lebih besar yang dapat mendukung supply chain bisnis mereka.
Dori, Head Risk and Control PT Jaya Pratama Perkasa (JPP) mengatakn, perusahaan tempat Ia bekerja sangat terbantu dengan adanya pendanaan dari platform KreditPro. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transporter atau penyewaan trucking ke berbagai kota di Indonesia dengan jumlah armada mencapai 600 unit, JPP sangat membutuhkan pinjaman dengan kecepatan dan fleksibilitas yang tinggi.
“Perusahaan kami memiliki cash flow yang sangat cepat, sehingga dengan adanya pendanaan dari fintech atau pinjaman online (pinjol) ini sangat membantu kami dalam mengelola biaya operasional yang sangat besar setiap harinya. Fintech ini merupakan pembiayaan yang fleksibel, bisa tanpa agunan, proses pengajuannya juga mudah,” kata Dori.
Menurut Dori, pihaknya pertama kali mengajukan pinjaman ke KreditPro pada Agustus 2023 lalu. Hingga kini ia telah mengajukan sebanyak 3 kali putaran pinjaman dengan nominal sebesar Rp300 juta.
Pelaku UMKM yang turut merasakan kemudahan dalam mendapatkan pendanaan dari fintech P2P lending adalah Furqon, Pemilik Bubur Ayam Kampung Nyemplung, yang mendapat pendanaan dari Findaya.
Furqon menceritakan awal mulanya bisa terhubung dengan platform Findaya yaitu saat tergabung sebagai mitra di aplikasi GoBiz dari Gojek.
“Awal mulanya kita dapat plafon dengan nominal Rp650 juta. Tapi saya tidak ambil semua jadi sesuai kebutuhannya saja. Saya tarik sekitar Rp150 juta. Saya mengajukan pinjaman setelah pandemi, hingga sekarang sudah 3 kali pengajuan. Fintech mudah, tidak ada persyaratan yang memberatkan pelaku usaha, tanpa agunan, dan pencairannya cepat,” kata Furqon.
Furqon menjelaskan Bubur Ayam Kampung Nyemplung sebelumnya telah memiliki 12 outlet dengan omset per bulannya mencapai Rp800 juta. Pendanaan yang didapat dari Findaya tersebut lantas digunakannya untuk ekspansi dengan dengan menambah 2 unit food truck sehingga omsetnya meningkat menjadi Rp1 miliar per bulan. Menurutnya, untuk 1 unit food truck bisa mendatangkan omset harian di angka Rp1,8-2,5 juta.
“Oleh karena itu rencana bisnis Furqon pada tahun ini akan berfokus untuk menambah jumlah food truck,” tambahnya.
Timothy Prawiromaruto, Head of Productive Lending Findaya menyebutkan bahwa sebagai bagian dari GoTo Finansial, Findaya diharapkan menjadi solusi operasional dan finansial bisnis yang lebih mudah dan efisien bagi pemilik usaha, apapun skalanya. Hingga saat ini, Findaya telah menyalurkan pinjaman hingga triliunan kepada pemilik UMKM di Indonesia secara aman, mudah, dan bertanggung jawab.
“Findaya memiliki berbagai layanan pinjaman baik untuk sektor produktif dan konsumtif. Di sektor produktif, produk kami ada GoModal, yang memberikan akses pinjaman modal kepada Mitra Usaha Gojek, dan Modal Toko yang merupakan fasilitas pinjaman modal untuk Penjual di Tokopedia,” kata Timothy.
Gunawan Sutisna, Pemilik Toko Ikan Hias Holly Betta Central yang menggeluti bisnis ikan cupang aduan dari tahun 2006, merupakan pengusaha yang mendapatkan kemudahan pendanaan dari fintech Fintag.
Menurut Gunawan, tahun 2018 mulai kenal dengan platform Fintag yang plafon awalnya Rp3 juta dan sekarang sudah Rp7,5 juta. Dana itu digunakan untuk membeli bibit ikan yang bagus, setelah dirawat 2 minggu lalu dijual.
“Fintag sangat membantu usaha saya dari 2018 yang awalnya pengajuan masih konvensional dan sekarang bisa lewat aplikasi. Jadi sangat mudah. Saya sudah lama ada rencana ingin tambah kios, semoga bisa terus dapat dukungan dari Fintag,” kata Gunawan.
Henu Prakarsa, Business Development Manager Fintag mengatakan pihaknya fokus untuk memberikan pendanaan kepada sektor produktif seperti halnya usaha yang dilakukan oleh Bapak Gunawan.
Sejak didirikan pada 2018, Fintag telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp25,6 miliar kepada 5.991 total borrower. Untuk menjaga kenyamanan borrower Fintag juga senatiasa memegang teguh prinsip penagihan yang beretika sesuai dengan Code of Conduct (CoC) yang telah diatur Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“80% borrower aktif Fintag berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya di Kupang sendiri ada sekitar 700 borrower aktif, di mana kita juga punya representatif di sana. Tetapi kalau dari segi jumlah penyaluran pendanaanya memang masih lebih besar di pulau Jawa,” kata Henu.
STEVY WIDIA
Discussion about this post