youngster.id - Binar Academy, startup pembelajaran keahlian digital berhasil mencatatkan pertumbuhan yang pesat hingga pertengahan 2022. Sumber terbesar berasal dari market business to business (B2B). Perusahaan juga mencatat kenaikan net revenue sebesar 400% dari tahun lalu.
“Hingga 30 Juni 2022, Binar mencatatkan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA] sebesar 11% melalui penggabungan antara HR-tech dan edtech serta lini bisnis B2B,” ungkap Alamanda Shantika CEO dan Founder Binar Academy dalam keterangan resmi, Selasa (23/8/2022).
Dia mengatakan, ada kenaikan pengguna berbayar sebesar 600% dari tahun lalu. Selain itu, kami juga mencatatkan kenaikan net revenue sebesar 400% dari tahun lalu.
Alamanda menilai kerjasama dengan rekanan industri atau B2B terbukti bisa meningkatkan sales dengan memberikan beasiswa atau produk pembelajaran bagi karyawannya. Binar juga berhasil membukukan revenue B2B yang lebih tinggi dibandingkan B2C.
Meskipun Binar dikenal sebagai low cost burn company yang selama ini melakukan strategi konservatif dalam penggunaan anggaran. Perusahaan melalui 3 tahun pertama di fase bootstrapping dan profitable, untuk mencatatkan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) positif pada tahun kelima.
Menurut Alamanda, pihaknya berupaya memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Salah satunya dengan tidak memiliki offline presence yang memakan modal signifikan. Binar memilih untuk menjalin kerjasama dengan existing working space sebagaimana yang telah dilakukan sebelum pandemi Covid-19.
“Untuk terus menyokong pertumbuhan performa bisnis perusahaan, Binar akan terus mengembangkan produk-produk baru yang sesuai dengan market fit saat ini dan menghasilkan revenue signifikan. Sehingga, Binar akan terus berada pada kondisi profitabilitas positif,” pungkasnya.
STEVY WIDIA