Laporan Open Finance Bawa Brick Jadi Pemenang Inclusive Fintech 50

Brick- Gavin Tan

CEO Brick, Gavin Tan. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Startup Fintech Brick meluncurkan laporan Open Finance pertama di Indonesia berjudul Open Finance 2022. Berkat laporan tersebut, Platform pembayaran dan open data Indonesia terpilih menjadi pemenang kompetisi 2022 Inclusive Fintech 50 (IF50).

CEO dan Co-founder Brick Gavin Tan menekankan pentingnya pencapaian Brick menjadi salah satu dari 50 fintech di kompetisi Inclusive Fintech 50.

“IF50 mengidentifikasi early-stage fintech yang mendorong inklusi finansial di seluruh dunia, melalui proses yang kompetitif dan dinilai oleh juri panel independen dari Venture Capital dan layanan teknologi serta keuangan,” kata Gavin dalam keterangan pers, Selasa (8/11/2022).

Bersaing dengan 257 peserta dari 79 negara, Brick berhasil masuk ke dalam daftar 50 fintech teratas yang memanfaatkan data dan infrastruktur digital untuk membuat produk menjadi lebih inklusif bagi perusahaan keuangan dan berdampak bagi komunitas miskin dan kurang terlayani.

Adapun tujuan diterbitkannya laporan tersebut, untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran para pemain industri keuangan tentang konsep dan solusi Open Finance. Beberapa tantangan industri keuangan juga disebutkan dalam laporan tersebut, seperti pada industri asuransi digital dan peer to peer landing (P2P Lending). Selain itu, untuk mendorong pengadopsiannya di ekosistem industri fintech di Indonesia.

Berdasarkan laporan tersebut, ditemukan bahwa industri Insurtech memiliki tantangan dalam mendapatkan data yang lebih komprehensif untuk melakukan risk profiling, guna membantu perusahaan asuransi menyesuaikan harga premi. Sementara itu, hasil laporan untuk industri P2P Lending menunjukkan bahwa, kehadiran data yang lebih banyak memungkinkan perusahaan finansial menghasilkan produk yang lebih baik dan terpersonalisasi.

“Kami menyadari bahwa inklusi finansial merupakan aspek terbesar yang dapat kami dukung dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” katanya.

Selain itu, Brick juga telah melayani pengguna melalui personalisasi layanan keuangan dan pembayaran real-time. Hal tersebut mendorong inklusi dan literasi keuangan agar tercapai sepenuhnya di Indonesia hingga menghasilkan pengakuan IF50.

Didirikan pada 2020, Brick membantu perusahaan layanan keuangan di seluruh Indonesia dengan membangun infrastruktur data fundamental dan menyediakan berbagai saluran pembayaran B2B (Business to Business).

Gavin mengatakan bahwa, kehadiran Brick untuk membangun solusi dan menjembatani tujuan. Dengan begitu, fintech satu ini dapat turut endukung institusi finansial dalam menjangkau masyarakat miskin dan yang kurang terlayani. “Misi Brick juga memastikan bahwa perusahaan akan terus memperjuangkan inklusi finansial, dengan membangun solusi pembayaran B2B untuk bisnis enterprise dan UMKM di 2022 dan seterusnya,” katanya.

Adapun laporan tersebut dibuat berkolaborasi dengan DSInnovate, yakni lembaga penelitian dan konsultan inovasi, dan dilakukan pada periode Juli sampai Oktober 2022. Whitepaper tersebut telah melibatkan penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menggali data ke berbagai narasumber, seperti pengguna akhir, pemain fintech, dan regulator di Indonesia.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version