youngster.id - Layanan 5G dan virtual reality (VR) bakal menjadi tren teknologi di 2019. Berdasarkan survei yang dilakukan Ericsson, didapati ada 10 layanan yang bakal banyak digunakan oleh penduduk dunia pada 2019.
Head of ConsumerLab Ericsson Global Pernilla Jonsson mengatakan, penduduk dunia sudah memasuki era yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan mesin cerdas.
“Sebagian besar teknologi masa depan tanpa sentuhan belum sepenuhnya dikembangkan. Bagaimana ke depan, itu tergantung pada manusianya,” kata Pernilla dalam keterangannya, Jumat (21/12/2018) di Jakarta.
Adapun survei ini dilakukan terhadap sekitar 34 juta pengguna awal teknologi. Hasil temuan ini berdasarkan kegiatan riset global Ericsson ConsumerLab selama lebih dari 23 tahun. Sebagian besar, menggunakan data dari survei secara online hang dilakukan pada Oktober 2018 terhadap pengguna internet tingkat lanjut di 10 kota berpengaruh di dunia. Namun, belum termasuk Indonesia.
Customer Marketing Manager Ericsson Thomas Vidorrekto menyebutkan, ada 10 layanan yang bakal banyak digunakan oleh penduduk dunia pada 2019.
Pertama, awareables atau asisten virtual. “Lebih dari 60% pengguna asisten virtual percaya perangkat bisa memahami suasana hati mereka pada 2021,” ujarnya
Kedua, perdebatan pintar (smart quarrels). Salah satu teknologi yang bakal muncul adalah smart speakers. Lebih dari 65% pengguna asisten virtual percaya smart speakers bakal terlibat dalam perdebatan di dalam keluarga pada 2021.
Ketiga, aplikasi untuk memata-matai (spying apps). Saat ini, lebih dari 45% pengguna internet mengira bahwa aplikasi yang mereka gunakan sudah mengumpulkan data tentang mereka, bahkan ketika tidak digunakan.
Keempat, persetujuan yang dipaksakan (enforced agreement).
Kelima, internet of skills seperti augmented reality (AR) atau VR. Lebih dari 50% pengguna AR dan VR menginginkan aplikasi ataupun perangkat seperti kacamata dan sarung tangan yang bisa memberikan panduan virtual dalam kegiatan sehari-hari.
Keenam, zero-touch consumption seperti pembayaran tagihan secara otomatis. Sebanyak 70% pengguna internet optimistis teknologi seperti ini bakal menjadi tren. “Teknologi zero-touch consumption dibutuhkan juga untuk berbelanja persediaan kebutuhan rumah tangga secara otomatis,” ujar Vidor.
Ketujuh, obesitas mental (mental obesity). Selain layanan, pengguna internet dunia diproyeksi mulai menyadari dampak negatif dari teknologi pada 2019. Sebanyak 34% pengguna internet menilai bahwa pemakaian teknologi yang berlebihan membuat mereka lupa mengambil keputusan. “31% trennya bakal (rutin) ke pusat kebugaran pikiran (mind gym),” ujarnya.
Kedelapan, Eco Me, yakni tren pengguna internet yang lebih sadar terhadap lingkungan. Sebab, 39% pengguna internet menginginkan eco-watch untuk mengukur jejak karbon mereka.
Kesembilan, kembaran digital (my digital twin) untuk membantu pengguna hadir di dua tempat sekaligus. Sebanyak 48% ingin AR dan VR membuatkan avatar online yang bisa meniru pengguna. “Dengan begitu, avatar online bisa membantu mereka hadir di tempat kerja, bahkan ikut pemilihan umum (pemilu),” kata Vidor.
Terakhir, 5G automates society juga diproyeksi menjadi tren di 2019. Sebab, 20% pengguna ponsel pintar (smartphone) percaya 5G akan menghubungkan Internet of Things (IoT) dengan lebih baik. Dengan begitu, IoT bisa dipakai untuk peralatan rumah tangga dan alat pengukuran utilitas.
STEVY WIDIA
Discussion about this post