Lazada Peroleh Tambahan Investasi Sebesar US$845 Juta dari Induk Alibaba

Lazada

Lazada Peroleh Tambahan Investasi Sebesar US$845 Juta dari Induk Alibaba (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - e-Commerce Asia Tenggara Lazada telah mengantongi investasi tambahan sebesar US$845,44 juta dari perusahaan induk Alibaba.

Suntikan modal terbaru ini merupakan yang ketiga oleh Alibaba Singapore Holding Pvt Ltd. ke Lazada tahun ini. Jadi, seperti dilansir DealStreetAsia, untuk tahun ini saja Lazada telah mengumpulkan lebih dari US$1,19 miliar dari Alibaba.

Pada tahun 2022, raksasa teknologi China ini telah menginvestasikan lebih dari US$1,6 miliar ke Lazada. Hal ini menunjukkan komitmennya untuk mendorong unit e-commerce di Asia Tenggara, di mana terdapat lebih dari 460 juta orang yang terhubung ke internet.

Bisnis ritel perdagangan internasional adalah pendorong pendapatan yang signifikan bagi Alibaba. Pendapatan dari unit bisnis tersebut meningkat sebesar 41% menjadi 13.967 juta yuan (US$2 miliar) pada kuartal yang berakhir 31 Maret 2023, dari 9.887 juta yuan (US$1,36 miliar) pada kuartal yang sama tahun 2022.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang dihasilkan oleh Lazada, AliExpress, dan perusahaan e-commerce Trendyol yang berbasis di Turki. Khusus untuk Lazada, pertumbuhan didorong oleh peningkatan tingkat monetisasi dan pertumbuhan pesanan yang kuat dari tahun ke tahun selama kuartal pertama.

Asia Tenggara masih menjadi pasar yang panas untuk e-commerce berkat populasi muda yang besar di kawasan ini, penetrasi internet yang meningkat, dan pertumbuhan kelas menengah.

Menurut Statista, pasar e-commerce bernilai US$131 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai US$211 miliar pada tahun 2025.

Lazada, yang didirikan di Singapura pada tahun 2012 dan diakuisisi oleh Alibaba empat tahun kemudian, merupakan salah satu pemain e-commerce teratas di kawasan ini dengan hadir di enam pasar termasuk Indonesia, Singapura, dan Vietnam.

Sebagai pemain regional, Lazada bersaing langsung dengan Shopee milik Sea Limited. Juga, bersaing dengan Tokopedia, Blibli dan Bukalapak di Indonesia.

Namun, Lazada belum mengungguli dominasi Shopee di Asia Tenggara. Menurut laporan Momentum Works, Shopee terakhir mencatat GMV sebesar US$47,9 miliar pada tahun 2022, atau 48% dari GMV kawasan. Sementara itu, Lazada mencatat GMV US$20,1 miliar, yang hampir datar dibandingkan tahun 2021.

Persaingan yang meningkat juga muncul dari TikTok Shop yang mencatat GMV US$4,4 miliar tahun lalu, peningkatan yang berarti dari US$600 juta pada tahun 2021.

“Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, tetap menjadi medan pertempuran e-commerce terbesar di kawasan ini. Sekitar US$2,5 miliar dari GMV TikTok Shop berasal dari Indonesia,” kata keterangan Momentum Works.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version