youngster.id - Jumlah startup rintisan ini berkembang semakin pesat di Indonesia. Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut hingga Juli 2022, tercatat 2.391 startup berasal dari Indonesia, di antaranya terdapat 2 decacorn dan 8 unicorn. Potensi perusahaan rintisan bagi ekonomi digital 2021 sebesar Rp146 triliun dan diprediksi naik 8 kali menjadi Rp4.531 trilliun di tahun 2030.
Hal ini mendorong Pijar Foundation meluncurkan Program Lestari yang membantu akselerasi usaha rintisan (startup) di Indonesia.
“Melalui Lestari, kami ingin mendorong pertumbuhan dan perkembangan inovasi-inovasi berbasis teknologi di Indonesia dengan mendemokratisasi akses terhadap kesempatan implementasi inovasi-inovasi di ekosistem bisnis yang telah terbentuk, mempercepat perusahaan-perusahaan rintisan untuk mencapai titik product-market fit,” ungkap Cynthia Krisanti Direktur Lestari, Pijar Foundation dalam keterangan pers, Selasa (26/7/2022).
Dia mengungkapkan ekonomi digital diprediksi akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2025, ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai total US$146billion. Tidak hanya itu, data Asian Development Bank di tahun 2019, transformasi berbasis teknologi bahkan dapat mendorong pertambahan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar US$2.8trillion di tahun 2040.
Untuk itu, Lestari akan menjadi penghubung dan akselerator perusahaan rintisan dengan menitikberatkan pada kerjasama new ventures dengan korporasi dan perusahaan incumbent di level nasional maupun multinasional. Program ini akan berfokus pada bidang digital infrastructure and tech, environmental and sustainable tech, future food, sustainable energy, fintech, dan berbagai bidang lainnya.
Perusahaan yang telah mapan ini akan menjadi wadah bagi startup rintisan untuk menguji coba produk di tengah pasar secara lebih cepat dan terukur. Sementara di sisi lain, korporasi incumbent diuntungkan dengan berbagai informasi dan uji coba terobosan-terobosan baru di lini bisnisnya secara lebih cepat, sehingga dapat beradaptasi mengikuti perkembangan inovasi disruptif.
Sejauh ini, jaringan mentor Lestari telah mencapai lebih dari 50 profesional yang ahli di berbagai bidang. Lestari pun mengembangkan model program berdasar riset best-practice akselerator-akselerator global yang telah disesuaikan disertai dengan pengalaman timnya di level nasional maupun internasional.
“Selain akses terhadap ekosistem bisnis, Lestari juga akan memperluas kesempatan untuk perusahaan-perusahaan rintisan untuk mendapatkan pendanaan dari private maupun public investors. Ekonomi digital akan menjadi bagian kunci dari pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Cynthia.
Program Lestari ini mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto. Dia mengatakan, kehadiran startup-startup yang terus membawa inovasi ke masyarakat harus didukung oleh semua pihak, baik swasta maupun pemerintah.
“Untuk mendukung ekosistem yang berkelanjutan di bidang startup, ada beberapa cara yang ditempuh di mana salah satunya adalah program inkubasi dan akselerasi startup. Karena itu, saya sangat menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh Pijar Foundation dengan program Lestari yang akan dijalankan,” kata Airlangga.
Hal senada juga disampaikan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahudin Uno. Menurut dia, adanya dukungan dalam bentuk program-program akselerasi startup dari pihak swasta, seperti program Lestari yang dijalankan oleh Pijar Foundation, tentunya sejalan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
“Harapannya, Program Lestari mampu membawa digitalisasi ekonomi kreatif kita ke level yang lebih tinggi. Tidak hanya menjadi pemain di negeri sendiri, tapi juga diperhitungkan di level global,” ujar Sandiaga dalam sebuah video testimoni yang diberikan untuk Program Lestari.
Batch pertama program Lestari akan berlangsung selama enam bulan. Secara rinci, dua bulan pertama, startup rintisan akan menjalani pra-program bersama 20 venture, kemudian berlanjut dari bulan ke 3-5 untuk menjalankan program akselerasi bersama 10 perusahaan yang telah bergabung. Sementara, bulan ke-6 atau bulan terakhir akan digunakan untuk melakukan monitoring dan evaluasi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post