Mayumi Haryoto : Ingin Jadikan Membaca Menyenangkan Bagi Anak

Mayumi Haryoto, Founder & Direktur PiBo (Foto: Stevy Widia/Youngster.id)

youngster.id - Buku adalah jendela dunia, dan kegiatan membaca buku adalah cara untuk membuka jendela tersebut. Sayangnya, minat baca di Indonesia masih sangat rendah, termasuk pada anak. Banyak yang menyalahkan penggunaan internet. Tetapi ternyata teknologi juga dapat jadi solusi masalah itu.

Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Minat baca bangsa Indonesia yang rendah merupakan masalah serius, karena berhubungan dengan masa depan generasi muda Indonesia kelak di tengah pesatnya informasi dan pengetahuan yang berkembang dewasa ini.

Peduli akan hal itu Mayumi Haryoto bersama rekannya Aisha Habir mendirikan PT Sinergi Usha Nusantara dan menghadirkan platform PiBo, toko buku online khusus untuk anak-anak di bahwa usia 12 tahun. Platform PiBo ini menyediakan ratusan judul buku cerita anak-anak dalam versi digital.

“Kami punya kepedulian terhadap minat baca di Indonesia yang rendah. Rasio orang membaca buku itu hanya 0,001%, artinya dari 1.000 orang hanya 1 yang membaca buku. Dan bagi kami itu sangat memprihatinkan,” kata Mayumi yang merupakan Founder sekaligus Direktur dari PiBo, kepada Youngsters.id.

Menurut Mayumi, pendekatan melalui teknologi akan dapat mempercepat tujuan mereka untuk menumbuhkan minat baca anak. “Cara yang paling sederhana adalah menjadikan buku bagian dari kegiatan sehari-hari anak yang menyenangkan. Dan gadget adalah bagian dari itu. Untuk itulah kami memutuskan untuk membangun online bookstore ini spesifik buat anak. Platform ini bisa memudahkan anak-anak untuk bermain dan membaca buku digital dengan cara menyenangkan,” katanya lagi.

Menariknya, dalam platform PiBo ini buku-buku tersebut terbagi berdasarkan kategori usia dan tema sesuai dengan minat anak. Menurut Mayumi, hal ini mereka lakukan  mengingat bahwa tiap anak di setiap usia memiliki kemampuan dan ketertarikan yang berbeda. Karena itu mereka pun mengkurasi buku-buku untuk PiBo sesuai dengan hal itu. Ada 20 kategori tema yang disesuaikan dengan umur anak-anak.

“Banyak buku anak tidak memperhatikan umur si anak. Misalnya buku untuk anak lima tahun tetapi paragrafnya panjang banget sehingga anak terintimidasi untuk membaca. Penggunaan bahasa tidak baku, sehingga kosa kata yang baik dan benar bagi si Anak tidak bertambah. Juga nilai moral yang didikte dalam buku. Harusnya itu jadi bahan diskusi antara anak dan orang tua, mengasah kemampuan dia menganalisa,” ungkap Ayumi.

Selain itu, Pibo juga memberikan kemudahan dalam hal akses dan pilihan buku, karena dapat dilakukan di mana saja. Pasalnya, aplikasi ini dapat diunduh melaui sitem operasi Android. Menurut Mayumi, ini merupakan pilihan yang tepat di era yang serba cepat ini. Apalagi, penggunaan teknologi gadget sudah sangat melekat pada anak-anak masa kini.

“Kami percaya dengan pendekatan yang kreatif dan pengolahan materi positif yang aman dan terukur, perkembangan teknologi dapat meningkatkan produktifitas anak di kemudian hari. Oleh karena itu, kami bentuk buku digital (e-book) adalah penyajian yang ramah akan berkembangan zaman namun juga berkualitas dan mudah diakses. Dengan PiBo kami juga ingin menunjukkan kepada banyak orang tua bahwa teknologi tak hanya memberi hal negatif bagi anak tetapi juga bisa membawa hal positif. Karena melalui platform kami, anak bisa membawa koleksi bukunya ke mana saja dan bisa membaca kapan saja, bahkan ketika koneksi intenet sedang tidak stabil,” paparnya.

 

Berdampak Luas

Sejatinya, sebelum membangun PiBo Mayumi adalah seorang illustrator kawakan, sekaligus pendiri Kreavi. Namun kepeduliannya akan dunia anak-anak dan pendidikan membuat dia menyadari rendahnya minat baca pada anak itu terkait erat dengan sangat kurang buku untuk anak di Indonesia. Dari sana terbersitlah ide untuk mendirikan publisher (penerbit buku) khusus untuk anak.

Gayung bersambut, ide itu mendapat dukungan dari rekannya, Aisha. Namun ide itu dianggap kurang berdampak luas.

“Tadinya kami ingin membangun publisher buku anak. Tetapi mereka merasa hal itu kurang berdampak luas. Apalagi kami tahu bahwa distribusi buku di Indonesia susah. Pemain itu-itu saja. Kalau kita pemain baru mendistribusikan buku akan susah sekali. Akhirnya kami berpikir bagaimana kalau bikin platform e-book,” ungkap Mayumi.

Selain itu, dengan platform buku digital akses anak-anak untuk mendapatkan buku berkualitas jadi jauh lebih mudah. Karena jalur distribusinya menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. Buku-buku yang dipilih juga memiliki nilai budaya dan kearifan lokal Indonesia yang sesuai dengan keadaan modern.

Ide itupun mereka wujudkan dengan membangun platform PiBo pada awal 2017. Ayumi dan Aisha menggandeng Emporia Digital untuk membangun web dan aplikasi PiBo. Nama PiBo merupakan kependekan dari Picture Book atau buku cerita yang dihiasi dengan ilustrasi dan gambar dalam penyajiannya. “Kami ingin memberikan buku dan cerita sebagai hal yang menyenangkan bagi semua anak di Indonesia,” ujarnya.

Berbarengan dengan itu, mereka juga menggandeng sejumlah penerbit, penulis dan illustrator independen di Indonesia untuk mempublikasikan karya mereka melalui PiBo.

Diakui Mayumi, ternyata tidak mudah untuk meyakinkan para penerbit dan penulis agar mau menaruh karya mereka di PiBo. “Karena banyak penerbit yang masih tradisional mengenai e-book. Ditambah lagi kekhawatiran aksi kejahatan (pembajakan) buku di dunia maya,” ujar Mayumi.

Namun perempuan berdarah Jepang kelahiran, Jakarta 24 Mei 1983 ini berani memberi jaminan keamanan dari karya-karya tersebut. “Keamanan naskah-naskah yang ada di PiBo itu ada tiga lapis. Pertama naskah diproteksi oleh password dan itu degenerated oleh system. Bahkan, satu pun kita tak ada yang tahu, hanya sistem. Kedua file itu di encripted dan lapis ketiga disimpan di hiden folder,” ungkapnya.

Diklaim Mayumi, kini sudah ada 100 judul buku anak yang tersedia di PiBo. Di antaranya dari penerbit Ananda, Litara dan Aksa Brafa.

 

Mayumi dan co-founder PiBo, Aisha Habir ingin menumbuhkan semangat mebaca secara menyenangkan di kalangan anak-anak (Foto: Stevy Widia/Youngster.id)

 

Bangun Ekosistem

Selain ingin menumbuhkan minat baca pada anak, kehadiran PiBo diharapkan dapat mengembangkan ekosistem industri buku anak. “Sebagai ilustrator yang telah 10 tahun berkecimpung di dunia penerbitan, saya mengamati pasar untuk buku anak sangatlah besar. Sayangnya, pasar ini kurang diperhatian oleh penerbit lokal,” ungkapnya.

Kondisi ini berpengaruh kepada para illustrator, sehingga banyak dari mereka karyanya lebih dikenal di luar negeri daripada di dalam. Oleh karena itu, Mayumi berharap dengan kehadiran PiBo akan menjadi penggerak ekosistem industri penerbitan buku anak. “Sampai kapanpun tidak akan ada yang dapat menyaingi pengalaman autentik membaca buku cetak. Kami hadir bukan untuk menggantikan pengalmaan tersebut, melainkan untuk memberikan kemudahan perihal akses dan pilihan di era yang serba cepat ini,” ungkapnya.

Koleksi buku akan tersedia dalam dua platform PiBo, yaitu website yang berguna untuk tempat membeli buku serta aplikasi sebagai fasilitas untuk membacanya. Ke depannya, PiBo akan mengembangkan fitur baru untuk orang tua dan anak-anak yang menggunakannya.

Pertama, Library Subscription yang memungkinkan orang tua berlangganan tiap bulan. Kedua, Multiple Profiles bagi orang tua untuk membuat akun berbeda bagi tiap anak sesuai minat dan umur. Ketiga, Track Progress yang memberi reward khusus bagi anak setelah mereka membaca buku dalam jumlah tertentu.

Keempat, Audio Books sebagai sebuah fitur yang dapat membuat koleksi buku-buku PiBo mengeluarkan suara. “Fitur ini mampu memberikan kemudahan bagi para orang tua yang ingin menceritakan isi buku bagi anak-anaknya. Dengan ini Kami ingin memberikan buku dan cerita sebagai hal yang menyenangkan bagi semua anak di Indonesia dan 100% aman,” pungkas Mayumi.

 

==========================================

Mayumi Haryoto

========================================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version