Memaksimalkan Potensi AI untuk Menjawab Kebutuhan Lokal

teknologi Ai

KarirKu Perkuat Pemberdayaan Generasi Muda Melalui Pelatihan Keterampilan AI dan Digital (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) sedang membentuk pasar negara berkembang di Asia Tenggara, khususnya seperti di Indonesia, dengan cepat. Di sana, populasi muda yang menguasai teknologi serta infrastruktur digital yang terus berkembang telah mendorong pertumbuhan pesat platform AI generatif (Generative AI) seperti ChatGPT.

Menurut OpenAI, jumlah pengguna aktif mingguan di Indonesia meningkat tiga kali lipat hanya dalam waktu satu tahun dan menduduki peringkat lima besar secara global untuk frekuensi penggunaan ChatGPT mingguan.

Beberapa perusahaan dalam portofolio East Ventures seperti Nexmedis, Ruangguru, Meeting.ai, Tictag, GENEXYZ, dan bythen telah mengimplementasikan teknologi ini untuk menjawab kebutuhan lokal, menunjukkan bahwa AI dapat disesuaikan guna mengatasi tantangan di berbagai sektor industri.

Ruangguru menjawab tantangan di sektor pendidikan melalui platform yang menggabungkan alat belajar mandiri, pengajaran langsung, fitur berbasis AI, serta pusat pembelajaran hybrid di lebih dari 120 kota. Laporan East Ventures Sustainability Report 2025 menunjukkan bahwa dengan fitur-fitur tersebut, Ruangguru telah menjangkau lebih dari 45 juta pengguna di Asia Tenggara, di mana 75% di antaranya berada di luar kota-kota besar.

Di Indonesia, AI telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mayoritas warga Indonesia menggunakan AI untuk untuk mencari informasi, berbelanja online, serta menyunting foto dan video. Menurut survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center, AI dapat meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan pengambilan keputusan melalui kemampuannya dalam memproses data, sehingga mempercepat pertumbuhan bisnis dan ekonomi digital.

Untuk mewujudkan hal ini, startup memiliki banyak peluang untuk membangun AI interface atau aplikasi berbasis AI yang dapat memberikan solusi dengan konteks lokal  karena pengguna semakin mencari jawaban yang sesuai dengan nilai-nilai, budaya, dan bahasa lokal setempat.

Aplikasi-aplikasi ini bukan sekadar tampilan interface, tetapi dapat memberikan konten yang diseleksi, komunikasi yang lebih sesuai dengan budaya setempat, serta integrasi dengan sumber data dan regulasi lokal.

“Di East Ventures, kami telah melihat penerapannya di berbagai sektor. Di bidang kesehatan, misalnya, Generative AI dapat membantu dalam diagnosis awal, edukasi pasien, dan dukungan administratif, semuanya disesuaikan dengan protokol medis nasional dan tersedia dalam bahasa lokal,” kata Roderick Purwana Managing Partner East Ventures, Rabu (2/7/2025).

Nexmedis merupakan salah satu perusahaan dalam portofolio East Ventures yang telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan dengan meminimalkan kesalahan administratif dan memungkinkan tenaga medis lebih fokus pada perawatan pasien. Dengan waktu diagnosis yang sangat cepat–sekitar tiga detik– Nexmedis berhasil mengurangi 90% pekerjaan administratif manual di lebih dari 80 kota dan kabupaten, di mana 85% berada di wilayah terpencil.

Untuk sektor ritel dan perdagangan, chatbot dan mesin rekomendasi berbasis AI dapat diadaptasi untuk mencerminkan perilaku konsumen di pasar Indonesia, sehingga dapat memberikan interaksi yang lebih bermakna dibanding model AI yang lebih umum.

Dalam konteks ini, GENEXYZ menawarkan solusi inovatif yang memanfaatkan virtual influencer bebasis AI yang dilengkapi teknologi metahuman dalam merevolusi pemasaran ritel. Berbeda dengan influencer tradisional, persona virtual yang sepenuhnya dapat disesuaikan dalam gaya, kepribadian, dan tampilan, hingga penampilan untuk menyerupai manusia nyata yang menyampaikan pesan brand dengan bahasa, nilai, dan budaya lokal.

Selain itu, bythen mengembangkan karakter digital unik dan eksklusif yang memungkinkan pengguna menjadi content creator virtual. bythen juga membuka peluang bagi pengguna untuk membuat konten kreatif, melakukan livestream, dan mentransformasi karakter mereka menjadi kembaran digitalnya, menggunakan AI.

Menurut Roderick, salah satu inisiatif East Ventures dalam mempercepat adopsi dan inovasi AI adalah melalui IndoBuild AI, sebuah platform bagi para inovator AI untuk belajar, berkolaborasi, dan menyelesaikan tantangan nyata di Indonesia.

“Kami berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan mulai dari penggerak ekosistem, founder, hingga pemerintah, termasuk Staf Ahli Menteri Kesehatan Republik Indonesia bidang Digitalisasi Kesehatan, Izak Jenie,” tambahnya.

Dengan mempertimbangkan bahwa biaya tenaga kerja di Indonesia relatif terjangkau dan infrastruktur komputasi masih berkembang, maka perhitungan cost-benefit berbeda dengan negara-negara berpendapatan tinggi. Ini berarti bahwa pasar negara berkembang perlu merancang strategi AI yang sesuai dengan keadaan lokal, baik itu melalui investasi publik dalam pembangunan pusat data, insentif untuk startup AI, maupun kebijakan yang mendorong inklusi digital.

Pada akhirnya, semua pihak harus berkolaborasi untuk mencapai satu tujuan bersama: menjadikan AI sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah.

“East Ventures menyadari peran besar AI dalam memperluas ekonomi digital di pasar negara berkembang. Kami melihat bahwa AI dapat menjadi katalis bagi startup untuk mengembangkan bisnis mereka sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Roderick. (*AMBS)

 

Exit mobile version