Milenial Perlu Difasilitasi Masuk Industri Kreatif

Pembicara pada talkshow bertema “Creative Business - Xplore Your Business with Creativity”, Selasa (24/7/2018) di Jakarta. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Saat ini, peran industri digital kreatif di Indonesia memang sangat dekat, khususnya dikalangan muda. Perlu banyak program dari semua stakeholder negara untuk memasilitasi generasi milenial memasuki dunia industri kreatif.

Guna memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai potensi dan tantangan industri digital kreatif, XL Axiata menyelenggarakan suatu talkshow bertema “Creative Business – Xplore Your Business with Creativity”, Selasa (24/7/2018) di Jakarta. Acara ini dihadiri Sandiaga Uno Wakil Gubernur DKI Jakarta.

“Dari sisi corporeate kami menilai bahwa lahan ekonomi kreatif inilah yang saat ini dan ke depannya diperkirakan akan semakin berkembang dan berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Muhamed Adlan bin Ahmad Tajudin, Direktur Keuangan XL Axiata.

Menurut dia, bisnis kreatif yang diinisiasi anak muda terus berkembang secara dinamis dan memberi pengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Data yang dikeluarkan oleh Badan Ekonomi Kreatif, ada sekitar 8,2 juta jumlah usaha ekonomi kreatif, di mana 20% di antaranya merupakan usaha rintisan atau startup yang berkembang pesat sejak era 2014 dan antara lain digerakkan oleh anak muda milenial.

Adlan menambahkan, sebagai perusahaan telekomunikasi dan teknologi, XL Axiata memiliki perhatian khusus pada tumbuh dan berkembangnya industri ekonomi kreatif, khususnya yang berbasis digital.

“Dalam kesempatan ini, XL Axiata ikut menyiapkan anak-anak muda Indonesia penuh potensi untuk bisa mengisi kebutuhan sumber daya manusia unggul di era digital mendatang. Program ini memang didesain dengan menyesuaikan pada perkembangan gerak perkembangan zaman yang terjadi saat ini, dimana industri digital dan kreatif semakin terlihat akan menjadi penopang ekonomi dunia di masa mendatang,” tambahnya.

Sementara itu, Sandiaga mengatakan sebagai pengambil kebijakan di Provinsi DKI Jakarta selalu aktif menggalakkan ekonomi digital kreatif di wilayah kerjanya.

“Sejujurnya, kita maju dari kreatif yaitu karena dari temen-teman milenial di sini. Melalui program yang diadakan XL seperti ini, jadi Pemprov DKI Jakarta hanya bisa memasilitasi dan membuat ekosistemnya tapi yang mengembangkan adalah para pelaku bisnis itu sendiri, karena konsepnya sudah dalam bentuk kemitraan dan sepenuhnya pemerintah sudah tidak mungkin bisa semua menutupi. Untuk itulah dibutuhkan kolaborasi melalui pembentukan ekosistem tadi,” katanya.

Saat ini, pemerintah berharap banyak dari industri kreatif dan telah menargetkan produk domestik bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif sebesar Rp 1000 triliun untuk 2018 ini. Ada tiga subsektor utama yang menopang ekonomi kreatif ini, yaitu kuliner, fashion, dan kriya. Selain itu, ada juga 16 subsektor lain yang sangat berpotensi untuk digarap di Indonesia, mencakup aplikasi dan pengembang permainan, arsitek, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film dan animasi, fotografi, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

“Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk bisa menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidang-bidang tersebut, agar potensi ekonomi yang besar tersebut dapat digarap secara maksimal,” ujarnya.

Sementara itu, para pengusaha muda yang dihadirkan dalam acara tersebut, yaitu Stefanie Kurniadi dan Heret Frasthio, memaparkan pengalamannya menghadapi segala tantangan dalam upaya membangun eksistensi di industri digital hingga kemudian meraih kesuksesan.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version