youngster.id - Baterai merupakan salah satu limbah beracun dan berbahaya. Untuk meminimalisir jumlah limbah ini, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menggagas inovasi yang dapat meningkatkan performa baterai komersial jenis Zinc-Carbon. Inovasi ini meraih medali emas dalam ajang kompetisi internasional ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021 sekaligus mendapatkan IYSA Special Award.
Adalah Andre Novent Chenady, Adinata Setiawan, Alvin Febrianto, Merlin Liyanti, dan Michelle Veronika Mutiara yang merupakan mahasiswa S1 Teknik Kimia ITS angkatan 2018. Mmereka menggagas inovasi baru untuk meningkatkan performa baterai Zinc-Carbon dengan menambahkan nikel melalui metode electrospray.
Ketua Tim Andre Novent Chenady menjelaskan, electrospray adalah salah satu metode coating atau pelapisan yang bisa menghasilkan partikel berukuran nano. Dari sekian banyak metode coating, tim ini memilih metode electrospray. “Hal ini dikarenakan keuntungan metode electrospray yang bisa menambahkan lebih sedikit partikel nikel,” katanya dalam siaran pers, Senin (15/3/2021).
Menurut Andre, metode electrospray juga membuat luas permukaan nikel pada batang karbon baterai menjadi lebih luas, sehingga biaya yang dibutuhkan juga lebih hemat. Di samping itu, pelapisan dengan electrospray pun membuat nikel pada batang karbon baterai terlapis sempurna dengan porositas yang rendah. Coating dengan metode electrospray dilakukan dengan menghubungkan batang karbon dan jarum metalik dari suntikan yang berisi larutan nikel dengan suplai energi listrik. Listrik tegangan tinggi dari suplai energi diatur agar partikel nikel membentuk Taylor cone.
“Setelah kondisi yang diinginkan tercapai, partikel-partikel nikel akan terpancar dan menyelimuti batang karbon,” terangnya.
Andre juga menjelaskan, pelapisan nikel pada baterai Zinc-Carbon dapat meningkatkan performa baterai hingga 130 %. Dengan meningkatkan performanya, maka masa penggunaan baterai akan semakin panjang. Hal tersebut membuat masyarakat tidak perlu sering-sering mengganti baterai sehingga limbah baterai menjadi berkurang.
Andre menegaskan, inovasi yang mereka gagas ini masih baru dan belum pernah ada sebelumnya. Inovasi ini dihasilkan melalui penemuan ide dan riset yang berlangsung selama satu bulan. “Jadi, bisa dibilang kami yang mulai menggagas ide ini untuk kali pertama,” klaimnya.
Setelah menjuarai kompetisi yang diikuti 505 tim dari 20 negara tersebut, dia berharap idenya dapat diaplikasikan terutama untuk mengurangi limbah baterai komersial yang ada di Indonesia. “Semisal inovasi ini diaplikasikan, limbah baterai yang ada di Indonesia akan berkurang sebanyak 30 %,” tuturnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post