Mohamad Iqbal : Mengembangkan Solusi Teknologi Bagi Pelaku UMKM

Mohamad Iqbal, Founder & CEO Bandros.co.id (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

youngster.id - Pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia sangatlah pesat. Jumlah pelaku UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai 60 juta pelaku. Kegiatan bisnis ini terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Oleh karena itu, kerjasama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu diutamakan.

Pada 2016, Presiden RI Joko Widodo menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu untuk menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global. UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2%. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit.

Belakangan ini perkembangan potensi UMKM mulai dilirik banyak perusahaan e-commerce. Salah satunya adalah Bandros.co.id. Ini adalah sebuah e-commerce yang menghubungkan antara produsen dan para reseller. Uniknya, e-commerce ini lebih mendayagunakan hasil kerajinan dari tenaga lokal dan bukan mengimpor barang dari luar negeri.

Pendirinya adalah seorang pemuda asal Bandung bernama Mohamad Iqbal. Usaha ini berangkat dari kepeduliannya kepada produk kerajinan UMKM di Bandung. Untuk itu dia rela meninggalkan karier yang mapan dan terjun membuka usaha rintisan, marketplace berbasis teknologi Bandros.co.id.

“Saat menjadi mitra dewan kerajinan nasional Jawa Barat (DEKRANASDA) kami menemukan banyak UMKM di Bandung yang memiliki produk bagus dan murah namun tidak memiliki tim pemasaran. Di sisi lain, banyak teman saya yang ingin memulai bisnis, tahu bagaimana cara memasarkan produk lewat online tapi tidak memiliki produk dan modal yang cukup. Maka saya bersama 2 rekan saya membangun sebuah platform penghubung antara produsen dan reseller atau dropshipper,” papar Iqbal kepada Youngsters.id.

Menurut pemuda berusia 26 tahun, Bandros.co.id menjadi solusi permasalahan bagi pengusaha UMKM dan ribuan pengrajin di Indonesia. Melalui teknologi dan fitur yang mumpuni, Bandros.co.id mampu membawa Iqbal meraih juara 1 Indosat Ooredoo Wireless Contest (IWIC) ke-10 kategori Developer – Mobile Web.

Iqbal menambahkan tak hanya teknologi yang pesat, Bandros.co.id juga mempelopori solusi A-Z drop shipping service dan menyediakan program edukasi dan mentoring member.

Member memungkinkan menjual ribuan produk UMKM di Bandung tanpa perlu stok barang dan modal yang besar.

“Dengan Bandros.co.id, pengusaha-pengusaha kelas rumahan ini dirangkul untuk bersama-sama menaikkan level standar kualitas produk agar bisa bersaing dengan brand fashion besar lainnya,’ katanya.

Saat ini, Bandros.co.id sudah berhasil menggaet banyak merchant, dengan lebih dari 9500 produk yang siap dipasarkan. Startup ini juga sudah bermitra dengan tiga stakeholder yakni Yayasan Amal, produsen kerajinan tangan, dan developer.

Tak hanya itu, Iqbal juga disibukkan dengan berbagai roadshow dan pameran untuk semakin memperkenalkan Bandros secara masif ke seluruh Indonesia.

“Bisnis itu seperti mengendarai mobil di jalan raya, sudah memiliki jalannya masing-masing. Fokus pada tujuan akhir dengan tidak memotong jalan orang lain. Kami fokus pada layanan berbasis teknologi, semua yang bikin ribet kita solve dengan teknologi yang mengotomatisasi,” ungkap Iqbal.

 

Awalnya Bisnis Hosting

Iqbal mengungkapkan Bandros.co.id dibangun sejak Desember 2014. Namun jauh sebelum itu dia sudah menjajal berbagai bisnis lewat jalur internet. “Saya berbisnis sejak masih dibangku kuliah (19 tahun),” ujarnya.

Ia pernah membuat perusahaan hosting. Bahkan, usaha ini sempat mendapatkan ribuan customer. Namun ketika dia sibuk menyusun skripsi, usaha ini terbengkalai. Dan, akhirnya perusahaan itu diakuisisi oleh perusahaan hosting dari Jakarta.

“Saya juga pernah membuat software house bernama Kabita.co.id dan menjadi trainer pengembangan aplikasi mobile untuk mahasiwa di pulau Jawa. Tetapi karena tidak pintar mengatur cashflow dan tim, perusahaan itu pun vakum,” aku alumni Sistem Informasi Unikom  itu.

Sesudah itu, Iqbal sempat mengecap bekerja di perusahaan berbasis teknologi. Namun kemapanan tidak membuat dia puas. Dorongan dari dua sahabatnya, yakni Narenda Wicaksono dan mentor bisnis Jaya Setiabudi, membuat dia memutuskan untuk kembali terjun berbisnis dengan membuka platform Bandros.co.id.

Pemuda kelahiran Serang itu mengakui, menjadi seorang wirausahawan juga tidak semulus yang diperkirakan sebelumnya. Meskipun sudah memulai bisnis sejak bangku kuliah, namun ia tetap merasakan betapa sulitnya membuka e-commerce baru, ditengah persaingan situs jual beli online yang semakin gencar di Indonesia.

“Awal terjun berbisnis dulu sebetulnya hanya tidak ingin diatur oleh atasan. Namun setelah terjun langsung, ternyata menjadi atasan sangat tidak mudah. Kemudian perlahan alasan itu berubah setelah memiliki cukup banyak karyawan, vendor dan member yang merasakan manfaatnya menjadi dari Bandros. Karena bisnis harus menebar manfaat,” ungkapnya.

Oleh karena itu, fokus dari Bandros.co.id adalah pada UMKM. Iqbal mengaku tidak berkompetisi dengan e-commerce lain, apalagi e-commerce kelas kakap. “Kami membuat jalan sendiri dan menciptakan ekosistem serta sistem sendiri,” ujarnya.

Saat ini Bandros memiliki lebih dari 13.000 member, namun yang tercatat aktif berjualan baru sekitar 2400 member atau 20% saja.

“Kesulitan dasar yang ditemui adalah mereka kurang aware dengan teknologi sehingga untuk mengedukasi UMKM tersebut agak sedikit tricky. Kemudian di sisi member juga banyak yang masih awam dengan jual beli online, terutama di kalangan ibu-ibu, sehingga kita harus menyediakan orang khusus untuk edukasi member,” tukasnya.

 

Mohamad Iqbal dengan aplikasi Bandros.co.id yang dikembangkannya mampu menjadi juara pertama Indosat Ooredoo Wireless Contest (IWIC) ke-10 kategori Developer – Mobile Web (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

 

Terus Menambah Fitur Layanan

Untuk mengembangkan bisnis Bandros Iqbal membangun tim yang solid dan menambah fitur layanan. Saat ini, ia sudah memiliki 22 karyawan. Mereka menangani para merchant dengan lebih dari 9500 produk yang siap dijual pada situsnya tersebut. Mereka juga sudah bermitra dengan yayasan amal, produsen kerajinan tangan dan developer.  Selain itu, roadshow dan pameran untuk semakin memperkenalkan Bandros secara masif ke seluruh Indonesia.

Iqbal juga mengaku, kebanyakan member masih terkendala dengan koneksi internet yang kurang memadai untuk berjualan online dan masih banyak yang belum terbiasa dengan metode add to cart, mereka masih senang pesan melalui SMS.

Untuk itu, Iqbal ingin dapat terus meng-upgrade program mentoring agar dapat memastikan para member Bandros.co.id bisa hidup layak dari bisnis online. Selain itu, dia berambisi untuk merangkul lebih banyak lagi pelaku UMKM dan pengrajin, sehingga dapat bersama-sama meningkatkan kualitas dan daya saing produk.

Bandros.co.id juga menghadirkan beragam fitur untuk memenuhi kebutuhan dropshipper di Indonesia, mulai dari manajemen inventori antara vendor dan Bandros.

Ini memungkinkan member dapat cek stok online 24 jam, foto proses pengemasan, lacak status pesanan hingga SMS resi otomatis. Salah satu fitur favorit member adalah White Label Dropship yang secara otomatis dalam label pengiriman akan tampil logo toko online milik member, sehingga tampil lebih profesional.

Saat ini, Iqbal dan timnya sedang mengembangkan Bandros BOT yang merupakan virtual assistant yang dirancang khusus untuk membantu member melalui aplikasi Messenger. “Kami terus melakukan inovasi untuk menjadikan Bandros layanan reseller dan dropship terdepan dan terbaik di Tanah Air,” ujarnya.

Menurut Iqbal, member yang terbiasa transaksi melalui SMS kini bisa terbantu dengan robot ini. Saat ini, diklaim tercatat sudah lebih dari 200 members yang telah memanfaatkan Bandros BOT versi beta ini.

Lantas, bagaimana dengan penghasilan Bandros saat ini?  Meskipun tidak menyebutkan angka, namun Iqbal memastikan bahwa perusahaannya sudah berhasil menembs Break Event Point (BEP) pada bulan pertama. ”Alhamdulillah, bisnis kami sudah profit saat pertama dibuka dan sudah BEP di bulan pertama,” ungkapnya sambl tersenyum.

Meski begitu, Iqbal tidak mau cepat puas. Ia masih terus berusaha untuk mengembangkan bisnisnya tersebut agar menjadi lebih besar dari saat ini.

“Harapan kami, dalam tiga tahun ke depan e-commerce Indonesia menjadi lebih dewasa dan pemerintah dapat ikut serta mendukung kemajuan e-commerce. Salah satunya dengan pembangunan infrastruktur logistik, karena masih banyak daerah yang permintaan akan transaksi e-commerce tinggi namun terkendala ongkos kirim yang mahal dan pengiriman yang lama,” pungkas Iqbal.

 

=========================================

Mohamad Iqbal

Prestasi                                    :

 ========================================

 

ARIE KUSNANDAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version