youngster.id - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar 10% pada tahun 2017 ini. Hal ini seiring dengan membaiknya kondisi perekomian sepanjang 2017.
Hal itu, diungkapkan Presiden Direktur MLPT, Wahyudi Chandra, pada paparan publik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Kamis (27/4/2017) di Hotel Arya Duta, Jakarta. Untuk itu mereka akan mendorong bisnis penjualan perangkat lunak di Indonesia.
“Harus optimis, karena kami menginginkan pertumbuhan usaha tahun ini 2017 akan tercermin dari laba bersih dan pendapatan yang masing-masing diproyeksikan tumbuh 10%,” ujar Wahyudi
Lebih lanjut, Wahyudi menjelaskan pertumbuhan bisnis sepanjang tahun 2017 masih mengikuti tren penurunan yang terjadi pada tahun 2016.
Tahun lalu, Multipolar Technology meraih pendapatan Rp 1,927 triliun, turun 9,9% dibanding periode 2015 sebesar Rp 2,14 triliiun.
“Meskipun tahun 2016 kondisi ekonomi membaik, namun kenyataannya para pelanggan lebih mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan melakukan efisiensi belanja IT. Hal itu diperkirakan masih berlanjut pada tahun 2017,” paparnya.
Faktor lain yang menekan kinerja Multipolar Technology adalah bergesernya fokus penjualan perusahaan dari perangkat keras ke perangkat lunak.
“Yang pasti MLPT tetap menunjukkan kinerja positif pada 2017 dengan terus mendorong penjualan solusi dan layanan yang sudah difokuskan sejak tahun 2015.
Saat ini, dikatakan Wahyudi sektor keuangan masih menjadi salah satu andalan bisnis inti MLPT yang merupakan kontributor utama terhadap total pendapatan, selanjutnya sektor telekomunikasi, jasa ritel dan distribusi, manufaktur, migas.
Menurutnya sepanjang perjalanan MLTP di tahun 2016, pihaknya mencatat pendapatan sebesar Rp1,927 triliun, turun 9,9% dibandingkan periode 2015 sebesar Rp2,14 triliun. Sementar laba bersih mencapai Rp130,17 miliar naik 33,9% dari tahun 2015 sebesar Rp97,21 miliar.
Sementara, untuk tahun 2017 ini perusahaan akan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar sebesar Rp123 miliar untuk mendukung ekspansi anak usaha.
Sedangkan untuk sumber pendanaan capex, berasal dari modal sendiri (equity) sebesar 25% selebihnya 75% dari pinjaman perbankan (Bank Permata, Bank Mayapada, dan bank asing).
Pada RUPS tersebut, perseroan memutuskan pembagian dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp59,06 miliar atau 40 % dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan di tahun 2016 sebesar Rp130,165 miliar.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post