youngster.id - Nadiem Makarim dianugerahi penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 di bidang inovasi ekonomi dan bisnis. Sang Pendiri dan CEO Gojek menjadi penerima penghargaan termuda sepanjang sejarah dalam kategori tersebut.
Nikkei Asia Prize diberikan oleh Nikkei Inc. sejak 1996 untuk para individu dan organisasi yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa bagi pengembangan kawasan dan membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Asia.
”Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk menerima penghargaan dari Nikkei, salah satu institusi paling berpengaruh di Jepang, yang telah diakui oleh banyak pemimpin dari Asia. Sejak awal mendirikan Gojek, kami selalu berusaha untuk mempermudah hidup masyarakat dengan menggunakan teknologi. Saya bersyukur menjadi bagian dari tim inovatif yang mampu mewujudkan berbagai hal menjadi mungkin setiap harinya,” ucap Nadiem selaku Founder dan CEO Gojek dalam siaran pers, Jumat (31/5/2019).
Gojek kini telah berkembang menjadi superapp, platform mobile on-demand terbesar pilihan masyarakat Indonesia. Dalam kurun waktu 1 tahun, Gojek yang berkantor pusat di Indonesia kini telah berekspansi ke Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Menurut Nikkei, penghargaan yang diraih oleh Nadiem Makarim dalam kategori Inovasi Ekonomi dan Bisnis berkaitan dengan kontribusi Gojek dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, memudahkan keseharian pengguna, dan meningkatkan pendapatan mitranya. Penghargaan ini juga dibeikan untuk dua kategori lain, yaitu Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Budaya dan Masyarakat.
Nikkei Asia Prize diberikan beserta penghargaan senilai US$30.000 atau sekitar Rp430 juta. Nadiem akan menggunakan uang hadiah tersebut untuk membantu biaya pendidikan anak dari para mitra driver Gojek di Indonesia. Gojek menggandakan uang hadiah dari Nikkei sehingga terdapat total dana senilai US$60.000 atau sekitar Rp860 juta yang akan disalurkan untuk bantuan biaya pendidikan anak para mitra driver.
Beberapa tokoh Indonesia yang sebelumnya telah mendapatkan penghargaan Nikkei Asia Prize antara lain Bapak Kependudukan Indonesia Widjojo Nitisastro (1996, kategori pertumbuhan regional), Christine Hakim (2002, kategori kebudayaan), serta Ki Manteb Soedarsono (2010, kategori kebudayaan).
STEVY WIDIA
Discussion about this post