Networking Day, Program Pengembangan Wirausaha Sosial Bagi Anak Muda

Networking Day digelar di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Wirausaha sosial tengah marak di Indonesia. Untuk mendorong perkembangan sosiopreneur itu, hadir Networking Day sebuah rangkaian program dan gerakan wirausaha sosial yang ditujukan bagi anak muda untuk menciptakan ide kreatif, mewujudkan gagasan dan mengembangkan jejaring kerja, serta membangun kerjasama (ko-kreasi). Kegiatan ini telah dilaksanakan di Yogyakarta dan Bandung.

Dihadiri oleh puluhan anak muda yang bersemangat untuk mewujudkan usaha kreatif yang berdampak positif, kegiatan Networking Day menjadi ajang berbagi ilmu pengetahuan, pencarian inovasi, dan membuka peluang untuk berkolaborasi serta belajar satu sama lain.

“Antusiasme anak muda Bandung dan Yogyakarta dalam kegiatan Networking Day minggu lalu menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia menyimpan banyak potensi luar biasa yang membutuhkan wadah yang tepat,” kata Johnway Suwarsono Group Brand Manager PT Santos Jaya Abadi dalam keterangannya, Kamis (12/7/2018).

Menurut dia, kegiatan Networking Day hadir sebagai wadah bagi anak muda untuk mengembangkan kapasitas pengetahuan, akses pada berbagai sumberdaya dan jejaring, serta dukungan dari ekosistem sosial yang diharapkan dapat membantu pengembangan produk dan jasa yang dibuat.

“Sejalan dengan komitmen Kapal Api untuk mendukung pertumbuhan sociopreneurship di Indonesia, kami pun sekarang ingin menggali potensi anak muda Jakarta dan mengajak mereka untuk membuat nyata tujuannya dalam menciptakan sebuah usaha sosial yang berdampak,” kata Johnway lagi.

Dalam kegiatan ini hadir Leonard Theosabrata pendiri bengkel kreatif bernama Indoestri Makerspace. Dan Denica Flesch, Founder SukkhaCitta yang bergelut dalam industri tekstil Indonesia melalui produksi batik tulis dengan memberdayakan pengrajin lokal di beberapa desa di Jawa.

Leonard berbagi pengalaman dalam mempertahankan sebuah merek (selfmade) dan berbagi motivasinya mendirikan Indoestri Makerspace.

“Sebagai pelaku industri kreatif, penting bagi kita untuk memahami strategi self-made dengan cara mengerti keseluruhan proses produksi agar melahirkan banyak inovasi baru. Hal ini guna membangun usaha kreatif yang berkelanjutan. Itulah mengapa saya mendirikan Indoestri Makerspace. Bukan untuk mencari laba semata, melainkan kehadiran bengkel kreatif ini berfokus pada orang-orang agar mampu menghasilkan sesuatu, memiliki visi yang kuat, sikap yang benar, dan mampu bertahan setelah keluar dari sini. Kami berharap dapat menumbuhkan banyak merek lokal baru yang berkualitas,” katanya.

Sementara Denica berbagi kisah inspiratif mengenai usaha sosial yang digelutinya. “Penting dalam sebuah bisnis untuk memperhatikan produknya, namun ketika kita memperhatikan orang-orang yang membuatnya, itu yang menjadikan bisnis kita berdampak. Saya memulai SukkhaCitta dengan keyakinan bahwa semua yang kita lakukan memiliki dampak. Sejak awal, SukkhaCitta bukan mengenai sebuah usaha fashion melainkan sebuah usaha untuk memecahkan masalah. Saya percaya bahwa ada cara dan potensi untuk memberdayakan manusia, bukan mengeksploitasinya,” paparnya.

Kegiatan serupa telah dilaksanakan di Bandung bersama mentor program Iwet Ramadan, Co-founder JKTCreative, dan Titin Agustina, Founder Kraviti, serta di Yogyakarta bersama mentor program Helga Angelina, Founder Burgreens dan Andhika Mahardika dan Asri Saraswati, Founder Agradaya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version