youngster.id - National University of Singapore (NUS) menjadikan Jakarta sebagai panggung utama dalam upaya memperkuat ekosistem inovasi Asia Tenggara, dengan menggelar NUS Innovation Forum (NIF). Forum perdana di ibu kota Indonesia ini menghadirkan sekitar 250 pemimpin akademik, alumni NUS, mitra industri, dan perwakilan pemerintah untuk membahas terobosan di bidang Kecerdasan Buatan (AI), Teknologi Mendalam (Deep Tech), dan Ekonomi Digital.
Dengan mengusung tema “AI, Inovasi, dan Pertumbuhan Ekonomi”, NIF Jakarta menjadi tonggak strategis yang menandai komitmen jangka panjang NUS untuk menjembatani riset akademis, kewirausahaan, dan pendidikan. Acara ini secara eksplisit menyoroti pentingnya kemitraan lintas negara dan disiplin untuk mempercepat inovasi berbasis AI dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang transformatif bagi Singapura dan Indonesia.
Presiden NUS, Profesor Tan Eng Chye, menegaskan bahwa hubungan dengan Indonesia telah terjalin erat melalui berbagai inisiatif, termasuk kemitraan universitas dan pusat inovasi BLOCK71.
“NUS berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi mendalam berbasis riset di bidang AI dan deep tech. Ekosistem digital Indonesia yang dinamis menjadikannya mitra penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik. Melalui NIF Jakarta, kami menghubungkan ide dan manusia untuk membangun proyek serta kemitraan konkret antara para inovator di Singapura dan Indonesia,” papar Profesor Tan Eng Chye, dikutip Sabtu (25/10/2025).
Sorotan utama dari forum ini adalah diskusi panel yang melibatkan para pemimpin inovasi dari empat universitas terkemuka: Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan NUS. Diskusi ini berfokus pada peran vital institusi pendidikan tinggi dalam mendorong riset mutakhir, menumbuhkan pola pikir kewirausahaan, dan secara langsung mendukung transformasi ekonomi di tingkat regional.
Para panelis menggarisbawahi peluang untuk memperkuat sinergi antara dunia riset dan industri melalui proyek kolaboratif, mulai dari riset terapan di bidang AI hingga inisiatif pengembangan talenta dan akselerasi start-up.
Komitmen NUS terhadap kewirausahaan di Indonesia diimplementasikan melalui NUS Enterprise, yang merupakan jantung dari kegiatan inovasi universitas. NUS Enterprise berfokus pada pembangunan ekosistem inovasi, alih teknologi, dan komersialisasi hasil riset.
Secara operasional di Indonesia, NUS Enterprise bermitra dengan Innovation Factory milik Salim Group melalui jaringan BLOCK71. Sebagai ekosistem akselerator global yang kini hadir di 11 kota dunia, termasuk di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, inisiatif ini memberikan akses krusial bagi start-up lokal. Fasilitas ini menyediakan mentor, investor, ruang kerja kolaboratif, serta peluang ekspansi ke pasar regional dan global.
Acara NIF juga menampilkan pameran start-up Indonesia dari ekosistem BLOCK71, yang memamerkan solusi inovatif, khususnya di bidang medtech dan food tech, serta aplikasi berbasis AI, yang menunjukkan hasil nyata dari dukungan ekosistem ini.
Di balik NIF adalah jaringan alumni NUS yang kuat, yang berfungsi sebagai jembatan penting antara NUS dan ekosistem inovasi di Indonesia. Indonesia sendiri merupakan rumah bagi komunitas alumni NUS yang aktif di berbagai sektor, mulai dari teknologi hingga pemerintahan dan keuangan.
“Kami memandang Indonesia bukan hanya sebagai mitra dekat, tetapi juga sumber inspirasi. Inovasi yang kami bahas di NIF melampaui teknologi, ini tentang membangun pola pikir global yang mendorong kemajuan sosial dan ekonomi berkelanjutan,” kata Ovidia Lim-Rajaram, Chief Alumni Officer NUS.
David Suwarto, Ketua NUS Alumni Network Jakarta, menambahkan bahwa jaringan alumni mengubah wawasan bersama menjadi percakapan bermakna, memberikan akses bagi peserta dan mitra terhadap praktik terbaik serta hasil riset terkini.
“NIF Jakarta menandai langkah penting dalam memperkuat kolaborasi dan menegaskan komitmen NUS untuk memajukan inovasi dan pengembangan talenta di kawasan Asia Tenggara,” imbuh David. (*AMBS)



















Discussion about this post