Pasar IoT Indonesia Diprediksi Capai Rp 444 Triliun

Sinergi Layanan Internet of Things (IoT) antara PT Telkom dan PT INTI. (Foto: Istimewa/Youngster.id)

youngster.id - Pangsa pasar Internet of Things (IoT) di Indonesia baru mulai tumbuh bahkan diprediksi mencapai Rp 444 triliun pada 2022, dengan lebih dari 400 juta perangkat sensor terpasang.

Teguh Prasetya, Founder Indonesia IoT Forum mengatakan, IoT adalah masa depan dari bisnis digital di Indonesia sehingga keberpihakan kepada lokal sejak awal harus menjadi perhatian pemerintah.

Secara rinci, angka ini terdiri dari konten dan aplikasi sebesar Rp 192,1 triliun, disusul platform sebesar Rp 156,8 triliun, perangkat IoT sebesar Rp56 triliun, serta network dan gateway sebesar Rp 39,1 triliun.

Hasil survei yang diadakan oleh Indonesia IoT Forum Agustus lalu mencatat sebanyak 88,5% responden setuju jika Pemerintah mengatur IoT di Indonesia dari sisi pelayanan layanan publik melalui aturan lisensi penyelenggaran jasa dan dari sesi jaringan melalui aturan frekuensi baik license dan unlicensed.

Hasil survei juga mencatat mayoritas pelaku industri IoT di Indonesia menggunakan network gateway berbasis teknologi WLAN (88,5%), Proximity (61,5%), WWAN (57,7%), LPWAN (50%), WPAN (46%) dan lainnya (38%).

Sementara itu, Kementerian Kominfo sedang menyiapkan roadmap IoT untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing nasional, menjaga kedaulatan bangsa melalui pengembangan ekosistem IoT nasional yang berkelanjutan, dan mendukung peningkatan kualitas SDM Indonesia.

“Kami mengerti pasar butuh berkembang, jangan sampai kebijakan yang dikeluarkan malah menyulitkan para pemain IoT untuk mengembangkan industri ini di Indonesia,” ujar Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo.

Ada tiga aspek yang menjadi fokus utama dari regulasi pemerintah, yaitu frekuensi, standardisasi peranti, dan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Dua aspek pertama menjadi domain Kemkominfo sementara aspek TKDN diatur oleh Kementerian Perindustrian.

“Kami tidak bisa memuaskan semua pihak, namun bagaimana kebijakan ini dapat mendorong transformasi Indonesia menjadi negara yang mandiri dan maju melalui pengembangan IoT yang berkelanjutan,” tambahnya.

STEVY WIDIA

Exit mobile version