Paving Block Ramah Lingkungan Dari Limbah Jagung dan Padi

ITERA Paving Block

Abdul Khanafi, Dewi Nur Azizah dan Adelia Pragesti dari ITERA. (Foto: istimewa)

youngster.id - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang terdiri dari Abdul Khanafi dari Prodi Teknik Petambangan, Dewi Nur Azizah dan Adelia Pragesti dari Program Studi Teknik Biomedik berhasil mengembangkan paving block ramah lingkungan melalui pemanfaatan daur ulang limbah tongkol jagung dan sekam padi.

Ketua tim Abdul Hanafi mengatakan, latar belakang terbentuknya ide memanfaatkan limbah jagung  tersebut karena melihat kondisi daerah Lampung yang memiliki produksi jagung, padi dan singkong yang melimpah. Limbah tersebut selama ini belum dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat.

“Untuk itu kami mencoba menggagas ide memanfaatkan tongkol jagung,sekam padi untuk campuran pembuatan paving block untuk menambah kuat tekan paving block,” ujar Abdul Hanafi dalam keterangan resmi Humas ITERA Rabu (1/9/2021).

Dia menambahkan untuk memuluskan idenya tersebut, komponen tongkol jagung dan sekam padi  yang akan dimanfaatkan dilakukan tiga tahapan pengolahan. Tahapan pertama yaitu proses pengalusan tongkol jagung dan pembakaran tongkol jagung serta sekam padi menjadi abu, tahap kedua yaitu pengolahan menjadi paving block dengan mencampurkan semua bahan, dan ditahap ketiga uji kuat tekan paving block.

Dalam melakukan percobaan, Abdul Khanafi beserta tim anggota melakukan studi pustaka mengenai kandungan yang terdapat dalam limbah tongkol jagung dan sekam padi. Kemudian melakukan perencanaan mix desain rasio dalam pembuatan paving block.

Dengan begitu, uji coba inovasi tersebut dilakukan empat sampel yang terdiri dari satu sampel SNI sebagai tolak ukur dan tiga sampel penambahan abu sekam dan tongkol jagung dengan masing-masing penambahan 0.5% abu sekam padi dan 0.5% abu tongkol jagung pada setiap sampel. Rasio,air,dan kerikil yang digunakan untuk sampel sama agar lebih relevan karena variabel bebas diterapkan.

Lebih jauh, Abdul Khanafi menjelaskan bahwa paving block yang akan diuji kuat tekan saat beton berumur 28 hari dan diberikan perawatan juga untuk menjaga kualitasnya.

“Sedangkan untuk perbedaan dengan paving block SNI terletak dari campuran bahan dan mekanisme pembuatan. Dilakukan uji coba kekuatan paving block sampel satu SNI menghasilkan kuat tekan 25,38 termasuk kategori mutu B. Sementara, sampel campuran 2, campuran 3,dan campuran 4  menghasilkan kuat tekan 12.97 Mpa,13,70 Mpa, dan 14,25 Mpa. Kuat tekan tersebut kategori mutu C kisaran 12,5-15 Mpa yang dipergunakan untuk  pejalan kaki,” jelasnya.

“Dalam segi pembuatan paving block terdapat faktor yang mempengaruhi kualitas kuat tekan pada campuran 2-4. Seperti cuaca yang kurang mendukung untuk penjemuran,alat yang masih kurang memadai dan penampang yang digunakan saat uji kekuatan lebih kecil dibandingkan luas dari paving block,” pungkasnya.

Tim ini meraih  juara favorit dalam ajang lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Nucleon Science Paper Contest Tahun 2021 yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang Juli lalu.

 

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version