Pelaku UMKM Indonesia Butuh Pendanaan Hingga Rp 19,5 Miliar

Bizhare

Kunjungan Bizhare pada gerai UKM Dawet Kemayu. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan penopang perekonomian Indonesia. Saat ini ada sekitar 65 juta UMKM yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.  Namun salah satu  masalah  terbesar  UMKM  saat ini  adalah terkendala dalam sisi pendanaan untuk ekspansi bisnisnya.

Data menunjukkan bahwa 55 % UMKM membutuhkan pendanaan untuk ekspansi sedangkan 45% masih membutuhkan pendampingan bisnis. Sedangkan dari segi skema pendanaan, sebanyak 67% bisnis UMKM lebih memilih skema pendanaan syariah dan 33% bisnis UMKM memilih skema pendanaan konvensional. Melalui data survey tersebut juga menunjukkan total pendanaan yang dibutuhkan oleh bisnis UMKM saat ini mencapai 19,5 miliar.

Berdasarkan data rasio kredit perbankan untuk UMKM per Juli 2021 baru mencapai 19% atau sekitar Rp 1.080 triliun, dengan kredit  untuk usaha  kecil dan menengah  mencapai 79%. Kehadiran solusi pendanaan yang murah dan mudah seperti skema urun dana (Securities Crowdfunding) semakin dibutuhkan oleh pelaku bisnis UMKM.

Dalam misi mewujudkan solusi pendanaan bisnis UMKM di Indonesia melalui skema urun dana (Securities Crowdfunding), Bizhare bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melakukan kunjungan ke berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Makassar dan Nusa Tenggara Barat.

CFO Bizhare, Gatot Adhi Wibowo menjelaskan melalui kunjungan ini Bizhare melakukan pendampingan UKM untuk naik kelas dan investable, membantu UKM berorientasi ekspor, dan membantu pendanaan bagi UKM untuk ekspansi dengan skema pendanaan urun dana yang melibatkan masyarakat sebagai pemodal dan bisnis UKM sebagai penerbit. “Ini menjadi langkah awal bagi bisnis UKM dapat Go Public di Bursa Efek Indonesia” kata Gatot dalam keterangan pers, Jumat (3/12/2021).

Melalui kegiatan ini Bizhare melakukan survey dan pengambilan sampel mengenai probabilitas pendanaan bisnis UMKM melalui skema securities crowdfunding.

Sementara itu Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM, Hanung Harimba Rachman menegaskan, “Alumni” Securities crowdfunding akan didorong untuk dapat Go Public di Bursa Efek Indonesia untuk dapat mengakses investasi yang lebih besar dan bertransformasi menjadi usaha besar.

Menurut Gatot, pemerintah menargetkan 30% dari total bisnis UKM yang terlibat dalam survey dan kunjungan Bizhare dan KemenkopUKM siap mendukung acara Konferensi Tingkat Tinggi G20 dan dapat terdanai melalui skema urun dana Bizhare.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version