Peluang dan Tantangan AI dalam Bisnis

Artificial Intelligence

5 Tren Teknologi RELEX: AI dan ML Belum Jadi Prioritas Investasi oleh Perusahaan (Foto: ilustrasi)

youngster.id - Tren pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di dunia bisnis semakin menunjukkan manfaat yang signifikan. Hal ini membawa dampak positif dalam berbagai sektor kehidupan, terutama dalam segi bisnis.

Co-Founder KORIKA dan Profesor ITB, Bambang Riyanto Trilaksono, menjelaskan tren teknologi AI akan terus berkembang dengan cepat.

“Saat ini, kita berada di dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik,” kata Bambang, dalam acara Next Level AI Conference: Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence, dikutip MInggu (26/11/2023).

Meski baru di level ANI, sudah banyak proses bisnis yang dapat dikerjakan oleh AI, seperti yang ditunjukkan tools seperti ChatGPT.

“Ke depan, perkembangan AI akan bergerak ke Artificial General Intelligence (AGI) yang lebih cerdas dan dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih kompleks,” tambahnya.

Beberapa implementasi AI yang langsung dirasakan masyarakat, seperti penggunaan teknologi AI untuk membantu petani dan nelayan dalam meningkatkan produktivitasnya. Departemen Kesehatan pun sudah mulai mengadopsi AI, dengan membuat virtual assistant bagi ibu balita.

Seperti diungkap Setiaji, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan dan Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, virtual assistant ini akan tampil dalam bentuk video di akun Whatsapp sang ibu, dan akan membacakan hasil pemeriksaan bayi yang diperiksa di fasilitas kesehatan. “Jadi ibu bisa lebih paham proses tumbuh kembang anak,” ujar Setiaji.

Kini, implementasi AI pun semakin mudah berkat kehadiran platform siap pakai yang disediakan penyedia solusi seperti Microsoft dan Google. Seperti diungkap Megawaty Khie, Director, Channels and Strategic Partnership, South East Asia, Google Cloud mengatakan, Google saat ini aktif menggunakan teknologi AI di layanan mereka seperti Gmail, Drive, sampai Youtube.

“Teknologi AI ini kemudian ditawarkan Google bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan AI di dalam proses bisnisnya,” kata Megawaty.

Demikian pula Microsoft yang menyediakan Copilot, sebuah set of tools yang diintegrasikan ke software Microsoft seperti Office 365.

Panji Wasmana, Director, National Technology Officer Microsoft Indonesia menjelaskan, Copilot ini berfungsi meningkatkan produktivitas sekaligus menyederhanakan pekerjaan karyawan.

“Perlu dipahami jika AI hanya co-pilot dan kita adalah pilot yang menginstruksikan apa yang harus dilakukan AI,” ucap Panji.

Meski menawarkan banyak keuntungan, Megawaty Khie dan Panji Wasmana sepakat pentingnya etika dalam implementasi AI. Selain itu, peran people alias talenta tetap krusial dalam mengembangkan teknologi ini. Karena itulah baik Google dan Microsoft menyediakan berbagai pelatihan gratis bagi talenta Indonesia yang ingin mengembangkan skills di bidang AI. (*AMBS)

 

Exit mobile version