Peluang Startup “Early Stage” Masih Terbuka Luas

Sribuu

Tim Sribuu. (Foto: istimewa)

youngster.id - CB Insights mencatat, sepanjang 2021, kucuran modal bagi startup pra-Seri A maupun Seri A mencapai angka US$772 juta. Ini menunjukkan ada kenaikan sebesar 214% secara YoY. Pendanaan di tahap ini menunjukkan peluang masih terbuka sangat lebar bagi para founders perusahaan startup yang masih berada di tahap awal atau early-stage. 

Hal ini juga yang mendorong Amazon Web Services (AWS) terus mendukung startup Indonesia dari early-stage hingga tahap lebih lanjut. Kini, AWS tengah membimbing dua startup early stage Sribuu dan Twibbonize

Country Manager Indonesia, Amazon Web Services (AWS) Gunawan Susanto,  mengatakan bahwa AWS telah menemani perjalanan sejumlah startup anak bangsa. Dukungan AWS kepada perusahaan startup berupa memanfaatkan cloud AWS tidak perlu mengeluarkan modal besar di awal dan dapat membayar sesuai kebutuhan (pay as you go), kecepatan, inovasi tanpa batas dengan risiko yang lebih minim, dan kebebasan untuk berfokus pada permasalahan inti bisnis.

“Dengan diluncurkannya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada bulan Desember lalu, pelanggan dapat menikmati tata kelola data serta latensi yang jauh lebih rendah,” ujar Gunawan dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022).

CTO dan Co Founder Sribu Francisca Susan mengatakan, dengan menggunakan teknologi machine learning AWS pihaknya dapat menerapkan strategi berhemat yang optimal bagi masing-masing pengguna.

“Sepuluh tahun lalu saja, tidak mungkin perusahaan startup seukuran kami dapat mengakses teknologi termutakhir seperti cloud dan machine learning karena terkendala biaya. Namun sekarang, teknologi dapat dimanfaatkan oleh semua orang untuk merealisasikan dan menskalakan ide bisnisnya,” katanya.

Dia juga mengaku Sribuu banyak mendapatkan dukungan melalui berbagai program inkubator. “Berkat AWS yang terus membuat teknologi semakin terjangkau, kami dapat mengalokasikan anggaran untuk merekrut talenta-talenta yang berbakat untuk menunjang perusahaan dalam jangka panjang,” katanya.

Hal senada juga dirasakan oleh Twibbonize. Startup yang mengembangkan aplikasi pembuat twibbon, yakni bingkai foto digital untuk melakukan kampanye online ini mengalami pertumbuhan  pesat. Dalam waktu kurang dari 3 tahun, Twibbonize berhasil meraih 120 juta pengguna, dengan 90 juta pengguna dari Tanah Air dan selebihnya dari mancanegara, seperti Filipina dan Thailand. Padahal Twibbonize belum pernah menerima pendanaan.

“AWS membantu kami untuk menskalakan bisnis dan operasional Twibbonize agar dapat disesuaikan dengan lonjakan pengguna kami yang cukup signifikan. Kami juga menikmati banyak manfaat dari AWS Activate. Dan, AWS pun secara konsisten mengoptimalisasi biaya yang perlu dikeluarkan. Pertumbuhan Twibbonize tidak lepas dari bimbingan AWS yang berharga,” ucapnya.

Fokker berharap dengan dukungan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region, akan muncul startup-startup lokal seperti Twibbonize yang diinisiasi oleh muda-mudi Indonesia. “Pesan kami kepada calon founders, hal yang terpenting adalah percaya sepenuhnya kepada ide dan misi yang dimiliki,” pungkas Fokker.

 

STEVY WIDIA

 

Exit mobile version